Gairah Seksual (Libido) Yang Rendah
Gairah Seksual Yang Rendah yakni hilangnya fantasi seksual yang sifatnya menetap dan sedikitnya gairah untuk melaksanakan acara seksual.
PENYEBAB
Gairah seksual yang rendah terjadi pada laki-laki maupun wanita.
Beberapa orang mempunyai gairah atau ketertarikan seksual yang kurang selama hidupnya.
Kelainan ini mungkin berafiliasi dengan:
- insiden traumatik pada masa kanak-kanak atau remaja
- pementingan fantasi seksual
- kadar hormon testosteron yang rendah (baik pada laki-laki maupun wanita).
Biasanya kelainan ini terjadi sesudah bertahun-tahun sebelumnya mempunyai gairah seksual yang normal.
Penyebabnya bisa berupa:
- kejenuhan dalam suatu hubungan
- depresi
- gangguan hormonal
- pemakaian obat-obat penenang, anti-cemas, anti-depresi dan obat tertentu untuk mengatasi tekanan darah tinggi.
GEJALA
Ciri dari kelainan ini yakni kurangnya ketertarikan seksual, meskipun dalam suasana yang menggairahkan.
Penderita jarang melaksanakan acara seksual dan hal ini bisa menimbulkan perselisihan pada sepasang suami istri.
Beberapa penderita tetap melaksanakan kekerabatan seksual yang cukup sering alasannya yakni mereka ingin memuaskan kawan seksualnya atu alasannya yakni mereka dipaksa untuk melakukannya.
Jika penyebabnya yakni kejenuhan suatu hubungan, maka gairah seksual yang rendah hanya timbul jikalau berhadapan dengan kawan tetapnya, sedangkan jikalau berhadapan dengan wanita/pria lain, gairah seksualnya normal atau bahkan meningkat.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan menurut gejala.
Dilakukan evaluasi terhadap keadaan kesehatan penderita dan obat-obatan yang sedang dikonsumsinya.
Pemeriksaan darah mungkin perlu dilakukan untuk mengukur kadar hormon testosteron dan hormon tiroid, baik pada laki-laki maupun wanita.
PENGOBATAN
Penyuluhan atau terapi sikap (misalnya tehnik pemusatan sensasi) bisa membantu memperbaiki komunikasi diantara pasangan tersebut.
Jika terdapat kekurangan testosteron, maka diberikan suntikan testosteron.
Jika penyebabnya yakni obat-obatan, maka sebaiknya pemakaian obat tidak boleh atau dosisnya dikurangi atau diganti dengan obat lainnya.
PENYEBAB
Gairah seksual yang rendah terjadi pada laki-laki maupun wanita.
Beberapa orang mempunyai gairah atau ketertarikan seksual yang kurang selama hidupnya.
Kelainan ini mungkin berafiliasi dengan:
- insiden traumatik pada masa kanak-kanak atau remaja
- pementingan fantasi seksual
- kadar hormon testosteron yang rendah (baik pada laki-laki maupun wanita).
Biasanya kelainan ini terjadi sesudah bertahun-tahun sebelumnya mempunyai gairah seksual yang normal.
Penyebabnya bisa berupa:
- kejenuhan dalam suatu hubungan
- depresi
- gangguan hormonal
- pemakaian obat-obat penenang, anti-cemas, anti-depresi dan obat tertentu untuk mengatasi tekanan darah tinggi.
GEJALA
Ciri dari kelainan ini yakni kurangnya ketertarikan seksual, meskipun dalam suasana yang menggairahkan.
Penderita jarang melaksanakan acara seksual dan hal ini bisa menimbulkan perselisihan pada sepasang suami istri.
Beberapa penderita tetap melaksanakan kekerabatan seksual yang cukup sering alasannya yakni mereka ingin memuaskan kawan seksualnya atu alasannya yakni mereka dipaksa untuk melakukannya.
Jika penyebabnya yakni kejenuhan suatu hubungan, maka gairah seksual yang rendah hanya timbul jikalau berhadapan dengan kawan tetapnya, sedangkan jikalau berhadapan dengan wanita/pria lain, gairah seksualnya normal atau bahkan meningkat.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan menurut gejala.
Dilakukan evaluasi terhadap keadaan kesehatan penderita dan obat-obatan yang sedang dikonsumsinya.
Pemeriksaan darah mungkin perlu dilakukan untuk mengukur kadar hormon testosteron dan hormon tiroid, baik pada laki-laki maupun wanita.
PENGOBATAN
Penyuluhan atau terapi sikap (misalnya tehnik pemusatan sensasi) bisa membantu memperbaiki komunikasi diantara pasangan tersebut.
Jika terdapat kekurangan testosteron, maka diberikan suntikan testosteron.
Jika penyebabnya yakni obat-obatan, maka sebaiknya pemakaian obat tidak boleh atau dosisnya dikurangi atau diganti dengan obat lainnya.
Masalah Kesehatan Sperma
PENYEBAB
Kondisi yang meningkatkan suhu pada testis (dimana sperma dihasilkan) bisa mengurangi jumlah sperma dalam jumlah besar dan gerakan sperma yang berpengaruh bisa meningkatkan jumlah sperma yang tidak normal. Suhu kemungkinan meningkat dengan berafiliasi dengan panas yang berlebihan, gangguan yang menghasilkan demam jangka panjang, testis yang tidak turun (kelainan langka yang hadir pada ketika lahir, dan pembuluh varicose pada testis (varicocele).
Gangguan hormon tertentu atau genetik bisa menghalangi produksi sperma. Gangguan hormon termasuk hyperprolactinemia, hypothyroidusm, hypogonadism, dan gangguan pada kelenjar adrenalin (yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon lain) atau kelenjar pituitari (yang mengendalikan produksi testosteron). Gangguan genetik mencakup kelainan pada kromosom seks, yang terjadi pada sindrom Klinefelter.
Penyebab lain pada pengurangan produksi sperma termasuk penyakit gondok yang mensugesti testis (penyakit gondok orchitis), luka pada testis, berafiliasi dengan industri atau racun lingkungan, dan obat-obatan. Obat-obatan termasuk androgen (seperti testosteron), aspirin ketika dipakai untuk jangka waktu lama, chlorambucil, cimetidine, colchicines, kortikosteroid (seperti prednison), cotrimoxazole, cyclophosphamide, obat-obatan dipakai untuk mengobati malaria, estrogen dipakai untuk mengobati kanker prostat, mariyuana, medroxyprogesteron, methotrexate, penghambat monoamine oxidase (MAOIs-salah satu jenis antidepresan), nikotin, nitrofurantoin, opoid (narkotika), spironolactone, dan sulfasalazine. Penggunaan steroid anabolik bisa mensugesti kadar hormon dan dengan demikian juga menghalangi produksi sperma. Mengkonsumsi alkohol secara hiperbola bisa mengurangi produksi sperma.
Beberapa gangguan menghasilkan kekosongan lengkap pada sperma di dalam semen (azoospermia). Termasuk gangguan serius pada testis dan penyumbatan atau kehilangan vasa deferentia, kehilangan seminal vesicles, dan penyumbatan pada kedua kantung ejaculator.
Kadangkala, semen, yang mengandung sperma, bergerak dalam perintah yang salah (ke dalam kantung sebagai ganti penis turun). Gangguan ini, disebut ejakulasi retrograde, lebih sering terjadi pada laki-laki yang mempunyai diabetes atau mereka yang mengalami operasi panggul, ibarat pengangkatan prostat. Kemandulan bisa terjadi.
DIAGNOSA
Dokter bertanya kepada laki-laki tersebut mengenai riwayat kesehatan dan melaksanakan penelitian fisik untuk berusaha mengidentifikasi penyebab. Dokter menilik kelainan fisik, ibarat testis yang tidak turun, dan tanda hormon atau gangguan genetik yang bisa menimbulkan kemandulan. Kadar hormon (termasuk testosteron) kemungkinan diukur di dalam darah.
Seringkali, semen diperiksa, mekanisme penyaringan utama untuk kemandulan pria, diperlukan. Untuk mekanisme ini, laki-laki tersebut diminta untuk tidak ejakulasi untuk 2 hingga 3 hari sebelum analisa. Kemudian ia diminta untuk ejakulasi, biasanya dengan masturbasi, ke dalam gelas penampung bening, dianjurkan di dalam laboratorium. Untuk laki-laki yang mengalami kesulitan menghasilkan tumpuan semen dengan cara ini, kondom khusus yang tidak mempunyai pelumas atau racun kimia untuk sperma bisa dipakai untuk menampung semen selama kekerabatan seks. Analisa didasarkan pada dua atau tiga contoh, diperoleh setidaknya 2 ahad terpisah, lebih masuk nalar dibandingkan analisa yang didasarkan pada tumpuan tunggal.
Volume pada tumpuan semen diukur. Apakah warna dan kekentalan semen yakni normal dipastikan. Sperma tersebut diteliti di bawah mikroskop untuk memastikan apakah mereka tidak normal dalam bentuk, ukuran, gerakan, atau jumlah.
Jika tumpuan semen tidak normal, analisa kemungkinan diulangi alasannya yakni tumpuan dari laki-laki yang sama secara normal sangat bervariasi. Jika semen masih terlihat tidak normal, dokter berusaha untuk mengidentifikasi penyebabnya. Meskipun begitu, jumlah sperma yang sedikit bisa mengindikasi hanya terlalu sedikit waktu telah berlalu semenjak ejakulasi atau hanya beberapa semen disimpan dalam daerah penampungan. Lebih lanjut, jumlah sperma yang sedikit tidak berarti bahwa kesuburan berkurang, dan jumlah sperma normal tidak menjamin kesuburan.
Tes pada fungsi dan kualitas sperma bisa dilakukan. Salah satu tes mendeteksi antibodi pada sperma. Yang lainnya memastikan apakah selaput sperma tetap utuh. Masih yang lainnya bisa memastikan kemampuan sperma untuk memperoleh informasi lebih terang mengenai produksi sperma dan fungsi testis.
PENGOBATAN
Clomiphene, obat yang dipakai untuk memicu (induce) ovulasi pada wanita, kemungkinan dipakai untuk perjuangan meningkatkan jumlah sperma pada pria. Meskipun begitu, clomiphene tidak meningkatkan kemampuan sperma untuk memindahkan atau mengurangi jumlah sperma yang tidak normal, dan tidak terbukti meningkatkan kesuburan.
Untuk laki-laki yang mempunyai jumlah sperma normal, pembuahan buatan bisa sedikit meningkatkan kesempatan pasangan mereka untuk hamil. Teknik ini memakai belahan pertama pada semen yang diejakulasi, sperma yang sangat kental. Teknik yang menentukan hanya sperma aktif (sperma yang dicuci) sedikit lebih berhasil. Pada pembuahan vitro, seringkali sperma intracytoplasmic disuntikan (suntikan sperma tunggal ke dalam sel telur tunggal), dan ganete intrafallopian tube transfer (GIFT) lebih kompleks dan prosedurnya mahal. Mereka berhasil mengobati banyak sekali jenis kemandulan pria.
Untuk laki-laki yang tidak menghasilkan sperma, menyuntikkan perempuan tersebut dengan sperma dari laki-laki lain (seorang donor) kemungkinan dipertimbangkan. Karena ancaman penyakit kelamin menular, termasuk benjol HIV, tumpuan semen segar dari donor tidak boleh digunakan. Sebagai gantinya, tumpuan sperma yang dibekukan diperoleh dari bank sperma bersertifikat, yang telah menguji donor untuk penyakit kelamin menular.
Varicocele bisa diobati dengan cara operasi. Kadangkala peningkatan kesuburan sebagai hasilnya.
Pasangan laki-laki yang mempunyai dilema kesuburan kemungkinan diobati dengan gonadotropin manusia, untuk merangsang sel telur untuk matang dan bisa dilepaskan.
0 Response to "Gairah Seksual (Libido) Yang Rendah"
Post a Comment