Sindroma Ovarium Polikista


 membesar dan mengandung banyak kantong  yang berisi cairan  Sindroma Ovarium Polikista
Sindroma Ovarium Polikista (Sindroma Stein-Leventhal) yaitu suatu penyakit dimana ovarium (indung telur) membesar dan mengandung banyak kantong yang berisi cairan (kista); kadar hormon laki-laki (androgen) bisa tinggi sehingga kadang mengakibatkan maskulinisasi.

Pada sindroma ini kelenjar hipofisa biasanya melepaskan sejumlah besar LH (luteinizing hormone).
LH yang hiperbola mengakibatkan peningkatan pembentukan androgen dan kadar androgen yang tinggi ini kadang mengakibatkan timbulnya benjol dan rambut yang kasar.

Jika tidak diobati, sebagian androgen bisa diubah menjadi estrogen dan kadar estrogen yang tinggi bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker lapisan rahim (kanker endometrium).

PENYEBAB

Penyebabnya belum sepenuhnya dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam prosedur umpan baik ovarium-hipotalamus.
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa menghipnotis fungsi ovarium.
Ovarium tidak akan berfungsi secara normal bila badan perempuan tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat.

Fungsi ovarium yang absurd kadang mengakibatkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak tepat di dalam ovarium.
Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, alasannya yaitu itu terbentuk kista di dalam ovarium dan mengakibatkan kemandulan pada wanita.

Ovaium polikista mempunyai ukuran 2-5 kali lebih besar daripada ovarium yang normal serta mempunyai lapisan luar yang putih, tebal dan sangat kuat.
Sindroma ini biasanya muncul segera sehabis pubertas.

Penderita seringkali mempunyai ibu atau saudara perempuan yang juga menderita sindroma ovarium polikista.

GEJALA

Gejala biasanya muncul pada masa pubertas, yaitu berupa:
# Obesitas
# Hirsutisme (pertumbuhan rambut berlebih yang mengikuti contoh pria, contohnya rambut tumbuh di dada dan wajah)
# Oligomenore (menstruasi abnormal, tidak teratur dan sedikit)
# Amenore
# Kemandulan
# Payudara mengecilecreased breast size
# Jerawat
# Virilisasi (maskulinisasi, tanda-tanda kejantanan).


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan menurut tanda-tanda dan hasil investigasi fisik (pemeriksaan panggul).

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
# Kadar LH dan FSH (rasio LH dan FSH biasanya meningkat)
# USG vagina
# Laparoskopi
# Biopsi ovarium
# Kadar androgen, estrogen.

PENGOBATAN

Pengobatan tergantung kepada jenis dan beratnya gejala, usia penderita dan rencana kehamilan.

Jika tidak terjadi hirsutisme, bisa diberikan progentin sintetis atau pil KB. Tetapi kedua obat tersebut tidak diberikan bila penderita ingin hamil, telah memasuki masa menopause atau mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah.
Progestin sintetis juga diberikan untuk mengurangi resiko kanker endometrium jawaban tingginya kadar estrogen.

Untuk mengurangi pertumbuhan rambut yang hiperbola bisa dilakukan pencukuran dengan elektrolisis, pencabutan, pemakaian lilin atau cairan maupun krim perontok rambut (depilatori).

Pertumbuhan rambut berlebih juga bisa diatasi dengan spironolakton (obat yang menghambat pembentukan dan agresi hormon pria).
Efek samping dari spironolakton yaitu peningkatan pembentukan air kemih, tekanan darah rendah, nyeri dada dan perdarahan vagina yang tidak teratur.
Spironolactone juga bisa mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin, alasannya yaitu itu penderita yang mendapat spironolakton sebaiknya memakai alat kontrasepsi.

Jika penderita masih ingin hamil, bisa diberikan clomifene (obat yang merangsang pelepasan sel telur oleh ovarium).


Jika clomifene tidak efektif, bisa diberikan sejumlah hormon (misalnya FSH atau GnRH).
Jika proteksi obat-obatan tidak efektif, penderita bisa menjalani pembedahan untuk mengangkat sebagian ovarium (reseksi baji) atau kauterisasi kista (menghancurkan kista dengan arus listrik).


Pembedahan bisa merangsang pelepasan sel telur tetapi biasanya merupakan pilihan terakhir alasannya yaitu bisa mengakibatkan terbentuknya jaringan parut dan mengurangi kemampuan penderita untuk hamil.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sindroma Ovarium Polikista"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel