Kontraksi & Persalinan : Kapan Saatnya Melahirkan Bayi



 yakni serangkaian kontraksi rahim yang teratur Kontraksi & Persalinan : Kapan Saatnya Melahirkan Bayi
HIS

His (Kontraksi) yakni serangkaian kontraksi rahim yang teratur, yang secara sedikit demi sedikit akan mendorong janin melalui serviks (rahim potongan bawah) dan vagina (jalan lahir), sehingga janin keluar dari rahim ibu.

Kontraksi menimbulkan serviks membuka secara sedikit demi sedikit (mengalami dilatasi), menipis dan tertarik hingga hampir menyatu dengan rahim.
Perubahan ini memungkinkan janin sanggup melewati jalan lahir.

Pembukaan serviks

His biasanya mulai dirasakan dalam waktu 2 ahad (sebelum atau sesudah) tanggal asumsi persalinan.


Penyebab yang niscaya dari mulai timbulnya his tidak diketahui. Mungkin alasannya yakni dampak dari oksitosin (hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisa dan menimbulkan kontraksi rahim selama persalinan).

Persalinan biasanya berlangsung selama tidak lebih dari 12-14 jam (pada kehamilan pertama) dan pada kehamilan berikutnya cenderung lebih singkat (6-8 jam).

Show (sejumlah kecil darah yang bercampur dengan lendir dari serviks) biasanya merupakan petunjuk bahwa persalinan segera dimulai; tetapi show sanggup keluar 72 jam sebelum kontraksi dimulai.


Kadang selaput ketuban pecah sebelum persalinan dimulai dan cairan ketuban mengalir melalui serviks dan vagina. Jika selaput ketuban pecah, segera hubungi dokter atau bidan.

Sekitar 80-90% perempuan yang selaput ketubannya pecah berlanjut menjadi persalinan impulsif dalam waktu 24 jam. Jika setelah lewat 24 jam persalinan belum juga dimulai dan keadaan bayinya baik, biasanya dilakukan induksi persalinan untuk mengurangi resiko abses tanggapan masuknya basil dari vagina ke dalam rahim. Infeksi sanggup menyerang ibu maupun bayinya.
Untuk menginduksi persalinan biasanya dipakai oksitosin atau obat yang serupa.

Tanda-tanda yang memperlihatkan bahwa ketika persalinan semakin mendekat
Tanda
Perasaan seperti bayi telah turun ke bawah

Artinya
Lightening, yaitu turunnya bayi. Kepala bayi telah masuk ke dalam panggul ibu

Kapan terjadi
Mulai dari beberapa ahad hingga beberapajam sebelum persalinan dimulai

TandaKeluar cairan dari vagina (jernih, berwarna pink atau sedikit mengandung darah)

Artinya
Show, yaitu lendir kental yang tertimbun di serviks selama kehamilan. Ketika serviks mulai berdilatasi, lendir ini terdorong ke dalam vagina

Kapan terjadi
Beberapa hari sebelum persalinan dimulai atau pada awal persalinan

TandaKeluar cairan encer yang memancar atau mengucur dari vagina

Artinya
Selaput ketuban pecah, yaitu pecahnya kantung berisi cairan yg mengelilingi bayi selama dalam kandungan

Kapan terjadi
Mulai dari beberapa jam sebelum persalinan dimulai hingga setiap ketika selama persalinan

TandaPola kram yg teratur, yg mungkin dirasakan sebagai nyeri punggung atau kram menstruasi

Artinya
Kontraksi, yaitu mengkerut & mengendurnya rahim. Semakin erat ketika persalinan, kontraksi ini semakin kuat & sanggup menimbulkan nyeri alasannya yakni serviks membuka & bayi bergerak di sepanjang jalan lahir

Kapan terjadi
Pada awal persalinan


Perbedaan antara his sejati dan his palsu

Sebelum terjadinya his sejati, seorang calon ibu sanggup mencicipi his palsu atau kontrksi rahim yang tidak teratur. His ini disebut kontraksi Braxton Hicks.
Ini merupakan hal yang normal dan mungkin lebih sering muncul pada sore hari.

Mungkin sulit untuk membedakan his sejati dari his palsu. Biasanya his palsu tidak sesering dan tidak sekuat his asli. Kadang satu-satunya cara untuk mengetahui perbedaan antara his sejati dan his palsu yakni melaksanakan investigasi dalam. Pada investigasi dalam sanggup diketahui adanya perubahan pada serviks yang menandakan dimulainya proses persalinan.

Perbedaan antara his palsu dan his sejati

Jenis perubahan
Karakteristik kontraksi

His palsu
Tidak teratur & tidak semakin sering (disebut kontraksi Braxton Hicks)

His sejati
Timbul secara teratur dan semakin sering, berlangsung selama 30-70 detik

Jenis perubahanPengaruh gerakan tubuh

His palsu
Jika ibu berjalan atau beristirahat atau bila posisi tubuh ibu berubah, kontraksi akan menghilang/berhenti

His sejati
Meskipun posisi/gerakan ibu berubah, kontraksi tetap dirasakan

Jenis perubahan
Kekuatan kontraksi

His palsu
Biasanya lemah & tidak semakin kuat (mungkin menjadi kuat kemudian melemah) Kontraksinya semakin kuat

His sejati
Nyeri alasannya yakni kontraksi Biasanya hanya dirasakan di tubuh potongan depan Biasanya berawal di punggung dan menjalar ke depan

Pemeriksaan yang secara rutin dilakukan terhadap perempuan hamil yang sedang memasuki proses persalinan adalah:
- Berat badan
- Tekanan darah
- Denyut nadi dan laju pernafasan
- Analisa air kemih dan darah
- Pemeriksaan perut untuk memperkirakan besar, posisi dan letak janin
- Denyut jantung bayi
- Pemeriksaan dalam untuk mengetahui besarnya pembukaan atau keutuhan selaput ketuban.
Cairan ketuban yang berwarna kehijauan, penyebabnya yakni tinja janin yang pertama (mekonium) dan merupakan menandakan bahwa janin dalam keadaan gawat. Pengeluaran mekonium oleh janin biasanya terjadi hanya bila janin berada dalam keadaan gawat atau janin berada dalam letak bokong.

Letak dan posisi janin akan menghipnotis proses persalinan. Letak kepala merupakan letak yang terbaik untuk persalinan yang aman.
Selama 1-2 ahad terakhir, sebagian besar janin akan berputar sehingga kepalanya terletak di bawah.
Letak bokong dan letak pundak merupakan penyulit dalam persalinan. Persalinan akan berlangsung lebih gampang bila bayi berada dalam letak kepala dengan wajah yang menghadap ke punggung ibu.

Selama proses persalinan, untuk mencegah kehilangan cairan tubuh biasanya cairan diberikan melalui infus. Selain itu, infus juga sanggup dipakai untuk mengatakan obat.
Pemberian cairan melalui infus memungkinkan ibu untuk tidak makan dan minum selama persalinan sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya muntah dan terhirupnya muntahan. Menghirup muntahan sanggup menimbulkan sindroma Mendelson (peradangan paru-paru).
Untuk menetralisir asam lambung, antasid biasanya diberikan pada ketika masuk rumah sakit dan selanjutnya setiap 3 jam. Antasid sanggup mengurangi resiko kerusakan paru-paru tanggapan terhirupnya muntahan.

Tahapan persalinan:

A. Tahap I : mulai dari awal his hingga pembukaan lengkap (sekitar 10 cm)

# Fase awal (fase laten)
- Kontraksi semakin kuat dan teratur
- Rasa nyeri masih bersifat minimal
- Serviks menipis dan membuka hingga sekitar 4 cm
- Fase ini berlangsung selama 8,5 jam (pada kehamilan pertama) dan 5 jam (pada kehamilan selanjutnya)

# Fase aktif
- Serviks membukan hingga 10 cm
- Bagian terendah bayi (biasanya kepala) mulai turun ke dalam panggul ibu
- Ibu mulai mencicipi desakan untuk mengedan
- Fase ini berlangsung sekitar 5 jam (pada kehamilan pertama) dan 2 jam (pada kehamilan berikutnya)

B. Tahap II : mulai dari pembukaan lengkap hingga bayi keluar dari rahim ibu.
Berlangsung selama 60 menit (pada kehamilan pertama) dan 15-30 menit (pada kehamilan berikutnya).

C. Tahap III : mulai dari kelahiran bayi hingga pengeluaran plasenta (ari-ari). Biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit.

Selama tahap I, ibu dihentikan mengedan alasannya yakni mengedan sebelum pembukaan lengkap akan menghabiskan tenaga dan sanggup menimbulkan robekan pada serviks. Denyut jantung ibu dan bayi diperiksa setiap 15 menit.

Jika denyut jantung bayi terlalu cepat atau terlalu lambat, maka dipertimbangkan untuk melahirkan bayi melalui operasi sesar atau dengan pemberian forseps atau tindakan korektif lainnya (misalnya ibu disuruh berbaring miring ke kiri, menambah jumlah cairan infus atau mengatakan oksigen melalui selang hidung).

Selama tahap II, ibu diharuskan mengedan setiap mencicipi kontraksi semoga bayi terdorong ke vagina.
Pemantauan denyut jantung bayi dilakukan setiap 3 menit.


Persalinan spontan

Teknik persalinan impulsif yang paling populer yakni metoda Lamaze.
Teknik lainnya yakni metoda Leboyer, yang terdiri dari melahirkan di ruang gelap dan merendam bayi dalam air hangat segera setelah dilahirkan.

Pada persalinan spontan, untuk mengontrol nyeri selama persalinan dipakai teknik relaksasi dan pernafasan.

Untuk mempelajari teknik ini, calon ibu dan suaminya sanggup mengikuti latihan di rumah sakit maupun klinik bersalin.

Pada teknik relaksasi, ibu secara sadar menegangkan sebagian tubuhnya kemudian mengendurkannya. Teknik ini membantu ibu mengendurkan seluruh tubuhnya ketika rahim berkontraksi dan ketika rahim tidak berkontraksi.

Beberapa jenis pernafasan sanggup membantu ibu dalam menghadapi persalinan tahap I (sebelum diperbolehkan mengedan):

# Menarik nafas dalam (untuk membantu ibu relaks), dilakukan pada awal dan selesai kontraksi
# Menarik nafas dangkal dan cepat di dada potongan atas, dilakukan pada ketika kontraksi mencapai puncaknya
# Menarik nafas pendek dan cepat diikuti dengan menghembuskan nafas melalui mulut, dilakukan untuk menahan cita-cita untuk mengedan (sebelum terjadi pembukaan lengkap).

Pada stadium II, ibu mulai boleh mengedan dan diselingi dengan menarik nafas cepat dan pendek.

Selama hamil, calon ibu dan pasangannya sebaiknya melaksanakan latihan teknik relaksasi dan pernafasan secara rutin.

Selama persalinan berlangsung, sang suami sanggup membantu calon ibu dengan mengingatkan apa yang seharusnya dilakukan pada setiap tahapan persalinan dan menenangkannya bila terlihat tegang. Pemijatan sanggup membantu mengurangi ketegangan pada calon ibu.


Menghilangkan nyeri selama persalinan
Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu anlgetik dan anestesi.
Analgetik yakni obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. Seseorang yang mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri.
Anestesi yakni hilangnya rasa. Beberapa jenis anestesi menimbulkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya menghilangkan nyeri dari potongan tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar.

Tidak semua perempuan yang akan menjalani memerlukan obat pereda nyeri dan tidak semua rumah sakit memperlihatkan semua jenis obat pereda nyeri.

1. Analgetik sistemik
Analgetik sistemik seringkali diberikan dalam bentuk obat suntik yang disuntikkan melalui otot (intramuskuler maupun pembuluh darah (intravena). Obat ini meredakan nyeri tanpa menimbulkan hilangnya kesadaran.
Analgetik sistemik bekerja pada seluruh sistem saraf. Kadang obat lainnya diberikan bersamaan dengan analgetik sistemik untuk mengurangi ketegangan atau rasa mual.

Efek sampingnya ringan, yaitu berupa perasaan berputar atau sulit berkonsentrasi.
Obat ini tidak diberikan sesaat sebelum persalinan alasannya yakni sanggup menimbulkan refleks dan pernafasan bayi ketika lahir menjadi lambat.

2. Anestesi lokal
Anestesi lokal biasanya hanya mengatakan dampak kepada potongan tubuh tertentu.
Untuk menghindari robekan pada perineum (daerah antara vagina dan rektum) ibu, sebelum bayi lahir dilakukan episiotomi, yaitu pemotongan jaringan vagina. Anestesi lokal sanggup diberikan setelah episiotomi dilakukan atau ketika dilakukan penjahitan luka episiotomi.
Anestesi lokal jarang besar lengan berkuasa terhadap bayi.

3. Blok pudenda
Blok pudenda disuntikkan sesaat sebelum persalinan untuk menghilangkan nyeri di kawasan perineum.
Blok pudenda mengurangi nyeri yang mungkin akan dirasakan ibu di sekitar vagina dan rektum ketika bayi bergerak di sepanjang jalan lahir.
Blok pudenda merupakan jenis anestesi yang paling kondusif dan jarang terjadi imbas samping yang serius.

4. Blok epidural
Blok epidural (suatu anestesi regional) akan menghipnotis potongan tubuh yang lebih luas. Cara ini menimbulkan hilangnya rasa pada tubuh potongan bawah.

Luasnya pembiusan tergantung kepada jenis dan takaran obat yang digunakan.
Blok epidural disuntikkan ke dalam punggung potongan bawah. Obat disuntikkan melalui rongga epidural yang berada diluar korda spinalis. Tempat ini dilalui oleh saraf yang membawa rasa nyeri dari tubuh potongan bawah.

Blok epidural membantu mengurangi nyeri tanggapan kontraksi dan nyeri pada vagina ketika bayi lahir.

Blok epidural dalam takaran yang lebih tinggi dipakai untuk menghilangkan nyeri pada operasi sesar.

Efek samping dari blok epidural yakni penurunan tekanan darah ibu yang bersifat sementara, yang sanggup menimbulkan denyut jantung bayi menjadi lambat. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, biasanya kepada ibu diberikan cairan melalui infus atau ibu diminta untuk berbaring miring guna memperbaiki peredaran darahnya.

Efek samping yang serius dari blok epidural adalah:
- Sakit kepala andal yang bila tidak diobati sanggup berlangsung selama beberapa hari atau minggu. Ini terjadi bila selaput yang membungkus korda spinalis mengalami robekan.
- Kesulitan bernafas terjadi bila obat masuk ke dalam cairan spinal.
- Pusing atau kadang kejang, bila obat masuk ke dalam vena.

5. Blok spinalis
Blok spinalis mirip blok epidural, yaitu suntikan obat bius pada punggung potongan bawah.
Blok spinalis biasanya hanya diberikan sekali selama persalinan berlangsung.
Blok spinalis sanggup dipakai untuk operasi sesar dan persalinan dengan pemberian forseps atau ekstraksi vakum.
Kadang blok spinalis menimbulkan terjadinya imbas samping yang serupa dengan blok epidural.

6. Pembiusan total
Pembiusan total menimbulkan perempuan yang akan melahirkan tidak sadarkan diri dan tidak mencicipi nyeri.

Pembiusan total tidak dipakai untuk mengurangi nyeri tanggapan kontraksi alasannya yakni sanggup menimbulkan bayi tertidur dan memperlambat refleks dan pernafasan bayi.
Pembiusan total dipakai untuk operasi sesar.

Efek samping yang serius (tetapi jarang terjadi) pada pembiusan total terjadi bila makanan atau asam dari lambung masuk ke trakea (saluran udara) dan paru-paru dan menimbulkan cedera. Untuk menghindari hal ini, biasanya sebelum menjalani pembiusan total, ibu tidak boleh makan dan semoga asam lambung tidak hingga masuk ke paru-paru, biasanya diberikan antasid.

Persalinan yakni keluarnya janin dan plasenta dari rahim.


PERSALINAN

Persalinan yakni keluarnya/lahirnya janin dan plasenta dari rahim.

Di ruang bersalin, ibu dibaringkan pada posisi setengah duduk semoga gaya gravitasi sanggup dipakai semaksimal mungkin. Tekanan janin membantu peregangan jalan lahir dan perineum secara sedikit demi sedikit sehingga resiko robekan semakin kecil. Posisi ini juga menimbulkan berkurangnya tegangan pada punggung dan panggul ibu.

Sebagian ibu lebih menyukai posisi berbaring terlentang meskipuni posisi ini sanggup menimbulkan persalinan berlangsung lebih usang dan memerlukan bantuan.

Setiap rahim berkontraksi, ibu harus mengedan untuk membantu turunnya janin ke jalan lahir dan untuk memperlebar lubang vagina sehingga potongan kepala janin yang tampak semakin besar.

Forseps yakni sebuah alat yang bentuknya mirip tang dan terbuat dari logam, yang dipakai untuk menarik bayi keluar dari jalan lahir.

Forseps dipakai bila ibu tidak kuat mengedan dikarenakan telah mendapatkan suntikan epidural atau bila bayi berada dalam keadaan gawat.

Jika lubang vagina tidak cukup teregang sehingga bayi tidak sanggup melewatinya dan bila kemungkinan akan terjadi robekan, maka dilakukan episiotomi (pemotongan dinding vagina danperineum).

Episiotomi dilakukan untuk mempermudah proses persalinan dan untuk mencegah robekan yang lebih tidak beraturan dan lebih sulit diperbaiki.

Setelah kepala bayi lahir, tubuh bayi akan berputar miring sehingga pundak sanggup dilahirkan dengan mudah. Selanjutnya, potongan tubuh bayi yang lainnya biasanya akan segera lahir.
Lendir dan cairan dari hidung, verbal dan tenggorokan bayi dihisap melalui selang kecil. Tali ari-ari dijepit dan dipotong untuk mencegah perdarahan.
Bayi kemudian dibungkus dengan selimut dan diberikan kepada ibu.

Setelah bayi lahir, perut ibu ditekan dengan lembut untuk merangsang kontraksi rahim. Pada kontraksi pertama atau kedua setelah persalinan, biasanya plasenta akan lepas dari rahim dan dikeluarkan.
Setelah seluruh plasenta keluar, diberikan suntikan oksitosin dan perut ibu dipijat secara periodik untuk merangsang kontraksi rahim. Kontraksi ini penting untuk mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.

Luka robekan alasannya yakni episiotomi kemudian dijahit. Kemudian ibu dipindahkan ke ruang pemulihan.
Jika tidak memerlukan perawatan khusus, bayi sanggup dibiarkan bersama ibu (rooming in). Dengan metoda rooming in, ibu sanggup menyusui bayinya sesuai dengan kebutuhan bayi dan ibu juga berguru merawat bayinya sendiri.

Komplikasi (terutama perdarahan) sering terjadi dalam 4 jam pertama setelah persalinan. Karena itu pada ketika ini dilakukan pemantauan ketat terhadap ibu-ibu yang gres melahirkan anaknya.


Nilai Apgar

Nilai Apgar yakni suatu cara mudah untuk menilai keadaan bayi gres lahir.
Nilai Apgar merupakan alat penyaring untuk memilih pertolongan yang perlu segera diberikan kepada bayi gres lahir.

Nilai Apgar ditentukan dengan menilai denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot, warna kulit dan respon terhadap rangsangan (refleks); masing-masing diberi nilai 0, 1 atau 2:

1. Denyut jantung : dinilai dengan memakai stetoskop dan merupakan evaluasi yang paling penting.
- Jika tidak terdengar denyut jantung : 0
- Jika jantung berdenyut kurang dari 100 kali/menit :1
- Jika jantung berdenyut lebih dari 100 kali/menit : 2
2. Usaha untuk bernafas
- Jika tidak bernafas : 0
- Jika pernafasan lambat atau tidak teratur : 1
- Jika bayi menangis : 2
3. Ketegangan otot
- Jika otot lembek : 0
- Jika lengan atau tungkainya terlipat : 1
- Jika bayi bergerak aktif : 2
4. Refleks : dinilai dengan cara mencubit secara lembut dan perlahan
- Jika tidak timbul refleks : 0
- Jika wajahnya menyeringai : 1
- Jika bayi menyeringai dan terbatuk, bersin atau menangis keras : 2
5. Warna kulit
- Jika kulit bayi berwarna biru pucat : 0
- Jika kulit bayi berawarna pink dan lengan/tungkainya berwarna biru : 1
- Jika seluruh kulit bayi berwarna pink: 2.


Nilai Apgar 8-10 yakni normal, memperlihatkan bahwa bayi berada dalam keadaan yang baik. Nilai 10 sangat jarang ditemui, hampir semua bayi gres lahir kehilangan 1 nilai alasannya yakni kaki dan tangannya yang berwarna kebiruan.

Nilai Apgar yang kurang dari 8 memperlihatkan bahwa bayi memerlukan pemberian untuk menstabilkan dirinya di lingkungan yang baru.

Nilai Apgar 0-3 memperlihatkan bahwa perlu segera dilakukan resusitasi.

Penilaian Apgar secara rutin dilakukan dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir dan kemudian biasanya diulang 5 menit kemudian.

Nilai Apgar 1 menit memperlihatkan toleransi bayi terhadap proses kelahirannya. Nilai Apgar 5 menit menujukkan penyesuaian bayi terhadap lingkungan barunya.

Pada keadaan tertentu, evaluasi Apgar sanggup kembali dilakukan pada menit ke 10, 15 dan 20. Jika pada menit ke 20 nilai Apgar masih tetap rendah, hal ini merupakan resiko tinggi terjadinya maut atau penyakit.

Nama Apgar berasal dari spesialis anestesi Amerika, yaitu Virginia Apgar yang menemukan metoda ini pada tahun 1952. Dokter Apgar telah membantu ribuan persalinan dan melihat bahwa bayi gres lahir pribadi dikirim ke ruang perawatan tanpa menjalani investigasi secara seksama. Dokter Apgar menginginkan bayi dinilai dengan suatu cara yang bermakna oleh petugas di ruang persalinan.


Apa yang terjadi bila tanggal asumsi persalinan telah lewat

Kehamilan biasanya berlangsung selama 38-42 minggu. Kehamilan postmatur terjadi bila kehamilan berlangsung lebih dari 42 minggu. Sekitar 5% kehamilan yakni kehamilan post-matur.

Tanggal asumsi persalinan dihitung menurut hari pertama menstruasi terakhir dan besarnya rahim atau menurut hasil investigasi USG.

Jika tanggal asumsi persalinan telah melewati 1 ahad atau lebih, biasanya dilakukan investigasi terhadap bayi. Denyut jantung bayi diperiksa dengan memakai alat pemantau janin elektronik sebanyak 1-2 kali/minggu. Selain itu, dilakukan investigasi USG untuk melihat cairan ketuban dan gerakan bayi. Bila ibu mencicipi bahwa pergerakan bayi berkurang, harus segera menghubungi dokter.

Dokter juga melaksanakan investigasi dalam untuk melihat perubahan pada serviks.

Jika tanggal asumsi persalinan telah lewat 2 ahad biasanya dilakukan induksi persalinan. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi, mirip gawat janin atau bayi yang terlalu besar.
Gawat janin terjadi bila bayi kekurangan oksigen, kemudian denyut jantungnya menurun dan tidak sanggup mentoleransi stres pada persalinan.

Jika serviks menutup dan tidak memungkinkan untuk dilakukan induksi persalinan, serta hasil investigasi memperlihatkan bahwa keadaan bayi baik, beberapa dokter ada yang menunda persalinan hingga 1 minggu.

Induksi persalinan sanggup dilakukan dengan memakai obat yang disebut oxytocin, yang menimbulkan kontraksi rahim. Oxytocin diberikan melalui infus dan mulai bekerja dalam waktu 1-2 jam.

Induksi persalinan juga sanggup dilakukan dengan memecahkan selaput ketuban.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kontraksi & Persalinan : Kapan Saatnya Melahirkan Bayi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel