Kelenjar Adrenal Yang Kurang Aktif
Tubuh mempunyai 2 kelenjar adrenal, masing-masing terletak di puncak ginjal.
Bagian dalam dari kelenjar adrenal (medula) melepaskan hormon adrenalin (epinefrin) yang menghipnotis tekanan darah, denyut jantung, berkeringat dan acara lainnya juga diatur oleh sistem saraf simpatis.
Bagian luar dari kelenjar adrenal (korteks) melepaskan hormon:
# Kortikosteroid (cortison-like hormones)
# Androgen (hormon pria)
# Mineralokortikosteroid (mengendalikan tekanan darah serta kadar garam dan kalium tubuh).
Kelenjar adrenal merupakan potongan dari suatu sistem yang rumit yang menghasilkan hormon yang saling berkaitan.
Hipotalamus menghasilkan CRH (corticotropin-releasing hormone), yang merangsang kelenjar hipofisa utnuk melepaskan kortikotropin, yang mengatur pembentukan kortikosteroid oleh kelenjar adrenal.
Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti kalau hipofisa maupun hipotalamus gagal membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai. Kekurangan atau kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa mengakibatkan penyakit yang serius.
Penyakit Addison (insufisiensi adrenortikal) terjadi kalau kelenjar adrenal yang kurang aktif menghasilkan kortikosteroid dalam jumlah yang tidak memadai.
Penyakit Addison terjadi pada 4 dari 100.000 orang. Penyakit ini bisa menyerang segala usia, baik laki-laki maupun wanita.
PENYEBAB
Pada 30% penderita, kelenjar adrenal mengalami kerusakan akhir kanker, amiloidosis, abses (misalnya tuberkulosis) dan penyakit lainnya.
Pada 70% penderita lainnya, penyebabnya tidak diketahui tetapi para hebat menduga bahwa kelenjar adrenal mengalami kerusakan akhir reaksi autoimun.
Penekanan kelenjar adrenal juga terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi kortikosteroid (misalnya prednison). Biasanya takaran kortikosteroid diturunkan secara sedikit demi sedikit sebelum pemakaiannya dihentikan. Jika pemakaian kortikosteroid tidak boleh secara tiba-tiba maka kelenjar adrenal tidak bisa membentuk kortikosteroid dalam jumlah yang memadai selama beberapa ahad atau beberapa bulan (tergantung kepada takaran dan lamanya pemakai kortikosteroid).
Obat lainnya yang juga bisa menekan pembentukan kortikosteroid ialah ketokonazol (digunakan untuk mengobati abses jamur).
Jika terjadi kekurangan kortikosteroid, maka tubuh akan membuang sejumlah besar natrium dan menimbun kalium, sehingga kadar natrium darah menjadi rendah dan kadar kalium darah menjadi tinggi. Ginjal tidak bisa mengkonsentrasikan air kemih; alasannya ialah itu kalau penderita minum terlalu banyak air atau kehilangan terlalu banyak natrium, maka kadar natirum darah menjadi rendah.
Ketidakmampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan air kemih pada hasilnya mengakibatkan penderita banyak berkemih dan mengalami dehidrasi. Dehidrasi berat dan kadar natrium yang rendah akan mengurangi volume darah dan bisa mengakibatkan syok.
Kekurangan kortikosteroid juga mengakibatkan kepekaan yang luar biasa terhadap insulin (hormon yang secara normal terdapat di dalam darah), sehingga kadar gula darah bisa turun.
Kekurangan kortikosteroid menghalangi tubuh untuk menciptakan karbohidrat dari protein, melawan abses atau menyembuhkan luka. Otot menjadi lemah dan bahkan jantung bisa menjadi lemah serta tidak bisa memompa darah sebagaimana mestinya.
Untuk mengkompensasi kekurangan kortikosteroid, kelenjar hipofisa menghasilkan lebih banyak kortikotropin (hormon yang dalam keadaan normall merangsang kelenjar adrenal).
Karena kortikotropin juga menghipnotis pembentukan melanin, maka kulit dan lapisan lisan penderita penyakit Addison seringkali menjadi lebih gelap. Pigmentasi yang hiperbola ini biasanya terdapat dalam bentuk bercak-bercak.
Karena kelainan dasarnya ialah kekurangan kortikotropin, maka kalau penyebab insufisiensi adrenal ialah insufisiensi hipofisa atau hipotalamus, tidak akan terjadi pigmentasi yang berlebihan.
GEJALA
Segera sehabis terjadinya penyakit Addison penderita akan mencicipi lemah, lesu dan pusing kalau bangun dari duduk atau berbaring.
Kulit menjadi lebih gelap; bintik-bintik hitam bisa timbul di kening, wajah dan bahu; pewarnaan hitam kebiruan bias muncul di sekitar puting susu, bibir, mulut, rektum, kantung zakar atau vagina.
Sebagian besar penderita mengalami penurunan berat badan, mengalami dehidrasi, nafsu makan hilang, sakit otot, mual, muntah dan diare.
Banyak penderita yang menjadi tidak tahan cuaca dingin.
Jika penyakitnya tidak terlalu bera, gejalanya cenderung timbul hanya pada ketika penderita mengalami stres.
Jika penyakit ini tidak diobati bisa terjadi nyeri perut yang hebat, kelemahan yang luar biasa, tekanan darah yang sangat renah, gagal ginjal dan syok; terutama kalau penderita mengalami stres (cedera, pembedahan atau abses berat).
DIAGNOSA
Pemeriksaan darah mengatakan adanya kekurangan kortikosteroid (terutama kortisol), kadar natrium yang rendah dan kadar kalium yang rendah.
Penilaian fungsi ginjal (misalnya investigasi darah untuk nitrogen dan kreatinin), biasanya mengatakan bahwa ginjal tidak bekerja dengan baik.
Rontgen dan CT scan perut bisa mengatakan adanya pengapuran pada kelenjar adrenal.
PENGOBATAN
Apapun penyebabnya, penyakit Addison bisa berakibat fatal dan harus diobati dengan kortikosteroid.
Biasanya pengobatan bisa dimulai dengan donasi prednison per-oral (ditelan). Jika sakitnya sangat berat, pada awalnya diberikan kortisol intravena kemudian dilanjutkan dengan tablet prednison.
Sebagian besar penderita juga harus mengkonsumsi 1-2 tablet fludrokortison/hari untuk membantu mengembalikan ekskresi natrium dan kalium yang normal.
Pada hasilnya donasi fludrokortison bisa dikurangi atau dihentikan, diganti dengan prednison yang diberikan setiap hari sepanjang hidup penderita.
Jika tubuh mengalami stres (terutama alasannya ialah penyakit), mungkin diharapkan takaran prednison yang lebih tinggi.
Pengobatan harus terus dilakukan sepanjang hidup penderita, tetapi prognosisnya baik.
0 Response to "Kelenjar Adrenal Yang Kurang Aktif"
Post a Comment