13 Bahaya Obesitas pada Anak Usia Sekolah (Penyebab & Cara Mengatasinya)

Dokter Laila Hayati, M.Gizi, SpGK di dalam program SOHO #BetterU: Hari Gizi Nasional, membahas perihal obesitas, yang merupakan suatu kondisi penumpukan jaringan lemak berlebihan di dalam tubuh.

Masalah obesitas tidak hanya terjadi di negara maju, tetapi juga di negara berkembang, termasuk di Indonesia.

Angka obesitas di kalangan anak di Indonesia menunjukkan tren meningkat. Salah satu faktornya alasannya yaitu meningkatkan kondisi ekonomi keluarga, yang berimplikasi semakin mudahnya susukan pada banyak sekali bentuk macam makanan, terutama yang tinggi kandungan lemak dan gula.

Faktor lainnya, sekarang banyak anak yang menghabiskan waktunya bersama perangkat (gadget) permainan elektroniknya.

Disisi lain, tidak sedikit orang renta yang senangnya ketika anaknya gemuk atau chubi, alasannya yaitu akan menjadi fokus utama lingkungan sekitar menjadi hal menyenangkan, bahkan banyak yang mencubit, mencium alasannya yaitu gemas melihatnya.

Bahaya Obesitas pada Anak Usia Sekolah (Penyebab & Cara Mengatasinya)

Penyebab lainnya obesitas (kelebihan berat badan) pada anak alasannya yaitu faktor keturunan. Resiko obesitas bisa meningkat pada anak yang memiliki orang renta yang juga mengalami obesitas.

Penyebab paling utama anak obesitas yaitu pola makan, beberapa makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan lemak menunjukkan dampak kegemukan, menyerupai coklat, permen, minuman dan makanan tinggi kandungan gula, junk food, keju, dll.


Faktor psikologis juga bisa menjadi penyebab
Obesitas yang dialami oleh anak atau remaja, terkadang terjadi alasannya yaitu mereka menjadikan makanan sebagai pelarian dari rasa putus asanya (frustrasi) terhadap pelajaran di sekolah atau dilema lainnya yang dihadapinya.

Cara mengetahui obesitas pada anak
Masalah obesitas pada anak mudah dikenali. Beberapa gejala klinis mudah terlihat menyerupai tinggi dan berat tubuh yang tidak seimbang, ukuran penis yang terlihat kecil (karena karam jawaban jaringan lemak di sekitar penis yang meninggi)...

...kemudian penumpukan lemak di sekitar perut dan sekitar payudara, dan bentuk kaki yang bengkok jawaban terlalu berat menopang beban tubuh.

Dokter Laila Hayati, M.Gizi, SpGK menjelaskan pola makan yang buruk, kurangnya acara fisik, rendahnya kontrol orang renta terhadap makanan yang dikonsumsi anak, menjadi faktor lebih banyak didominasi anak terkena obesitas. Menurutnya, obesitas bisa dicegah.

Obesitas pada anak bahayanya tidak hanya meningkatkan risiko penyakit kronis. Anak yang mengalami obesitas juga dapat mengalami dilema secara sosial dan emosional.

Sehingga, dilema ini tidak bisa dianggap sepele, kegemukan pada anak menimbulkan beberapa dilema yang cukup serius, berikut di bawah ini pembahasannya:

(masalah pada fisik)

#1. Diabetes tipe 2
Obesitas pada anak banyak terjadi alasannya yaitu pola makan yang tidak baik (makan berlebihan), salah satunya konsumsi makanan dan minuman manis yang telalu banyak.

Diabetes tipe 2 yaitu sebuah penyakit kronis yang paling mungkin terjadi pada anak obesitas. Ilmu kedokteran di Amerika Serikat mengemukakan diabetes tidak hanya berpotensi menyerang orang dewasa, tetapi juga rentan menyerang anak usia belasan tahun yang mengalami kelebihan berat badan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada sebelas anak. Sebelas anak yang sedang terserang diabetes dan membutuhkan lebih banyak insulin untuk menghilangkan ketergantungan terhadap pil diabetes.

Seperti dilansir dari AP,  seorang jago bedah anak di Cincinnati Children's Hospital Medical Center yaitu D. Thomas Inge menemukan keterkaitan kelebihan berat tubuh pada anak dengan resiko diabetes tipe ke-2.

loading...

#2. Asma
Anak-anak yang kelebihan berat tubuh lebih berisiko terserang asma. Hal itu alasannya yaitu kelebihan lemak di dalam tubuh yang dapat berakibat anak rentan mengalami sesak napas

Bobot tubuh berlebihan mendatangkan beban suplemen bagi paru-paru, menyebabkan munculnya penyakit ini.

#3. Sistem imun yang terganggu
Obesitas meningkatkan resiko inflamasi. Dimana dilema inflamasi bisa menghipnotis otak, yang membuat suasana hati lebih mudah berubah.

#4. Kolesterol dan tekanan darah tinggi
Konsumsi makanan secara berlebihan, ataupun konsumsi makanan yang tidak sehat, tinggi lemak, tinggi kandungan gula dll, bisa menimbulkan anak mengalami tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.

Hal itu alasannya yaitu terjadinya penumpukan plak di pembuluh darah, alasannya yaitu terlalu banyak lemak didalam  tubuh. Penumpukan plak ini, jikalau berlangsung terus-menerus dalam waktu panjang membuat penumpulan tersebut masuk ke tahap mengeras, dan karenanya menyumbat pembuluh darah, yang artinya meningkatnya resiko serangan jantung dan stroke.

Dokter Laila Hayati, M.Gizi, SpGK mengatakan bahwa obesitas dapat menyebabkan arteri karotis dan kolesterol tidak normal, alasannya yaitu kondisi di dalam darah terdapat banyak lemak sehingga membahayakan pembuluh darah.

"Orang yang mengalami obesitas juga berpotensi mengalami gangguan hati, gangguan makan, anoreksia, abses kulit dan asma, serta gangguan pernafasan lainnya," katanya

#5. Perlemakan hati non-alkohol
Perlemakan hati non-alkohol merupakan penyakit organ hati alasannya yaitu dilema kegemukan yang dialami, bukan alasannya yaitu konsumsi alkohol. Penyakit ini menimbulkan jaringan parut dan kerusakan hati.


#6. Pubertas dini
Obesitas juga menimbulkan anak mengalami ketidakseimbangan hormon, hal ini jarang dibahas. Akibat kondisi ketidakseimbangan hormon membuat anak bisa mengalami pubertas dini, menyerupai menstruasi lebih awal dari umumnya yang terjadi.

#7. Gangguan pernapasan
Anak yang mengalami obesitas lebih rentan terkena dilema gangguan pernapasan. Sehingga, anak sering mendengkur dikala tidur.

#8. Gangguan tidur
Masalah obesitas bisa membuat pernapasan anak yang mengalaminya menjadi tidak normal, menyerupai yang sering terjadi yaitu mendengkur dikala tidur. Kualitas istirahat (tidur) anak menjadi menurun jawaban gangguan pada pernapasannya ini.

Salah gangguan tidur yang paling dikhawatirkan pada anak dengan obesitas yaitu OSA (obstructive sleep apnea), merupakan sebuah kondisi napas berhenti dikala tidur yang karenanya dapat menyebabkan kematian.

(masalah sosial dan emosional)

#9. Merasa rendah diri
Tubuh dengan berat berlebihan kerap membuat orang menjadi tidak percaya diri dalam pergaulan sehari-hari. Tidak jarang kita lihat anak obesitas seringkali diledek atau bully di sekolah.

Tentunya, fenomena menyerupai ini tidaklah baik, yang membuat anak sering di-bully akan merasa rendah diri, sehingga sulit bisa memunculkan rasa percaya dirinya.

Hingga dampak yang terburuk yaitu anak mengalami stres dan depresi, menyerupai di negara Jepang dimana banyak anak umur sekolah melaksanakan bunuh diri alasannya yaitu di-bully oleh teman-teman di lingkungannya.

#10. Gangguan perilaku
Anak obesitas lebih berisiko mengalami dilema kecemasan, yang berimplikasi pada keterampilan yang menjadi kurang baik di sekolahnya. Hal ini terus berimplikasi pada gangguan perilaku pada anak obesitas, yang membuat anak menarik diri dari lingkungan sosial.

#11. Depresi
Depresi menjadi komplikasi yang sangat serius dapat dialami anak obesitas. Tanda-tanda anak yang depresi yaitu sering menangis, hilang semangat tiba-tiba, kehilangan minat dalam kegiatannya sehari-hari, dan tidur lebih lama waktunya (dari biasanya ia tidur).

Rasa tidak nyaman dan percaya diri membuat anak menjadi rentan mengalami depresi, sehingga orang renta perlu mendampingi.

#12. Prestasi sekolah Anak menurun
Sebuah penelitian di Amerika dan Inggris menemukan bahwa obesitas tidak hanya menghipnotis kesehatan anak, tetapi juga prestasinya di sekolah, terutama pada anak remaja perempuan.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada sekitar 6.000 pelajar di Inggris, membandingkan antara indeks massa tubuh pada para pelajar, dari ketika mereka berusia 11-16 tahun dengan prestasi mereka di sekolah.

Sekitar 71% pelajar memiliki berat tubuh normal, dan sekitar 15% pelajar mengalami obesitas pada awal penelitian dilakukan.

Para peneliti kemudian menunjukkan ujian akademis berupa ujian bahasa inggris, matematika, dan ilmu pengetahuan alam sebanyak 3 kali, yaitu dikala mereka berusia 11, 13, dan 16 tahun.

Dengan menyingkirkan faktor-faktor resiko lainnya, diantaranya status sosial ekonomi, IQ anak, dan siklus menstruasi, para peneliti menemukan (dari hasil penelitian panjang tersebut) bahwa remaja perempuan yang sudah terkena obesitas ketika berumur 11 tahun memperoleh nilai yang lebih buruk ketika berusia 11, 13, dan 16 tahun, dibandingkan remaja yang tidak mengalami obesitas.

Penyebab obesitas menurunkan prestasi sekolah anak (terutama pada remaja perempuan) masih belum bisa dipastikan, dugaan besar lengan berkuasa yaitu bahwa obesitas menghipnotis kesehatan mental para remaja.

Utamanya pada anak remaja perempuan yang lebih terpengaruh oleh kondisi berat badannya (yang tidak ideal) dibandingkan anak laki-laki.

Obesitas membuat anak tidak percaya diri, tidak nyaman, tidak mencintai dirinya sendiri, hingga bisa mengalami depresi. Hal ini berefek buruk pada kemampuannya dalam menyerap pelajaran di sekolah, bahkan anak bisa mangkir sekolah alasannya yaitu di-bully teman-temannya.

#13. Masalah lainnya
dr Damayanti R Syarif, SpA, dari Subbagian Nutrisi dan Metabolik Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, menjelaskan bahwa anak obesitas rentan mengorok dan terbangun pada malam hari, sering mengompol, sering mengantuk pada pagi hari, yang membuat porses belajarnya terganggu.

Obesitas juga menimbulkan komplikasi seperti, nyeri abdomen, gangguan fungsi hati, psikososial dan perkembangan seksual. dr Damayanti R Syarif, SpA mengatakan hingga dikala ini belum ditemukan obat-obatan resmi untuk mengatasi anak yang mengalami obesitas.

Selain itu, menurunkan berat tubuh pada anak obesitas tidak boleh secara drastis, tetap penting memperhatikan diet kalori seimbang sesuai dengan usianya.

Disrankan melaksanakan acara 20-30 menit per hari (minimal 4 kali seminggu) untuk melaksanakan jalan-jalan, bersepeda, jongging, dll, hal ini berdasarkan dari apa yang disukai anak.

dr Damayanti R Syarif, SpA juga meminta agr orang renta mengurangi waktu anak untuk nonton televisi. Diring anak untuk melaksanakan acara gerak, tetapi jangan berlebihan juga (seperti olahraga terus menerus hingga 2 jam, dll)  karena malah menunjukkan efek negatif.

Ukur tingkat kegemukan berat tubuh dengan teknologi IMT
IMT merupakan pengukuran untuk menentukan apakah berat tubuh seseorang diklasifikasikan sebagai berat tubuh di bawah normal, normal (ideal), kelebihan berat badan, dan obesitas.

IMT diukur dengan rumus berat (dalam kilogram) dibagi tinggi tubuh kuadrat (dalam meter2). Pengukuran IMT anak Anda akan dibandingkan dengan IMT belum dewasa lain dengan jenis kelamin, usia dan tinggi yang sama.

Untuk menghitung IMT anak Anda bisa dilakukan dengan mudah di situs Kidshealth.org

Cara mengatasi ancaman obesitas pada anak sekolah
Perliu diingat, pengurangan berat tubuh harus dilakukan dalam jangka panjang, yang dilakukan secara bertahap. Normalnya dapat menurunkan bobot tubuh sekitar 0,5-0,9 kilogram per minggu.

#Bicara dari hati ke hati dengan anak
Pembicaraan berat tubuh menjadi topik sensitif, terutama pada anak gres yang beranjak remaja. Tetapi, tidak membicarakannya sama sekali juga salah, sehingga disinilah pentingnya kebijakan orang tua.

Hal penting yang perlu dilakukan, yaitu pastikan anak tahu bahwa proses mengatur pola hidup memiliki kegunaan untuk penurunan berat badannya, sehingga dirinya menyadari perihal apa yang dilakukannya  demi kebaikan, sehingga anak tidak mengeluh walaupun dilakukan dalam jangka waktu yang lama sekali.

Orang renta juga perlu “merayu” anak bisa terbuka dengan masalah-masalah yang dihadapinya, berikan kebanggaan ketika ada keberhasilan-keberhasilan yang dicapai oleh anak, walaupun kecil.

Ingatkan anak bahwa Anda mencintainya “tanpa syarat” apapun, walaupun tubuhnya yang gemuk, wajahnya yang tidak tampan atau cantik, dsb. Sehingga bagaimanapun kondisi anak,  bagaimanapun yang dikatakan orang lain tentangnya...

...pastikan sang anak mengetahui bahwa Anda mencintainya, hal ini membuat anak akan merasa diterima, serta mendorongnya untuk terbuka perihal semua dilema yang dihadapinya.

#Pola makan sehat
Hal terpenting, ganti sebisa mugkin makanan jenis kemasan, diganti buah-buah dan sayuran segar.
Jangan terlalu sering makan di luar bersama keluarga, terutama di restoran siap saji, yang umumnya makanannya mengandung kolesterol tinggi, gula tinggi dll.

Disarankan untuk memasak makanan sendiri saja, hal ini supaya dapat mengontrol kandungan kolesterol dan kalori di dalam makanan yang dikonsumsi anak. Utamakan cara kuliner dengan cara mengukus atau merebus, dibandingkan dengan cara menggoreng.

Terapkan makan gotong royong pada anggota keluarga, yang menunjukkan dampak kasatmata yaitu mendekatkan antar anggota keluarga, menyenangkan, serta menghindari anak menonton TV sambil makan besar maupun cemilan, alasannya yaitu membuat anak kehilangan kontrol dalam mengonsumsi makanan.

Dalam mengubah pola makan anak menjadi sehat, tentunya dilakukan secara perlahan dan dalam jangka waktu yang panjang. Hal yang kurang bijak membatasi semua makanan berkalori tinggi, dsb.

#Gunakan “metode 90/10”
Cobalah membuat aturan bijak dalam keluarga,  seperti metode 90/10. Apa maksudnya? Yaitu 90 persen makanan sehat, dan 10 persen yaitu makanan enak (yang mungkin kurang sehat).

Memang penting menghindari makanan tidak sehat, tetapi bukan berarti menghilangkannya sama sekali. Diet terlalu ketat malah dapat menjadi bumerang bagi Anak, alasannya yaitu anak akan merasa terlalu dikekang yang tidak baik bagi psikologinya.

Dengan begitu, anak boleh sekali-kali untuk makan-makanan menyerupai pizza, es krim, hamburger, kudapan manis ulang tahun, dsb.

#Penting untuk mengajak anak beraktivitas
Aktivitas fisik tidak melulu perihal olahraga terstruktur, kita bisa mengajak anak melaksanakan acara fisik yang disukainya, itu bisa berupa lompat tali, bersepeda, dll.

Orang renta harus semaksimal mungkin membatasi waktu anak untuk duduk menonton TV ataupun bermain game, minilnya batasi supaya tidak lebih dari dua jam dalam setiap harinya.

Ajarkan gaya hidup sehat, serta berikan pola dengan mempraktikkan gaya hidup sehat pada anak, sehingga orang renta juga harus memiliki gaya hidup sehat, menyerupai suka makan sayur, rajin olahraga, tidak merokok, tidak munum-minuman beralkohol, dll.

Lebih baik jangan memasukan TV ke dalam kamar tidur anak, alasannya yaitu dapat menganggunya, dengan meletakan TV ataupun komputer di luar kamar anak, hal ini membantu anak supaya bisa tidur lebih berkualitas, nyaman dan nyenyak.

Jangan lupa:
  1. Pilihkan makanan yang sehat, menyerupai susu yang rendah lemak, daging, sayur dan buah. Hindari menunjukkan anak makanan cepat saji, mie instan, junk food, snack ringan, makanan yang tinggi kandungan manis, dan makanan dengan lemak tinggi.
  2. Berikan sarapan pada anak sebelum berangkat ke sekolah, serta membawakannya bekal untuk makan siangnya di sekolah, sehingga orang renta bisa mengontrol asupan gizi anak dengan baik.
  3. Dalam mengolah makanan, utamakan dengan dikukus atau direbus, jangan sering-sering mengolah makanan dengan cara menggoreng.
  4. Biasakan supaya anak untuk makan di meja makan, bukan di depan tv, layar computer, atau kamarnya.
  5. Batasi aktifitas bermain game, menonton video atau penggunaan laptop, gadget, dan komputer. Latih anak supaya tebiasa bergerak tubuhnya.
  6. Ajaklah anak untuk melaksanakan kegiatan di luar rumah, apapun itu, hal ini baik untuk fisiknya, dan juga untuk bersosialisasi dengan lingkungan.
  7. Berikan susu yang rendah lemak serta tinggi kalsium pada Anak

Sumber: Voaindonesia.com | Life.viva.co.id | Alodokter.com | Dokter.id                              

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "13 Bahaya Obesitas pada Anak Usia Sekolah (Penyebab & Cara Mengatasinya)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel