23 Tips Mengatasi Anak Yang Mudah Marah Dan Memukul

Seperti kita ketahui, bahwa bukan anak kecil saja yang bisa marah, akan tetapi orang cukup umur juga bisa marah. Adapun marahnya seorang anak kecil seringnya karena kurang mendapatkan kasih sayang, kurang perhatian, dll.

Anak yang mudah marah dan juga cengeng dapat membuat orang bau tanah frustrasi dan jengekel. Alih-alih menenangkan dan membantu mengendalikan amarah anak, justru seringnya orang bau tanah melaksanakan kesalahan yang memperburuk keadaan, menyerupai balik memarahinya, menghukumnya dalam kondisi tidak tepat, hingga melaksanakan kekerasan fisik untuk sekadar membuat anak diam.

Ingatlah! Api tidak akan bisa padam dengan api, Termasuk juga kesalahan orang bau tanah yaitu sengaja membiarkannya kesalahan anak. Sebagai orang bau tanah perlu berusaha memahami bahwa kemarahan yang pada anak sangat berbeda penyebabnya dengan yang dilakukan oleh orang dewasa.

Orang bau tanah perlu untuk menjadi embun penyejuk bagi anak-anaknya yang sedang marah, hingga bawah umur risikonya bisa untuk memahami kesalahannya sendiri, dan mencar ilmu teladan dari otang tuanya sendiri.

Anak marah

Beberapa hal yang menyebabkan anak mudah marah & memukul:
  • Anak menginginkan sesuatu, tetapi beliau merasa kurang mendapatkan respon dari orang tuanya.
  • Anak merasa cemburu, misalnya ketika punya adik bayi, maka dirinya menganggap sang adik sudah merampas perhatian ayah bunda.
  • Sang anak menggandakan anak lainnya atau bahkan orang dewasa, hal ini termasuk dari tontonan yang ada di televisi, yang mempertontonkan penggalan kekerasan.
  • Anak terlalu sering dikritik, dimarahi, dan dihukum sehingga memicu abjad memberontak dan garang pada sang anak.
  • Anak belum mengerti bahwa perbuatan memukul, menendang, dll dapat menyakiti dan melukai orang lain.
  • Anak memang dalam kondisi keuslitan untuk memahami situasi, karena mengalami gangguan fisik ataupun mental.
  • Anak memiliki kengintahuan dan kemauan yang besar lengan berkuasa untuk melaksanakan sesuatu, tetapi kemampuannya tidak sekuat dengan keinginannya. Kondisi menyerupai ini membuat anak menjadi frustasi dan kesal, yang kemudian diekspresikan berupa marah-marah.
  • Anak dalam kondisi yang sangat lelah atau lapar.

Tips mengatasi anak kecil yang suka marah dan memukul

1. Masalah makanan dan kesehatan

Masalah pertama yang perlu diperhatikan yaitu hal yang dasar, orang bau tanah perlu mengetahui kondisi fisik dari anak kecil tersebut, apabila sang anak dalam kondisi badan yang kurang baik menyerupai lapar, maka sangat wajar sang anak akan marah.

Untuk mengatasinya tentunya hanya dengan mengajak anak makan, lebih baik orang bau tanah dan anak makan bersama.

Selain itu, kemungkinan anak dalam keadaan sakit, sehingga disini akan diharapkan kepekaan orang bau tanah untuk mengetahui kondisi kesehatan anak.

Jangan eksklusif kesal ketika anak marah-marah atau merengek, mungkin saja kondisi kesehatan anak kecil tersebut dalam keadaan yang kurang baik.


2. Tenangkan suasana dengan posisi tubuh

Ketika anak kecil marah yang tentunya dengan nada bunyi yang sangat tinggi, maka orang bau tanah jangan ikut-ikutan untuk mengeluarkan bunyi dengan nada tinggi.

Karena justru akan memperkeruh suasana, dan sang anak akan menjadi lebih tinggi lagi nada bunyi marahnya atau menangisnya.

Adapun yang perlu dilakukan, orang bau tanah harus bisa semaksimal mungkin untuk membuat kondisi dan suasana menjadi baik.

Hal yang paling indah dilakukan ketika anak sedang marah, berusaha membuat posisi anak yang sedang berdiri menjadi posisi dalam keadaan duduk, atau bahkan dalam kondisi berbaring.

Manfaatnya supaya urat-urat dan otot yang tegang bisa menjadi lebih kendur, dengan begitu akan menawarkan pengaruh yang positif untuk jiwa anak supaya menjadi lebih tenang.

Tentunya orang bau tanah dalam “strategi” ini, melakukannya dengan lemah lembut. Bukan memaksa anak untuk duduk.

3. Anak marah karena suatu sebab

Untuk problem ini, masuk ke problem mental sang anak, mungkin sang anak sering emosional dan marah-marah karena mempunyai suatu masalah, menyerupai problem di sekolahnya, diledek teman-temannya atau banyak problem lainnya.

Untuk itu amatlah bijak apabila orang bau tanah perlu untuk mencari tahu wacana keadaan sosial dari sang anak, sehingga setelah itu orang bau tanah bisa mencari solusinya.

4. Rajin mendengarkan keluhan dari Anak

Hal ini mungkin yang sangat sering dilalaikan para orang tua, sifat seorang anak kecil yaitu ingin diperhatikan.

Sehingga, ketika anak marah, orang bau tanah jangan ikut-ikutan marah, justru orang bau tanah harus mau dan rajin untuk mendengarkan keluhan-keluhan dari sang anak.

Dengan berkata lembut maka kemungkinan besar anak akan mengemukakan keluhan dan alasan-alasan kenapa dirinya marah.

Sebaliknya apabila orang bau tanah malah “ikut-ikutan” marah ketika anak sedang marah, bahkan tidak menawarkan kesempatan sang anak untuk mengemukakan alasannya, justru akan membuat sang anak menjadi frustasi, dan mungkin kemarahan sang anak “akan meningkat” dibanding sebelumnya.

Loading...

5. Cari ketika yang sempurna untuk memberi nasehat.

Orang bau tanah harus berusaha untuk mencari ketika yang sempurna untuk menawarkan nasehat kepada sang anak. Walaupun sudah menawarkan nasehat kepada anak dengan cara yang lemah lembut, akan tetapi tidak selalu sang anak akan menerimanya.

Tentunya yang diharapkan, ketika orang bau tanah menawarkan nasehat secara lemah lembut kepada sang anak, maka anak akan eksklusif menerimanya dengan senang hati.

Tetapi kalau sang anak tidak menerimanya, maka cari kondisi yang terbaik untuk menawarkan nasehat kepada anak.

Sebenarnya kalau orang bau tanah sering menawarkan kasih sayangnya kepada sang anak (yang masih sangat polos) maka semua nasehat orang bau tanah yang diucapkan secara lembut, maka anak akan menerimanya dengan senang hati.

Dan menawarkan perhatian kepada anak merupakan penggalan dari kasih sayang yang sangat besar. Jawablah pertanyaan dari sang anak dengan nada bicara yang tidak meremehkan.

Sehingga dengan begitu sang anak juga bisa menjadi lebih percaya diri. Kurangnya percaya diri yang dialami sang anak juga bisa menjadi faktor yang besar membuat anak suka marah-marah, dan lebih parahnya kalau hal ini berlanjut ketika beliau sudah tumbuh lebih besar.

6. Peka mengenali perasaan anak

Seorang anak yang dalam masa pertumbuhan memiliki keingintahuan dan kemauan yang besar lengan berkuasa untuk melaksanakan sesuatu, akan tetapi seringkali kemampuannya tidak sekuat dengan keinginannya.

Permasalahan ini dapat membuatnya frustasi dan kesal, yang setelah itu diungkapkan dengan marah-marah. Sehingga penting bagi orang bau tanah untuk mencar ilmu memahami perasaan dan kebiasaan sang anak.

Kenali kesukaan dari anak, hobinya, pahami apa yang ingin dan tidak ingin beliau lakukan, ketahui aktivitas jam tidurnya, dsb.

Dengna mengetahui kebiasaan, kesukaan dan hobi sang anak, orang bau tanah bahwasanya dapat lebih mudah untuk mengganli potensi anak. Dalam memiliki kegiatan atau pembelaran untuk sang anak, utamakan memilih yang disukai anak.

Hindari memaksakan seseuatu yang tidak dusukai anak, menyerupai memaksakan anak untuk masuk ke sekolah futsal, pahadal anak tidak menyukainya, maka jangan memaksakannya.

7. Jalin komunikasi yang baik dengan anak

Tidak jarang komunikasi terjalin kurang baik antara orang bau tanah dan anak, sehingga ketika anak ingin memberikan sesuatu yang terpendam di dalam hatinya kepada orang tuanya, sang anak mengalami kesulitan untuk melakukannya.

Sebagai bentuk kekesalan hatinya, maka sang anak mengungkapkan protes kepada orang tuanya dengan cara marah, ngambek, merusak barang hingga memukul.

Sehingga, penting untuk membangun korelasi komunikasi yang hangat antara orang bau tanah dan anak. Jangan hingga jarak antara orang bau tanah dan anak terlalu jauh.

Buatlah anak senyaman mungkin untuk memberikan unek-uneknya, jangan hingga sebagai orang bau tanah justru melaksanakan tindakan yang membuat anak aib untuk memberikan problem yang dihadapinya.



8. Jangan lupa sering-sering peluk sang anak

Kemarahan seorang anak tidak jarang karena kesalahan fatal dari orang bau tanah sendiri, karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya.

Di jaman sekarang yang ‘katanya’ modern ini, seringkali anak tumbuh semakin besar dalam kondisi orang tuanya yang sibuk bekerja, sehingga kedekatan anak dengan orang tuanya bisa berangsur-angsur hilang.

Sehingga, sang anak merasa tidak disayangi oleh orang tuanya, alhasil tidak jarang ditemukan di jaman sekarang bawah umur yang tidak berbakti kepada orang tuanya.

Maka dari itu, semenjak anak kecil, pelukan dan belaian kasih sayang dari orang tuanya untuk anak sangat penting, karena anak sangat mengharapkannya. Peluklah dan ciumlah anak dengan tulus, hal ini terbukti ampuh untuk menenangkan perasaam anak.

9. Berikan larangan dan penjelasan yang logis

Anak-anak biasanya belum memiliki kemampuan dan keberanian untuk berdebat dengan orang tuanya, menyerupai ketika mereka ingin sekali melaksanakan sesuatu tetpai orang bau tanah melarangnya.

Hal ini bisa memicu rasa frustasi anak sehingga meluapkannya dengan marah dan ngambek. Kata-kata jangan, tidak, tidak boleh, dsb bahwasanya boleh-boleh saja, tetapi kalau terlalu sering bisa berdampak anak merasa tidak dipercayai dan dibatasi ruang geraknya.

Sehingga, orang bau tanah wajib bijak, orang bau tanah harus bisa menawarkan alasan yang logis kepada anak wacana sebuah larangan yang dilakukan, hendaknya orang bau tanah tidak meremehkan anak ketika meminta suatu penjelasan.

Ketika akan akan melaksanakan sesuatu yang dapat membahayakan dirinya, maka orang bau tanah tinggal melarangnya, lalu menjelaskan resiko-resiko yang terjadi kalau beliau memaksa untuk melaksanakan hal berbahaya tersebut.

10. Orang bau tanah menawarkan teladan

Penting untuk mengethahui, bahwa orang bau tanah sebagai teladan bagi anak-anaknya.Apabila orang bau tanah dalam kesehariannya juga sering marah-marah, emosinya sering meluap-luap.

Tentunya anak akan ikut ‘sifat’ orang tuanya tersebut, sang anak akan tumbuh menjadi sosok yang suka marah-marah dan emosinya meluap-luap.

Untuk itu, bagi oragn bau tanah yang ingin melihat anak-anaknya bisa mengendalikan emosi mereka, tidak mudah marah dan tidak mudah ngambek, maka orang bau tanah juga perlu melatih diri menjadi sosok yang damai dan bisa mengendalikan emosi.

11. Lakukan pendekatan pada anak

Saat anak marah dan rewel, menanggapinya dengan keras dan emosional tidaklah dapat menyelesaikan masalah, hal itu justru membuat anak rewel, bahkan teriakannya lebih kencang lagi.

Juga ketika anak rewel di depan umum, orang bau tanah mungkin sedikit kerepotan. Hal yang perlu dilakukan ayah bunda yaitu melaksanakan pendekatan pada anak secara halus.

Berikan perkataan yang bijak, buatlah anak dapat mengerti. Memberikan penjelasan yang baik dan lembut lebih efektif, dibandingkan orang bau tanah melaksanakan sikap keras untuk menyuruh anak diam.

12. Salurkan hobi anak

Setiap anak bahwasanya memiliki bakat tertentu. Orang bau tanah perlu melihat hal ini secara cerdas. Mislanya, ketika buah hati suka mencoret-coret di atas kertas, maka cobalah memasukkan sang anak ke kawasan sanggar melukis.

Anak-anak memang biasanya ingin selalu bergerak dan mencari keasyikan yang di ingin lakukan. Untuk itulah, orang bau tanah perlu memahami hal ini, guna mengarahkan anak kepada hal-hal positif yang beliau sukai.

Hal ini akan bermanfaat supaya emosi mereka bisa diarahkan kepada hal-hal yang positif, sehingga meminimalisir hal-hal negatif yang timbul dalam diri anak, karena rasa marah, bosan, sedih, dan kondisi buruk lainnya.

13. Jadilah orang bau tanah yang bijak

Orang bau tanah hasuslah peka terhadap buah hatinya, untuk melaksanakan hal terbaik yang bermanfaat bagi sang anak. Tidak jarang, hal-hal yang disukai anak ternyata bukan hal yang baik.

Disinilah sering terjadi kesalah-pahaman antara orang bau tanah dan anak. Perlu menjalin komunikasi yang baik dan berkualtias supaya pilihan orang bau tanah dan anak bisa selaras.

Itu artinya, orang bau tanah perlu menawarkan waktu dan kebersamaan yang cukup untuk anak. Orang bau tanah yang sibuk bekerja dari jam 6 pagi hingga pulang jam 9 malam bukanlah orang bau tanah yang bijak.

Orang bau tanah juga perlu meningkatkan kualitas kebersamaan dengan sang anak, sehingga terjalin korelasi dan komunkasi yang berkualitas dan bermanfaat bagi anak.

Dengan kedekatan, maka Anda dapat semakin memahami sang buah hati. Pemikiran Anda dengan sang buah hati bisa menyatu, sehinga dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman diantara kedua belah pihak.

Dengan kedekatan orang bau tanah dan anak, maka orang bau tanah dapat lebih mudah untuk menasehati anak, dan anak lebih mudah menerimanya.

14. Jangan mempermalukan anak di depan umum

Mempermalukan anak di depan orang banyak yaitu kesalahan yang fatal. Selain membuat anak akan membeci atas tidakan orang tuanya, sang anak juga akan menjadi tidak percaya diri.

Saat menasehati anak, maka nasehatilah di kawasan yang diam-diam dan dengan bunyi yang lemah lembut. Adapun menasehati anak, apalagi marah-marah kepada anak di kawasan yang banyak orang, sama saja dengan mempermalukannya.

Akibat buruk dari mempermalukan anak di kawasan umum, berarti secara tidak eksklusif orang bau tanah mengajarkan kepada anak bahwa mempermalukan orang lain di kawasan umum yaitu sesuatu yang boleh.

15. Cari ketika yang sempurna untuk menasehati

Cara yang sempurna untuk menawarkan nesehat kepada anak, misalnya ketika mengajak anak untuk jalan-jalan. Setelah beliau merasa senang, dan juga merasa lapar, maka ajak untuk mengajak makan bersama.

Pada ketika menyerupai itu, orang bau tanah bisa mengobrol, mengatakan hal-hal yang bermanfaat untuk sang anak. Saat itu menjadi suasana yang sangat baik untuk menawarkan nasehat pada anak, dan biasanya efektif, sang anak akan menerimanya dan mempratekannya dalam kehidupannya dari nasehat yang Anda berikan.

16. Lihat diri kita sendiri

Terkadang orang bau tanah tidak menyadari bahwa anak memiliki sifat yang keras kepala, penyebabnya yaitu orang bau tanah sendiri.

Orang bau tanah yang juga memiliki sifat yang keras, susah dinasehati, dll maka dapat saja sifat tersebut menular pada diri anak.

Hal itu karena anak akan melihat hal tersebut dari oang tuanya setiap harinya, yang tentunya lama kelamaan sang anak akan menirunya.

Jika orang bau tanah memiliki sifat tidak mau mendengarkan orang lain, maka anak juga dapat saja memiliki sifat menyerupai itu, sehingga ketika dinasehati maka anak tidak mau mendengarkannya.

17. Kasih sayang dan perhatian pada anak.

Kebutuhan seorang anak bahwasanya tidaklah banyak. Mereka bahwasanya hanya menginginkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.

Dan kasih sayang dan perhatian ini bahwasanya sudah cukup untuk meminimalisir kebutuhan bawah umur pada “materi”.

Saat anak rewel untuk minta ini itu, mudah merengek, dan cepat bosan terhadap apa yang beliau beli, bahwasanya hal itu yaitu sebuah ungkapan penggalan hati mereka yang kosong.

Hati yang kosong ini karena kurangnya kasih sayang dan kehangatan yang ada di dalam sebuah keluarga, ayah bunda sibuk bekerja sehingga “mencueki” sang anak.

18. Jangan memukul balik

Bagi sebagian orangtua, memukul dinilai menjadi tindakan yang sempurna untuk mendisiplinkan si kecil, ini salah besar!.

Memukul atau bahkan menampar wajah anak yang masih kecil menimbulkan dampak psikologis yang parah bagi sang anak.

Akan banyak akhir buruk dari orang bau tanah yang lebih memilih cara kekerasan dibandingkan cara lemah lembut, yaitu:
  • Pertama yan terperinci yaitu menyakiti anak
  • Membuat anak tidak percaya diri
  • Anak menganggap bahwa dirinya selalu salah
  • Anak menjadi dendam dan benci pada orang tuanya
  • Anak akan tumbuh menjadi sosok yang emosional.
  • Menurunkan kepekaan anak terhadap kondisi sosial di lingkungan.
  • Sifat peduli anak akan berkurang, dll

19. Cari tahu apa pemicunya

Bila anak sering memukul, perhatikan apa pemicunya. Apakah beliau melaksanakan itu karena tubuhnya yang lelah atau kurang sehat, anak sedang bosan, lapar, dll.

Atau penyebab lainnya karena terpengaruh oleh kondisi lingkungan atau orang-orang disekitarnya, utamanya karena sahabat bermainnya yan buruk.

Untuk itu orang bau tanah perlu memproteksinya, menyerupai memilihkan teman-teman yang baik untuk sang anak, atau orang bau tanah masuk secara perlahan dan hati-hati ke lingkungan pergaulan anak, guna menawarkan pengaruh positif pada anak dan teman-temannya.

20. Jangan biarkan anak ketika mulai menandakan sifar garang pada ayah bunda, perlu menawarkan pemahaman bahwa yang telah beliau lakukan telah menyakiti ayah bunda.

Sampaikan kepadanya (sesuai nalarnya) bahwa tidakan memukul sepeti itu yaitu hal yang tidak baik.

21. Ayah bunda bisa melaksanakan hukuman non-fisik kalau si kecil yang memukul ayah bunda ataupun orang lain, misalnya dengan cara memutus sementara perhatian pada si buah hati.

Hal ini bertujuan untuk memberi tahunya bahwa ayah bunda marah dan tidak suka dengan tindakan memukil menyerupai itu.

Setelah agak lama dan si kecil mulai tenang, maka dekati dan peluk si kecil, berikan penjelasan bahwa ayah bunda tadi marah karena dipukul, ajarkan beliau supaya minta maaf dan berjanji tidak mengulangi perbuatan memukul menyerupai itu.

22. Berikan referensi sikap damai pada anak. Dimana anak mempelajari sesuatu dari apa yang dilihat dan dengarnya, sehingga penting untuk mencontohkan sikap damai didepannya.

Apabila lingkungan di sekitarnya suka marah-marah, maka anak akan menganggap bahwa sifat sua marah-marah yaitu hal yang wajar.

23. Saat di kawasan umum, ushakan tetap tenang. Ayah bunda harus berusaha untuk tidak menunjukkan kemarahannya pada anak di depan banyak orang, karena bisa membuat anak semakin menunjukkan rasa marahnya.

Memarahi anak ditempat umum malah membuat anak semakin parah sikap dan ngambenknya, lbih baik bawa anak ke kawasan yang lebih sepi, biarkan anak hingga damai lalu gres berikan pesan yang tersirat pada anak..

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "23 Tips Mengatasi Anak Yang Mudah Marah Dan Memukul"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel