Masalah Perkembangan Dan Tingkah Laris Anak
- Masalah Perkembangan Anak-anak
- Penganiayaan & Penelantaran Anak
- Anak Pemarah
- Disleksia (gangguan membaca)
- Masalah Makan Anak
- Buang air besar tiba-tiba (Encopresis) pada anak
- Tidak Mau Pergi Sekolah
- Gangguan Belajar
- Kesulitan Tidur
- Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADH...
- Mengompol
- Kebiasaan Menghentikan Nafas
Masalah Perkembangan Anak-anak
GAGAL BERKEMBANG
Gagal Berkembang yaitu suatu keadaan dimana berat tubuh anak atau pertambahan berat tubuh anak secara signifikan berada dibawah berat tubuh anak lainnya yang sama umur dan jenis kelaminnya.
Gagal berkembang biasanya ditemukan pada anak kecil, terutama yang berumur dibawah 2 tahun.
Gagal berkembang pada bayi dan bawah umur biasanya ditandai dengan kegagalan dalam menambah berat tubuh dan tinggi badan. Pada remaja, tubuhnya terlihat pendek dan perkembangan seksualnya kurang.
Penyebabnya bisa berupa faktor intrinsik (berasal dari dalam diri anak, biasanya merupakan masalah kesehatan) atau faktor ekstrinsik (berasal dari lingkungan diluar anak, biasanya merupakan masalah psikososial).
Yang termasuk ke dalam faktor intrinsik:
# Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner)
# Defek pada sistem organ utama
# Kelainan pada sistem endokrin, contohnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya
# Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa mengakibatkan kesulitan dalam pemberian masakan pada bayi dan mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan
# Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa mengakibatkan gangguan prosedur penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh
# Anemia atau penyakit darah lainnya
# Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa mengakibatkan malabsorbsi atau hilangnya enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi
# Beberapa penyakit (misalnya cerebral palsy, gastroenteritis menahun dan refluks gastroesofageal).
Yang merupakan faktor ekstrinsik:
# Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional jawaban penolakan atau kekerasan dari orang tua).
Depresi bisa mengakibatkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi bila anak tidak mendapatkan rangsangan sosial yang cukup, menyerupai yang sanggup terjadi pada bayi yang diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
# Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian masakan kepada anak, tempat tinggal dan sikap orang tua).
Keadaan ekonomi yang pas-pasan sanggup mengakibatkan anak tidak memperoleh gizi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhannya
# Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, benalu atau racun).
Faktor resiko terjadinya gagal berkembang:
- Penyakit yang diderita anak tetapi tidak terdiagnosis
- Kemiskinan
- Lingkungan emosional yang negatif
- Tempat tinggal yang berdesakan serta kumuh.
Gejalanya berupa:
- Tinggi badan, berat tubuh dan lingkar kepala tidak berkembang secar normal menurut tabel pertumbuhan standar (tinggi tubuh kurang dari 3 persentil, berat tubuh 20% dibawah berat tubuh ideal terhadap tinggi tubuh atau kurva pertumbuhannya menurun dari sebelumnya)
- Kemampuan fisik (seperti berguling, duduk, berdiri dan berjalan) berkembang secara lambat
- Kemampuan mental dan sosial tertunda
- Perkembangan ciri seksual sekunder tertunda (pada remaja).
Pada investigasi fisik dilakukan pengukuran tinggi tubuh dan berat badan. Hasil pengukuran ini dibandingkan dengan hasil pengukuran pada kunjungan yang kemudian dan dengan grafik standar.
Jika laju pertumbuhannya cukup, maka dikatakan normal meskipun anaknya kecil. Untuk mengetahui mengapa anak ini kecil, perlu dilakukan investigasi fisik dan ditanyakan mengenai kebiasaan makan, masalah sosial dan penyakit yang pernah diderita anak maupun anggota keluarga lainnya.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
# Pemeriksaan darah lengkap (untuk melihat adanya anemia)
# Elektrolit
# Analisa air kemih
# Tes fungsi tiroid
# Pemeriksaan hormon lainnya
# Elektroforesa hemoglobin untuk menentukan adanya penyakit sel sabit
# Rontgen untuk menentukan usia tulang.
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Setiap penyakit yang diduga menjadi penyebab terjadinya gagal berkembang, harus diobati.
Kegagalan pertumbuhan jawaban faktor gizi sanggup diatasi dengan menerapkan pola makan seimbang dan menyampaikan pendidikan kepada orang tua.
Jika melibatkan faktor psikososial, pengobatan sebaiknya mencakup perbaikan dinamika keluarga dan lingkungan tempat tinggal. Sikap dan sikap orang renta bisa kuat terhadap masalah anak dan perlu dievaluasi.
Pada beberapa kasus, anak perlu dirawat di rumah sakit semoga bisa diterapkan suatu rencana pengobatan yang menyeluruh dari segi medis, sikap dan psikososial.
Jika keadaan ini belum berlangsung usang dan penyebabnya diketahui serta sanggup diperbaiki, maka anak akan kembali mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
Jika keadaannya telah berlangsung lama, maka efeknya mungkin juga akan berlangsung usang dan pertumbuhan serta perkembangan yang normal mungkin tidak sanggup dicapai.
MASALAH PERILAKU
Masalah Perilaku yaitu pola sikap yang sulit, yang sanggup mengancam hubungan yang normal antara anak dengan orang lain di sekelilingnya.
Masalah sikap bisa merupakan jawaban dari lingkungan, kesehatan, watak atau perkembangan anak.
Masalah sikap juga bisa timbul jawaban hubungan yang tidak serasi dengan orang tua, guru maupun pengasuhnya.
Untuk mendiagnosis suatu masalah perilaku, biasanya ditanyakan menganai kegiatan anak sehari-hari secara kronologis dan menyeluruh. Pembahasan dipusatkan pada lingkungan yang mengakibatkan timbulnya gangguan sikap dan sikap itu sendiri secara terperinci.
Juga dilakukan pengamatan terhadap interaksi antara anak dan orang tua.
Masalah sikap semakin usang cenderung semakin memburuk karena itu untuk mencegah progresivitasnya perlu dilakukan pengobatan dini .
Kontak yang lebih positif dan lebih menyenangkan antara orang renta dan anak sanggup meningkatkan harga diri anak dan orang tua. Interaksi yang lebih baik sanggup membantu memecahkan bundar setan dari sikap negatif yang mengakibatkan timbulnya respon negatif.
Masalah Interaksi Anak-Orang tua
Masalah Interaksi Anak-Orang Tua yaitu kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam hubungan antara anak dan orang tuanya.
Masalah interaksi bisa mulai timbul pada beberapa bulan pertama kehidupan anak.
Hubungan antara ibu dan anak mungkin menjadi tegang akibat:
- kesulitan yang dialami ibu selama kehamilan maupun persalinan
- depresi pasca persalinan
- kurangnya proteksi dari suami, keluarga maupun teman
- waktu menyusu dan waktu tidur bayi yang tidak teratur (sampai umur 2-3 bulan, kebanyakan bayi tidak tidur pada malam hari; pada saat-saat ini mereka sering menangis).
Kelelahan, kebencian dan rasa bersalah orang renta bercampur dengan rasa putus asa sehingga mempengaruhi hubungan orang renta dengan bayinya.
Hubungan yang jelek antara anak dan orang renta bisa memperlambat perkembangan mental dan kemampuan sosial anak dan bisa mengakibatkan terjadinya kegagalan berkembang.
Kepada orang renta sebaiknya diberikan info yang lengkap mengenai perkembangan bayi disertai pesan yang tersirat atau kiat untuk menghadapinya.
Tabiat bayi bisa dievaluasi dan didiskusikan.Hal ini bisa membantu orang renta untuk lebih realistis dan menyadari bahwa rasa bersalah dan konflik merupakan emosi yang normal dalam pengasuhan anak. Dengan demikian orang renta akan berguru mendapatkan perasaannya dan mencoba membangun hubungan yang sehat.
Kecemasan Karena Berpisah
Kecemasan Karena Berpisah yaitu kecemasan yang dirasakan oleh anak ketika orang tuanya meninggalkannya sendiri.
Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya atau menangis bila didekati orang yang tidak dikenalnya, merupakan suatu tahap perkembangan normal yang ditemukan pada bayi usia 8 bulan dan berlangsung hingga usia 18-24 bulan.
Pada umur 2 tahun, anak batita (dibawah tiga tahun) mulai memahami bahwa orang tuanya mungkin tidak terlihat oleh mata tetapi mereka niscaya akan kembali.
Pada ketika bayi berkembang dan lebih memperhatikan serta berinteraksi dengan lingkungannya, beliau akan mengalami aneka macam emosi menyerupai rasa percaya, rasa kondusif dan nyaman. Jika beliau merasa kurang dekat dengan lingkungannya, maka akan timbul rasa takut.
Pada usia 8-24 bulan, bawah umur mengalami perasaan takut bila tidak berada dalam lingkungan yang dekat dan aman. Mereka mengenal orang tuanya sebagai lingkungan yang dekat dan aman. Jika berpisah dari orang tua, mereka merasa terancam dan tidak aman.
Gejalanya bisa berupa:
- Kesedihan berlebih ketika berpisah dengan ibu
- Khawatir akan kehilangan atau terjadi sesuatu yang jelek pada ibu
- Sering enggan pergi ke sekolah atau tempat lainnya karena takut berpisah
- Tidak mau tidur bila tidak ditemani oleh orang dewasa
- Mimpi buruk
- Sering mengeluhkan keadaan fisiknya
Beberapa orang renta (terutama yang gres pertama kali mempunyai anak) menduga bahwa kecemasan karena berpisah ini merupakan suatu gangguan emosional dan mereka menghadapinya dengan bersikap protektif (melindungi) serta menghindari perpisahan maupun lingkungan yang baru. Respon menyerupai ini bisa mengakibatkan terjadinya gangguan pada pematangan/pendewasaan dan perkembangan anak.
Sang ayah mengartikan kecemasan karena berpisah sebagai menunjukan bahwa anak terlalu dimanja dan menyalahkan ibunya atau mencoba untuk merubah sikap anak dengan cara memarahi dan memberi hukuman.
Sebaiknya orang renta diyakinkan bahwa sikap anak yaitu normal.
Orang renta didorong untuk tidak terlalu protektif dan mengekang anak serta dianjurkan untuk membiarkan anaknya berkembang secara normal.
Penyelesaian terhadap masalah kecemasan ini tergantung kepada rasa kondusif dan rasa percaya yang mereka miliki terhadap orang selain orang tuanya, lingkungannya dan keyakinan akan kembalinya orang renta mereka.
Meskipun anak telah berhasil melewati masa perkembangan ini, kecemasan karena berpisah mungkin akan kembali pada ketika anak mengalami stres. Kebanyakan anak akan mengalami kecemasan bila berada dalam situasi yang tidak dikenalnya dengan baik, terutama bila terpisah dari orang tuanya.
MASALAH MAKAN
Penurunan nafsu makan normal yang disebabkan oleh laju pertumbuhan yang lambat sering ditemukan pada anak usia 1-8 bulan.
Masalah makan bisa terjadi bila orang renta atau pengasuh memaksa anak untuk makan atau terlalu mengkhawatirkan nafsu makan maupun kebiasaan makan anak. Anak tidak menelan makanannya tetapi malah menyimpan/menahannya di dalam lisan atau bahkan memuntahkannya.
Keadaan ini sanggup diatasi dengan mengurangi ketegangan dan emosi yang negatif pada waktu makan.
Sebaiknya anak dibiarkan memakan masakan yang dipilihnya pada waktu makan dan jangan dibiasakan untuk ngemil diantara jam-jam makan. Dengan cara ini keseimbangan antara nafsu makan, banyaknya masakan yang dimakan serta kebutuhan gizinya akan terpenuhi.
GANGGUAN TIDUR
Mimpi jelek yaitu mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM) (rapid eye movement.
Seorang anak yang mengalami mimpi jelek biasanya akan benar-benar terbangun dan sanggup mengingat kembali mimpinya secara terperinci.
Mimpi jelek yang terjadi sewaktu-waktu yaitu hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan oleh orang renta yaitu menenangkan anak.
Tetapi mimpi jelek yang sering terjadi yaitu abnormal dan bisa memperlihatkan adanya masalah psikis. Pengalaman yang menakutkan (termasuk dongeng angker atau film ihwal kekerasan di televisi) bisa mengakibatkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada bawah umur yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.
Teror di malam hari yaitu suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur, anak separuh terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak sanggup mengingat kembali apa yang telah dialaminya.
Tidur sambil berjalan yaitu suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur, anak bangun dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan.
Teror di malam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (non-REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur.
Setiap episode bisa berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit.
Teror di malam hari sifatnya dramatis karena anak menjerit-jerit dan panik; keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 tahun.
Seorang yang tidur sambil berjalan mempunyai cara berjalan yang janggal/kaku, tetapi biasanya sanggup menghindari benda-benda sehingga tidak terbentur. Mereka tampak linglung tetapi tidak memperlihatkan rasa takut.
Mereka akan terbangun secara tiba-tiba dengan pandangan mata yang kosong atau bingung. Pada awalnya mereka belum sepenuhnya terbangun atau belum sepenuhnya tanggap terhadap orang di sekelilingnya.
Ketika terbangun di pagi hari, mereka tidak sanggup mengingat kembali apa yang telah terjadi.
Sekitar 15% anak yang berumur 5-12 tahun minimal pernah mengalami sekali berjalan dalam keadaan tidur. 1-6% anak pria usia sekolah mengalami tidur sambil berjalan secara terus menerus, yang biasanya dipicu oleh kejadian yang menegangkan (stres).
Tidak mau tidur merupakan masalah yang sering ditemukan, terutama pada bawah umur yang berumur 1-2 tahun. Mereka menangis bila ditinggalkan sendiri di tempat tidurnya atau meninggalkan tempat tidurnya dan mencari orang tuanya.
Hal ini berafiliasi dengan kecemasan karena berpisah dan dengan upaya anak untuk mengendalikan lebih banyak lagi aspek dari lingkungannya.
Terbangun di malam hari yaitu gangguan tidur yang sering ditemukan pada bawah umur yang masih kecil.
Sekitar 50% dari bawah umur yang berumur 6-12 bulan sering terbangun di malam hari. Anak--anak yang mengalami kecemasan karena berpisah juga sering terbangun di malam hari.
Anak-anak yang lebih besar sering terbangun di malam hari karena sakit, suatu gerakan atau kejadian menegangkan lainnya.
Terbangun di malam hari bisa semakin sering terjadi bila anak terlalu usang tidur siang dan terlalu bersemangat bermain sebelum tidur malam.
Teror malam dan tidur sambil berjalan hampir selalu hilang dengan sendirinya, meskipun sekali-kali terjadi selama beberapa tahun.
Jika keadaan tersebut terus berlangsung hingga masa remaja dan dewasa, mungkin anak mempunyai kelainan psikis.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
- ajak anak kembali ke tempat tidurnya
- bacakan dongeng yang pendek
- tawari untuk ditemani oleh boneka ataupun selimut kesayangannya
- gunakan lampu redup.
Untuk menjaga keamanan bagi anak yang berjalan sambil tidur, sebaiknya pintu kamarnya dikunci dari luar tetapi hal ini harus dipertimbangkan secara seksama semoga anak tidak merasa dikurung.
MASALAH PELATIHAN BUANG AIR
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada ketika anak berumur 2-3 tahun, sedangkan pembinaan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun.
Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah sanggup melaksanakan buang air besar sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri serta kembali menggunakan pakaian dalamnya sendiri.
Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih mengompol pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari timbulnya masalah pembinaan buang air (toilet training) yaitu dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
- Selama beberapa jam pakaian dalamnya kering
- Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti bila basah
- Anak memperlihatkan ketertarikannya untuk duduk diatas potty chair (pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus)
- Anak bisa mengikuti petunjuk/aturan lisan yang sederhana.
Kesiapan anak biasanya terjadi pada usia 24-36 bulan.
Metode toilet training yang paling banyak digunakan yaitu metode timing.
Anak yang sepertinya sudah siap diperkenalkan kepada potty chair dan secara sedikit demi sedikit diminta untuk duduk diatasnya sebentar saja dalam keadaan berpakaian lengkap. Kemudian anak diminta untuk melepaskan pakaian dalamnya sendiri, kemudian duduk diatas potty chair selama tidak lebih dari 5-10 menit. Hal tersebut dilakukan sambil ibu menyampaikan klarifikasi bahwa kini sudah saatnya anak untuk melaksanakan buang air besar/kecil di tempatnya (maksudnya pada potty chair atau kloset), bukan di pakaian dalam ataupun popok.
Jika anak sudah bisa melakukannya, ibu boleh menyampaikan kebanggaan ataupun hadiah. Tetapi bila anak belum bisa melakukannya, ibu sebaiknya tidak memarahi maupun menghukum anak.
Metode timing efektif untuk bawah umur yang mempunyai jadwal buang air besar/kecil yang teratur.
Metode toilet training lainnya menggunakan boneka sebagai alat bantu.
Kepada anak yang sudah siap, diajarkan cara-cara toilet training dengan menggunakan boneka sebagai model. Ibu menyampaikan kebanggaan kepada boneka karena pakaian dalamnya kering dan telah berhasil melewati setiap proses toilet training. Kemudian ibu meminta anak untuk menirukan proses toilet training dengan bonekanya secara berulang-ulang, anak juga diajari untuk memuji bonekanya.
Selanjutnya, anak menirukan apa yang telah dilakukan oleh bonekanya dan ibu menyampaikan kebanggaan kepada anak.
Jika anak tetap bertahan duduk di toilet, sebaiknya diangkat dan toilet training dicoba kembali setelah anak makan. Jika hal ini berlangsung selama beberapa hari, sebaiknya toilet training ditunda selama beberapa minggu.
Sangat penting untuk menyampaikan kebanggaan kepada anak yang telah berhasil melaksanakan toilet training. Setelah pola buang air besar/kecil stabil, secara perlahan kebanggaan tersebut dikurangi.
Memaksa anak untuk buang air besar/kecil di toilet dengan kekerasan tidak efektif dan bisa mengakibatkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.
Enuresis Nokturnal
Enuresis nokturnal (bed-wetting) yaitu buang air kecil secara tidak sengaja dan terjadi secara berulang ketika sedang tidur, pada seorang anak yang sudah cukup besar dan semestinya sudah tidak mengompol lagi di tempat tidur.
Sekitar 30% anak berumur 4 tahun, 10% anak berumur 6 tahun, 3% anak berumur 12 tahun dan 1% anak berumur 18 tahun masih mengompol di tempat tidur.
Bed-wetting lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.
Penyebabnya biasanya yaitu terlambatnya proses pendewasaan, yang kadang disertai dengan gangguan tidur (misanya tidur sambil berjalan atau teror malam).
1-2% masalah disebabkan oleh kelainan fisik (biasanya berupa nanah kanal kemih).
Bed-wetting juga kadang disebabkan oleh masalah psikis.
Kadang bed-wetting berhenti kemudian timbul lagi. Kekambuhan ini biasanya terjadi karena anak mengalami kejadian yang menegangkan atau karena anak menderita kelainan fisik (misalnya nanah kanal kemih).
Untuk anak yang berumur kurang dari 6 tahun, biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, hanya menunggu hingga gejalanya hilang dengan sendirinya.
Setiap tahunnya, pada 15% anak yang berumur lebih dari 6 tahun, bed-wetting akan berhenti dengan sendirinya. Jika hal ini tidak terjadi, bisa dicoba salah satu dari 3 jenis pengobatan berikut:
1. Konsultasi dan terapi perilaku.
Konsultasi melibatkan anak dan orang tua; diberikan klarifikasi bahwa bed-wetting memang agak sering terjadi, sanggup diperbaiki dan tidak perlu menimbulkan rasa bersalah pada siapapun.
Terapi sikap untuk anak:
- Menandai pada penanggalan/kalender malam-malam dimana beliau mengompol maupun tidak
- Menahan diri untuk tidak minum 2-3 jam sebelum tidur
- Melakukan buang air kecil sebelum tidur
- Mengganti pakaian dan seprenya sendiri bila mengompol.
Terapi sikap untuk orang tua:
- Tidak menghukum atau memarahi anak karena mengompol
- Memberikan pujian/hadiah bila anak tidak mengompol (misalnya menyampaikan tanda bintang pada kalender atau hadiah lainnya, tergantung kepada usia anak).
2. Alarm ngompol.
Merupakan metode pengobatan yang paling efektif, bisa menyembuhkan 70% anak yang mengompol dan hanya 10-15% yang mengompol kembali setelah metode ini dihentikan.
Metode ini tidak mahal dan gampang diterapkan meskipun cara kerjanya lambat.
Alarm akan berbunyi bila telah keluar beberapa tetes air kemih. Pada beberapa ahad pertama, anak akan terbangun setelah ngompol. Beberapa ahad berikutnya anak terbangun setelah sedikit mengeluarkan air kemihnya dan tempat tidurnya belum terlalu basah. Lama-lama anak akan terbangun karena ingin buang air kecil dan tempat tidurnya masih kering.
Alam ini boleh dilepas setelah 3 ahad anak tidak mengompol.
3. Terapi obat.
Pemberian obat pada ketika ini lebih jarang dilakukan karena alarm ngompol lebih efektif dan obat-obatan mungkin akan menimbulkan imbas samping.
Jika pengobatan lainnya gagal dan orang renta sangat menginginkan pemberian obat, biasanya diberikan imipramin.
Imipramin yaitu obat anti-depresi yang mengendurkan kandung kemih dan memperkuat sfingter yang menghambat aliran air kemih. Keuntungan dari pemberian obat yaitu cara kerjanya yang cepat.
Setelah selama 1 bulan anak tidak mengompol, dosisnya diturunkan dan diberikan selama 2-4 minggu, kemudian pemberian obat dihentikan.
Sekitar 75% anak akan ngompol kembali setelah obat dihentikan. Jika hal ini terjadi, bisa dicoba diberikan obat selama 3 bulan.
Contoh darah diperiksa setiap 2-4 ahad untuk memastikan bahwa jumlah sel darah putih tidak berkurang (karena salah satu imbas samping dari obat ini yaitu penurunan jumlah sel darah putih).
Pilihan lainnya dalah obat semprot hidung desmopressin, yang mengurangi pengeluaran air kemih. Efek sampingnya sedikit tetapi harganya mahal.
Enkopresis
Enkopresis yaitu secara tidak sengaja buang air besar, tetapi bukan disebabkan oleh penyakit maupuan kelainan fisik.
Sekitar 17% anak berumur 3 tahun dan 1% anak berumur 4 tahun mengalami enkopresis.
Kebanyakan hal ini terjadi karena anak tidak mau menjalani toilet training. Tetapi kadang enkopresis disebabkan oleh sembelit, yang mengakibatkan teregangnya dinding usus dan berkurangnya kesiagaan/kesadaran anak akan ususnya yang telah penuh serta terganggunya pengendalian otot.
Jika penyebabnya yaitu sembelit, maka diberikan obat pencahar dan tindakan lainnya semoga jadwal buang air besar anak menjadi teratur.
Jika penyebabnya yaitu karena tidak mau menjalani toilet trainng, mungkin perlu dilakukan konsultasi dengan psikolog.
Penyebab sembelit kronis yang bisa mengakibatkan terjadinya enkopresis:
- Menahan buang air besar karena takut menggunakan jamban
- Tidak mau berguru menggunakan jamban
- Fissura anus (robekan pada lapisan anus yang menimbulkan nyeri)
- Kelainan bawaan (misalnya kelainan korda spinalis atau kelainan anus)
- Penyakit Hirschsprung
- Kadar tiroid yang rendah
- Gizi yang buruk
- Cerebral palsy
- Kelainan psikis pada anak atau keluarganya.
FOBIA
Suatu fobia asalah rasa takut yang irasional (tidak masuk akal) dan hiperbola terhadap suatu benda, keadaan atau fungsi tubuh yang sesungguhnya tidak berbahaya.
Fobia berbeda dari rasa takut yang merupakan penggalan normal dari perkembangan anak atau rasa takut jawaban konfilk di dalam keluarga.
Fobia sekolah merupakan merupakan salah satu pola dari rasa takut yang berlebihan. Fobia sekolah bisa mengakibatkan anak berumur 6 atau 7 tahun tidak mau pergi ke sekolah. Anak secara eksklusif menolak pergi ke sekolah atau mengeluh sakit perut, mual maupun tanda-tanda lainnya yang memungkinkan beliau bisa tinggal di rumah. Kemungkinan anak tersebut memperlihatkan reaksi yang hiperbola terhadap guru yang galak, yang bisa menimbulkan rasa takut pada anak yang perasaanya peka/halus.
Pada anak yang lebih besar (umur 10-14 tahun), fobia sekolah bisa memperlihatkan adanya masalah psikis yang lebih serius.
Anak yang mengalami fobia sekolah sebaiknya segera kembali sekolah sehingga pelajarannya tidak tertinggal. Jika fobianya sangat berat hingga mengganggu kegiatan anak dan anak tidak menyampaikan respon terhadap dorongan orang renta maupun gurunya, mungkin perlu dilakukan konsultasi dengan psikolog atau hebat jiwa.
Pada anak yang lebih besar mungkin tidak perlu segera memintanya kembali sekolah, pengobatannya tergantung kepada hasil penilaian status mentalnya.
Ketakutan yang normal, yang biasa ditemukan pada masa kanak-kanak:
- Takut gelap, monster, serangga dan laba-laba (umur 3-4 tahun)
- Takut terluka dan takut mati (lebih sering ditemukan pada anak yang lebih besar)
- Cerita, film atau jadwal televisi yang menakutkan bisa memperburuk rasa takut anak
- Pernyataan orang renta ketika murka atau bergurau bisa dianggap serius oleh anak balita dan bisa menimbulkan rasa takut pada mereka
- Reaksi anak yang pemalu terhadap situasi yang baru, pada awalnya berupa rasa takut atau menarik dirnya.
Orang renta sebaiknya menenangkan anaknya dengan menyampaikan bahwa monster itu sesungguhnya tidak ada, laba-laba itu tidak berbahaya atau apa yang dilihatnya di televisi itu tidak benar-benar terjadi.
Jika pernyataan orang renta ketika murka atau bercanda mengakibatkan anak menjadi takut, sebaiknya orang renta menjelaskan maksud yang sesungguhnya semoga anak tidak terus menerus takut.
Anak yang pemalu sebaiknya dibantu untuk mengikuti keadaan dengan situasi yang gres dengan cara lebih sering mengajaknya ke aneka macam lingkungan yang baru.
HIPERAKTIVITAS
Hiperaktivitas yaitu tingkat kegiatan dan kegembiraan anak yang sangat tinggi, yang menimbulkan rasa khawatir pada orang renta maupun pengasuhnya.
Anak yang berumur 2 tahun biasanya aktif dan jarang bisa duduk dengan tenang. Tingkat kegiatan yang tinggi juga biasanya ditemukan pada anak berumur 4 tahun. Pada kedua kelompok umur tersebut, sikap demikian merupakan penggalan yang normal dari tahap perkembangan anak.
Tetapi sikap aktif seringkali mengakibatkan konflik antara orang renta dan anak dan bisa menimbulkan rasa khawatir pada orang tua.
Apakah kegiatan anak diartikan sebagai hiperaktivitas atau bukan, tergantung kepada toleransi orang-orang di sekelilingnya yang merasa terganggu oleh kegiatan anak tersebut. Beberapa anak yang hiperaktif tampak jelas-jelas lebih aktif dan pemusatan perhatiannya lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata.
Penyebab hiperaktivitas ini berbeda-beda, diantaranya yaitu kelainan emosional atau kelainan fungsi otak. Selain itu, hiperaktivitas juga bisa hanya merupakan watak anak yang normal yang terlalu dibesar-besarkan.
Orang sampaumur biasanya menanggapi hiperaktivitas anak dengan mengomel atau menghukumnya. Respon ini biasanya dibalas dengan semakin meningkatnya kegiatan anak.
Keadaan ini bisa dibantu dengan menghindari situasi dimana anak harus duduk damai dalam waktu yang usang atau dengan mencari guru yang hebat dalam menangani bawah umur yang hiperaktif.
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN
Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Disorder< ADD) yaitu suatu pemusatan perhatian yang jelek atau singkat dan sifat spontan (mengikuti kata hati) yang tidak sesuai dengan usia anak, dengan atau tanpa hiperaktivitas.
ADD diperkirakan terjadi pada 5-10% anak usia sekolah dan 10 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.
Tanda-tanda dari ADD banyak yang sudah tampak sebelum anak berumur 4 tahun tetapi gres menimbulkan gangguan yang berarti pada usia sekolah.
Penyakit ini biasanya diturunkan. Penelitian terakhir menujukkan bahwa penyakit ini terjadi jawaban adanya kelainan pada neurotransmiter (zat yang menghantarkan gelombang saraf di dalam otak).
ADD seringkali diperburuk oleh lingkungan di rumah maupun sekolah.
ADD terutama merupakan suatu masalah dalam pemusatan perhatian, konsentrasi dan ketekunan menjalankan tugas. Anak juga mungkin bersifat spontan dan overaktif.
Diagnosis ADD biasanya ditegakkan bila anak mempunyai 8 dari 14 tanda-tanda berikut:
1. Gelisah (seringkali meremas-remas tangannya atau menggeliatkan kakinya)
2. Tidak sanggup diminta duduk tenang
3. Perhatiannya gampang terganggu oleh rangsangan yang asing
4. Tidak sanggup menunggu gilirannya bila sedang bermain dalam kelompok
5. Seringkali melontarkan jawaban sebelum pertanyaan selesai diberikan
6. Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk dari orang lain, meskipun beliau memahaminya dan tidak berusaha untuk melawan
7. Mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatiannya ketika sedang melaksanakan kegiatan berguru ataupun bermain
8. Seringkali meninggalkan kegiatan yang belum tuntas dan beralih kepada kegiatan yang baru
9. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
10. Seringkali terlalu banyak berbicara
11. Seringkali menyela percakapan atau mengganggu orang lain
12. Seringkali tidak mendengarkan apa yang telah dikatakan kepadanya
13. Seirngkali kehilangan benda-benda yang diharapkan dalam kegiatan belajarnya di sekolah maupun di rumah
14. Seirngkali terlibat dalam kegiatan fisik yang berbahaya tanpa mempertimbangkan jawaban yang mungkin ditimbulkannya.
Pengobatan yang paling efektif yaitu obat-obat psikostimulan (perangsang psikis).
Terapi sikap dipimpin oleh seorang psikolog anak yang biasanya dikombinasikan dengan terapi obat. Seringkali diharapkan teknik pengasuhan yang terstruktur, teratur dan dimodifikasi.
Tetapi kepada bawah umur yang tidak terlalu berangasan dan berasal dari lingkungan rumah yang stabil, hanya diberikan terapi obat.
Obat yang paling sering diberikan yaitu metilfenidat. Obat ini telah terbukti lebih efektif daripada anti-depresi, kafein dan psikostimulan lainnya, serta menimbulkan imbas samping yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan dekstroamfetamin.
Efek samping yang biasa timbul yaitu gangguan tidur (misalnya insomnia) dan berkurangnya nafsu makan. Efek samping lainnya yaitu depresi atau perasaan sedih, sakit kepala, nyeri lambung dan tekanan darah tinggi. Jika diminum dalam takaran tinggi dan dalam waktu yang lama, metilfenidat bisa memperlambat pertumbuhan anak.
Anak dengan ADD biasanya tidak sanggup mengatasi kesulitannya sendiri. Masalah yang timbul atau tetap ada pada masa remaja dan sampaumur yaitu kegagalan akademis, harga diri yang rendah, kecemasan, depresi dan kesulitan dalam mempelajari sikap sosial yang benar. Mereka sepertinya lebih bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan daripada dengan lingkungan sekolah.
Jika ADD tidak diobati, maka penderita mempunyai resiko mengkonsumsi alkohol atau zat lainnya serta mempunyai resiko bunuh diri yang lebih tinggi.
KETIDAKMAMPUAN BELAJAR
Ketidakmampuan Belajar yaitu ketidakmampuan untuk menerima, menyimpan dan menggunakan secara luas kemampuan ataupun info khusus, yang terjadi jawaban kurangnya pemusatan perhatian, memori atau pemikiran dan hal ini mempengaruhi prestasi akademik.
Terdapat aneka macam jenis ketidakmampuan berguru dan masing-masing tidak mempunyai penyebab yang pasti. Tetapi dasar dari semua jenis ketidakmampuan berguru ini diyakini merupakan suatu kelainan pada fungsi otak.
Ketidakmampuan berguru 5 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.
Seorang anak yang mengalami ketidakmampuan berguru seringkali mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan penglihatan dan gerakannya serta memperlihatkan kecanggungan ketika melaksanakan kegiatan fisik, menyerupai memotong, mewarnai, mengancingkan baju, mengikat tali sepatu dan berlari.
Anak juga mungkin mengalami masalah dengan persepsi penglihatan atau pengolahan fonologis (misalnya dalam mengenali bagian-bagian atau pola dan membedakan aneka macam jenis suara) atau masalah dengan ingatan, percakapan, pemikiran serta pendengaran.
Beberapa anak mengalami masalah dalam membaca, menulis maupun berhitung.
Tetapi kebanyakan ketidakmampuan berguru ini sifatnya kompleks dan kelainannya terjadi di lebih satu daerah.
Anak mungkin lambat dalam:
- mempelajari jenis warna atau huruf
- menyebutkan nama benda yang dikenalnya,
- berhitung
- mencapai kemajuan dalam kemampuan berguru dini lainnya.
Belajar menulis dan membaca mungkin tertunda.
Gejala lainnya yaitu pemusatan perhatian yang pendek dan perhatiannya gampang terganggu, percakapannya terputus serta ingatannya pendek.
Anak juga mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan mengendalikan dorongan serta mempunyai masalah dalam kedisiplinan. Mereka mungkin memperlihatkan sikap hiperaktif, menarik diri, pemalu atau agresif.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan aneka macam investigasi berikut:
- Pemeriksaan fisik
- Serangkaian tes kecerdasan (verbal dan non-verbal, termasuk tes membaca, menulis dan berhitung)
- Tes psikis.
Untuk membantu meningkatkan perhatian dan konsentrasi bisa diberikan metilfenidat.
Pengobatan yang paling efektif yaitu pendidikan yang secara seksama diubahsuaikan dengan individu anak.
Disleksia
Disleksia yaitu ketidakmampuan berguru yang terutama mengenai dasar berbahasa tertentu, yang mempengaruhi kemampuan mempelajari kata-kata dan membaca meskipun anak mempunyai tingkat kecerdasan rata-rata atau diatas rata-rata, motivasi dan kesempatan pendidikan yang cukup serta penglihatan dan telinga yang normal.
Disleksia cenderung diturunkan dan lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.
Disleksia terutama disebabkan oleh kelainan otak yang mempengaruhi proses pengolahan bunyi dan bahasa yang diucapkan. Kelainan ini merupakan kelainan bawaan, yang bisa mempengaruhi penguraian kata serta gangguan mengeja dan menulis.
Anak sangat terlambat berbicara, mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata serta dalam mengingat nama huruf, angka dan warna.
Mereka mengalami kesulitan dalam mencampur bunyi, mengiramakan kata, mengenali posisi bunyi dalam kata, memisahkan kata ke dalam bunyi dan mengenali jumlah bunyi dalam kata.
Anak ragu dalam menentukan kata, menemukan pengganti kata dan memberi nama aksara serta gambar.
Mereka keliru/bingung dalam mengenali kata atau aksara yang serupa; aksara d sering disebutnya sebagai aksara b.
Tes untuk disleksia sebaiknya dilakukan pada bawah umur yang:
- Tidak mencapai kemajuan dalam kemampuan mempelajari kata-kata pada pertengahan atau simpulan kelas pertama
- Belum bisa membaca padahal menurut kemampuan verbal maupun intelektualnya seharusnya sudah bisa membaca
- Lambat dalam berguru membaca
- Belum fasih berbicara.
Pengobatan yang terbaik yaitu instruksi langsung, yang menggabungkan pendekatan multisensorik.
Jenis pengobatan ini terdiri dari pengajaran bunyi dengan aneka macam isyarat, biasanya terpisah dan (jika memungkinkan) merupakan penggalan dari jadwal membaca.
Instruksi tidak eksklusif juga bisa diterapkan. Biasanya terdiri dari pembinaan untuk mengucapkan kata atau pemahaman membaca. Anak diajari bagaimana caranya untuk mengolah bunyi dengan mencampur bunyi untuk membentuk kata, dengan memisahkan kata ke dalam aksara dan dengan mengenali posisi bunyi dalam kata.
Gagal Berkembang yaitu suatu keadaan dimana berat tubuh anak atau pertambahan berat tubuh anak secara signifikan berada dibawah berat tubuh anak lainnya yang sama umur dan jenis kelaminnya.
Gagal berkembang biasanya ditemukan pada anak kecil, terutama yang berumur dibawah 2 tahun.
Gagal berkembang pada bayi dan bawah umur biasanya ditandai dengan kegagalan dalam menambah berat tubuh dan tinggi badan. Pada remaja, tubuhnya terlihat pendek dan perkembangan seksualnya kurang.
Penyebabnya bisa berupa faktor intrinsik (berasal dari dalam diri anak, biasanya merupakan masalah kesehatan) atau faktor ekstrinsik (berasal dari lingkungan diluar anak, biasanya merupakan masalah psikososial).
Yang termasuk ke dalam faktor intrinsik:
# Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner)
# Defek pada sistem organ utama
# Kelainan pada sistem endokrin, contohnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya
# Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa mengakibatkan kesulitan dalam pemberian masakan pada bayi dan mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan
# Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa mengakibatkan gangguan prosedur penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh
# Anemia atau penyakit darah lainnya
# Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa mengakibatkan malabsorbsi atau hilangnya enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi
# Beberapa penyakit (misalnya cerebral palsy, gastroenteritis menahun dan refluks gastroesofageal).
Yang merupakan faktor ekstrinsik:
# Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional jawaban penolakan atau kekerasan dari orang tua).
Depresi bisa mengakibatkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi bila anak tidak mendapatkan rangsangan sosial yang cukup, menyerupai yang sanggup terjadi pada bayi yang diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
# Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian masakan kepada anak, tempat tinggal dan sikap orang tua).
Keadaan ekonomi yang pas-pasan sanggup mengakibatkan anak tidak memperoleh gizi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhannya
# Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, benalu atau racun).
Faktor resiko terjadinya gagal berkembang:
- Penyakit yang diderita anak tetapi tidak terdiagnosis
- Kemiskinan
- Lingkungan emosional yang negatif
- Tempat tinggal yang berdesakan serta kumuh.
Gejalanya berupa:
- Tinggi badan, berat tubuh dan lingkar kepala tidak berkembang secar normal menurut tabel pertumbuhan standar (tinggi tubuh kurang dari 3 persentil, berat tubuh 20% dibawah berat tubuh ideal terhadap tinggi tubuh atau kurva pertumbuhannya menurun dari sebelumnya)
- Kemampuan fisik (seperti berguling, duduk, berdiri dan berjalan) berkembang secara lambat
- Kemampuan mental dan sosial tertunda
- Perkembangan ciri seksual sekunder tertunda (pada remaja).
Pada investigasi fisik dilakukan pengukuran tinggi tubuh dan berat badan. Hasil pengukuran ini dibandingkan dengan hasil pengukuran pada kunjungan yang kemudian dan dengan grafik standar.
Jika laju pertumbuhannya cukup, maka dikatakan normal meskipun anaknya kecil. Untuk mengetahui mengapa anak ini kecil, perlu dilakukan investigasi fisik dan ditanyakan mengenai kebiasaan makan, masalah sosial dan penyakit yang pernah diderita anak maupun anggota keluarga lainnya.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
# Pemeriksaan darah lengkap (untuk melihat adanya anemia)
# Elektrolit
# Analisa air kemih
# Tes fungsi tiroid
# Pemeriksaan hormon lainnya
# Elektroforesa hemoglobin untuk menentukan adanya penyakit sel sabit
# Rontgen untuk menentukan usia tulang.
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Setiap penyakit yang diduga menjadi penyebab terjadinya gagal berkembang, harus diobati.
Kegagalan pertumbuhan jawaban faktor gizi sanggup diatasi dengan menerapkan pola makan seimbang dan menyampaikan pendidikan kepada orang tua.
Jika melibatkan faktor psikososial, pengobatan sebaiknya mencakup perbaikan dinamika keluarga dan lingkungan tempat tinggal. Sikap dan sikap orang renta bisa kuat terhadap masalah anak dan perlu dievaluasi.
Pada beberapa kasus, anak perlu dirawat di rumah sakit semoga bisa diterapkan suatu rencana pengobatan yang menyeluruh dari segi medis, sikap dan psikososial.
Jika keadaan ini belum berlangsung usang dan penyebabnya diketahui serta sanggup diperbaiki, maka anak akan kembali mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
Jika keadaannya telah berlangsung lama, maka efeknya mungkin juga akan berlangsung usang dan pertumbuhan serta perkembangan yang normal mungkin tidak sanggup dicapai.
MASALAH PERILAKU
Masalah Perilaku yaitu pola sikap yang sulit, yang sanggup mengancam hubungan yang normal antara anak dengan orang lain di sekelilingnya.
Masalah sikap bisa merupakan jawaban dari lingkungan, kesehatan, watak atau perkembangan anak.
Masalah sikap juga bisa timbul jawaban hubungan yang tidak serasi dengan orang tua, guru maupun pengasuhnya.
Untuk mendiagnosis suatu masalah perilaku, biasanya ditanyakan menganai kegiatan anak sehari-hari secara kronologis dan menyeluruh. Pembahasan dipusatkan pada lingkungan yang mengakibatkan timbulnya gangguan sikap dan sikap itu sendiri secara terperinci.
Juga dilakukan pengamatan terhadap interaksi antara anak dan orang tua.
Masalah sikap semakin usang cenderung semakin memburuk karena itu untuk mencegah progresivitasnya perlu dilakukan pengobatan dini .
Kontak yang lebih positif dan lebih menyenangkan antara orang renta dan anak sanggup meningkatkan harga diri anak dan orang tua. Interaksi yang lebih baik sanggup membantu memecahkan bundar setan dari sikap negatif yang mengakibatkan timbulnya respon negatif.
Masalah Interaksi Anak-Orang tua
Masalah Interaksi Anak-Orang Tua yaitu kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam hubungan antara anak dan orang tuanya.
Masalah interaksi bisa mulai timbul pada beberapa bulan pertama kehidupan anak.
Hubungan antara ibu dan anak mungkin menjadi tegang akibat:
- kesulitan yang dialami ibu selama kehamilan maupun persalinan
- depresi pasca persalinan
- kurangnya proteksi dari suami, keluarga maupun teman
- waktu menyusu dan waktu tidur bayi yang tidak teratur (sampai umur 2-3 bulan, kebanyakan bayi tidak tidur pada malam hari; pada saat-saat ini mereka sering menangis).
Kelelahan, kebencian dan rasa bersalah orang renta bercampur dengan rasa putus asa sehingga mempengaruhi hubungan orang renta dengan bayinya.
Hubungan yang jelek antara anak dan orang renta bisa memperlambat perkembangan mental dan kemampuan sosial anak dan bisa mengakibatkan terjadinya kegagalan berkembang.
Kepada orang renta sebaiknya diberikan info yang lengkap mengenai perkembangan bayi disertai pesan yang tersirat atau kiat untuk menghadapinya.
Tabiat bayi bisa dievaluasi dan didiskusikan.Hal ini bisa membantu orang renta untuk lebih realistis dan menyadari bahwa rasa bersalah dan konflik merupakan emosi yang normal dalam pengasuhan anak. Dengan demikian orang renta akan berguru mendapatkan perasaannya dan mencoba membangun hubungan yang sehat.
Kecemasan Karena Berpisah
Kecemasan Karena Berpisah yaitu kecemasan yang dirasakan oleh anak ketika orang tuanya meninggalkannya sendiri.
Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya atau menangis bila didekati orang yang tidak dikenalnya, merupakan suatu tahap perkembangan normal yang ditemukan pada bayi usia 8 bulan dan berlangsung hingga usia 18-24 bulan.
Pada umur 2 tahun, anak batita (dibawah tiga tahun) mulai memahami bahwa orang tuanya mungkin tidak terlihat oleh mata tetapi mereka niscaya akan kembali.
Pada ketika bayi berkembang dan lebih memperhatikan serta berinteraksi dengan lingkungannya, beliau akan mengalami aneka macam emosi menyerupai rasa percaya, rasa kondusif dan nyaman. Jika beliau merasa kurang dekat dengan lingkungannya, maka akan timbul rasa takut.
Pada usia 8-24 bulan, bawah umur mengalami perasaan takut bila tidak berada dalam lingkungan yang dekat dan aman. Mereka mengenal orang tuanya sebagai lingkungan yang dekat dan aman. Jika berpisah dari orang tua, mereka merasa terancam dan tidak aman.
Gejalanya bisa berupa:
- Kesedihan berlebih ketika berpisah dengan ibu
- Khawatir akan kehilangan atau terjadi sesuatu yang jelek pada ibu
- Sering enggan pergi ke sekolah atau tempat lainnya karena takut berpisah
- Tidak mau tidur bila tidak ditemani oleh orang dewasa
- Mimpi buruk
- Sering mengeluhkan keadaan fisiknya
Beberapa orang renta (terutama yang gres pertama kali mempunyai anak) menduga bahwa kecemasan karena berpisah ini merupakan suatu gangguan emosional dan mereka menghadapinya dengan bersikap protektif (melindungi) serta menghindari perpisahan maupun lingkungan yang baru. Respon menyerupai ini bisa mengakibatkan terjadinya gangguan pada pematangan/pendewasaan dan perkembangan anak.
Sang ayah mengartikan kecemasan karena berpisah sebagai menunjukan bahwa anak terlalu dimanja dan menyalahkan ibunya atau mencoba untuk merubah sikap anak dengan cara memarahi dan memberi hukuman.
Sebaiknya orang renta diyakinkan bahwa sikap anak yaitu normal.
Orang renta didorong untuk tidak terlalu protektif dan mengekang anak serta dianjurkan untuk membiarkan anaknya berkembang secara normal.
Penyelesaian terhadap masalah kecemasan ini tergantung kepada rasa kondusif dan rasa percaya yang mereka miliki terhadap orang selain orang tuanya, lingkungannya dan keyakinan akan kembalinya orang renta mereka.
Meskipun anak telah berhasil melewati masa perkembangan ini, kecemasan karena berpisah mungkin akan kembali pada ketika anak mengalami stres. Kebanyakan anak akan mengalami kecemasan bila berada dalam situasi yang tidak dikenalnya dengan baik, terutama bila terpisah dari orang tuanya.
MASALAH MAKAN
Penurunan nafsu makan normal yang disebabkan oleh laju pertumbuhan yang lambat sering ditemukan pada anak usia 1-8 bulan.
Masalah makan bisa terjadi bila orang renta atau pengasuh memaksa anak untuk makan atau terlalu mengkhawatirkan nafsu makan maupun kebiasaan makan anak. Anak tidak menelan makanannya tetapi malah menyimpan/menahannya di dalam lisan atau bahkan memuntahkannya.
Keadaan ini sanggup diatasi dengan mengurangi ketegangan dan emosi yang negatif pada waktu makan.
Sebaiknya anak dibiarkan memakan masakan yang dipilihnya pada waktu makan dan jangan dibiasakan untuk ngemil diantara jam-jam makan. Dengan cara ini keseimbangan antara nafsu makan, banyaknya masakan yang dimakan serta kebutuhan gizinya akan terpenuhi.
GANGGUAN TIDUR
Mimpi jelek yaitu mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM) (rapid eye movement.
Seorang anak yang mengalami mimpi jelek biasanya akan benar-benar terbangun dan sanggup mengingat kembali mimpinya secara terperinci.
Mimpi jelek yang terjadi sewaktu-waktu yaitu hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan oleh orang renta yaitu menenangkan anak.
Tetapi mimpi jelek yang sering terjadi yaitu abnormal dan bisa memperlihatkan adanya masalah psikis. Pengalaman yang menakutkan (termasuk dongeng angker atau film ihwal kekerasan di televisi) bisa mengakibatkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada bawah umur yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.
Teror di malam hari yaitu suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur, anak separuh terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak sanggup mengingat kembali apa yang telah dialaminya.
Tidur sambil berjalan yaitu suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur, anak bangun dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan.
Teror di malam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (non-REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur.
Setiap episode bisa berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit.
Teror di malam hari sifatnya dramatis karena anak menjerit-jerit dan panik; keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 tahun.
Seorang yang tidur sambil berjalan mempunyai cara berjalan yang janggal/kaku, tetapi biasanya sanggup menghindari benda-benda sehingga tidak terbentur. Mereka tampak linglung tetapi tidak memperlihatkan rasa takut.
Mereka akan terbangun secara tiba-tiba dengan pandangan mata yang kosong atau bingung. Pada awalnya mereka belum sepenuhnya terbangun atau belum sepenuhnya tanggap terhadap orang di sekelilingnya.
Ketika terbangun di pagi hari, mereka tidak sanggup mengingat kembali apa yang telah terjadi.
Sekitar 15% anak yang berumur 5-12 tahun minimal pernah mengalami sekali berjalan dalam keadaan tidur. 1-6% anak pria usia sekolah mengalami tidur sambil berjalan secara terus menerus, yang biasanya dipicu oleh kejadian yang menegangkan (stres).
Tidak mau tidur merupakan masalah yang sering ditemukan, terutama pada bawah umur yang berumur 1-2 tahun. Mereka menangis bila ditinggalkan sendiri di tempat tidurnya atau meninggalkan tempat tidurnya dan mencari orang tuanya.
Hal ini berafiliasi dengan kecemasan karena berpisah dan dengan upaya anak untuk mengendalikan lebih banyak lagi aspek dari lingkungannya.
Terbangun di malam hari yaitu gangguan tidur yang sering ditemukan pada bawah umur yang masih kecil.
Sekitar 50% dari bawah umur yang berumur 6-12 bulan sering terbangun di malam hari. Anak--anak yang mengalami kecemasan karena berpisah juga sering terbangun di malam hari.
Anak-anak yang lebih besar sering terbangun di malam hari karena sakit, suatu gerakan atau kejadian menegangkan lainnya.
Terbangun di malam hari bisa semakin sering terjadi bila anak terlalu usang tidur siang dan terlalu bersemangat bermain sebelum tidur malam.
Teror malam dan tidur sambil berjalan hampir selalu hilang dengan sendirinya, meskipun sekali-kali terjadi selama beberapa tahun.
Jika keadaan tersebut terus berlangsung hingga masa remaja dan dewasa, mungkin anak mempunyai kelainan psikis.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
- ajak anak kembali ke tempat tidurnya
- bacakan dongeng yang pendek
- tawari untuk ditemani oleh boneka ataupun selimut kesayangannya
- gunakan lampu redup.
Untuk menjaga keamanan bagi anak yang berjalan sambil tidur, sebaiknya pintu kamarnya dikunci dari luar tetapi hal ini harus dipertimbangkan secara seksama semoga anak tidak merasa dikurung.
MASALAH PELATIHAN BUANG AIR
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada ketika anak berumur 2-3 tahun, sedangkan pembinaan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun.
Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah sanggup melaksanakan buang air besar sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri serta kembali menggunakan pakaian dalamnya sendiri.
Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih mengompol pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari timbulnya masalah pembinaan buang air (toilet training) yaitu dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
- Selama beberapa jam pakaian dalamnya kering
- Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti bila basah
- Anak memperlihatkan ketertarikannya untuk duduk diatas potty chair (pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus)
- Anak bisa mengikuti petunjuk/aturan lisan yang sederhana.
Kesiapan anak biasanya terjadi pada usia 24-36 bulan.
Metode toilet training yang paling banyak digunakan yaitu metode timing.
Anak yang sepertinya sudah siap diperkenalkan kepada potty chair dan secara sedikit demi sedikit diminta untuk duduk diatasnya sebentar saja dalam keadaan berpakaian lengkap. Kemudian anak diminta untuk melepaskan pakaian dalamnya sendiri, kemudian duduk diatas potty chair selama tidak lebih dari 5-10 menit. Hal tersebut dilakukan sambil ibu menyampaikan klarifikasi bahwa kini sudah saatnya anak untuk melaksanakan buang air besar/kecil di tempatnya (maksudnya pada potty chair atau kloset), bukan di pakaian dalam ataupun popok.
Jika anak sudah bisa melakukannya, ibu boleh menyampaikan kebanggaan ataupun hadiah. Tetapi bila anak belum bisa melakukannya, ibu sebaiknya tidak memarahi maupun menghukum anak.
Metode timing efektif untuk bawah umur yang mempunyai jadwal buang air besar/kecil yang teratur.
Metode toilet training lainnya menggunakan boneka sebagai alat bantu.
Kepada anak yang sudah siap, diajarkan cara-cara toilet training dengan menggunakan boneka sebagai model. Ibu menyampaikan kebanggaan kepada boneka karena pakaian dalamnya kering dan telah berhasil melewati setiap proses toilet training. Kemudian ibu meminta anak untuk menirukan proses toilet training dengan bonekanya secara berulang-ulang, anak juga diajari untuk memuji bonekanya.
Selanjutnya, anak menirukan apa yang telah dilakukan oleh bonekanya dan ibu menyampaikan kebanggaan kepada anak.
Jika anak tetap bertahan duduk di toilet, sebaiknya diangkat dan toilet training dicoba kembali setelah anak makan. Jika hal ini berlangsung selama beberapa hari, sebaiknya toilet training ditunda selama beberapa minggu.
Sangat penting untuk menyampaikan kebanggaan kepada anak yang telah berhasil melaksanakan toilet training. Setelah pola buang air besar/kecil stabil, secara perlahan kebanggaan tersebut dikurangi.
Memaksa anak untuk buang air besar/kecil di toilet dengan kekerasan tidak efektif dan bisa mengakibatkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.
Enuresis Nokturnal
Enuresis nokturnal (bed-wetting) yaitu buang air kecil secara tidak sengaja dan terjadi secara berulang ketika sedang tidur, pada seorang anak yang sudah cukup besar dan semestinya sudah tidak mengompol lagi di tempat tidur.
Sekitar 30% anak berumur 4 tahun, 10% anak berumur 6 tahun, 3% anak berumur 12 tahun dan 1% anak berumur 18 tahun masih mengompol di tempat tidur.
Bed-wetting lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.
Penyebabnya biasanya yaitu terlambatnya proses pendewasaan, yang kadang disertai dengan gangguan tidur (misanya tidur sambil berjalan atau teror malam).
1-2% masalah disebabkan oleh kelainan fisik (biasanya berupa nanah kanal kemih).
Bed-wetting juga kadang disebabkan oleh masalah psikis.
Kadang bed-wetting berhenti kemudian timbul lagi. Kekambuhan ini biasanya terjadi karena anak mengalami kejadian yang menegangkan atau karena anak menderita kelainan fisik (misalnya nanah kanal kemih).
Untuk anak yang berumur kurang dari 6 tahun, biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, hanya menunggu hingga gejalanya hilang dengan sendirinya.
Setiap tahunnya, pada 15% anak yang berumur lebih dari 6 tahun, bed-wetting akan berhenti dengan sendirinya. Jika hal ini tidak terjadi, bisa dicoba salah satu dari 3 jenis pengobatan berikut:
1. Konsultasi dan terapi perilaku.
Konsultasi melibatkan anak dan orang tua; diberikan klarifikasi bahwa bed-wetting memang agak sering terjadi, sanggup diperbaiki dan tidak perlu menimbulkan rasa bersalah pada siapapun.
Terapi sikap untuk anak:
- Menandai pada penanggalan/kalender malam-malam dimana beliau mengompol maupun tidak
- Menahan diri untuk tidak minum 2-3 jam sebelum tidur
- Melakukan buang air kecil sebelum tidur
- Mengganti pakaian dan seprenya sendiri bila mengompol.
Terapi sikap untuk orang tua:
- Tidak menghukum atau memarahi anak karena mengompol
- Memberikan pujian/hadiah bila anak tidak mengompol (misalnya menyampaikan tanda bintang pada kalender atau hadiah lainnya, tergantung kepada usia anak).
2. Alarm ngompol.
Merupakan metode pengobatan yang paling efektif, bisa menyembuhkan 70% anak yang mengompol dan hanya 10-15% yang mengompol kembali setelah metode ini dihentikan.
Metode ini tidak mahal dan gampang diterapkan meskipun cara kerjanya lambat.
Alarm akan berbunyi bila telah keluar beberapa tetes air kemih. Pada beberapa ahad pertama, anak akan terbangun setelah ngompol. Beberapa ahad berikutnya anak terbangun setelah sedikit mengeluarkan air kemihnya dan tempat tidurnya belum terlalu basah. Lama-lama anak akan terbangun karena ingin buang air kecil dan tempat tidurnya masih kering.
Alam ini boleh dilepas setelah 3 ahad anak tidak mengompol.
3. Terapi obat.
Pemberian obat pada ketika ini lebih jarang dilakukan karena alarm ngompol lebih efektif dan obat-obatan mungkin akan menimbulkan imbas samping.
Jika pengobatan lainnya gagal dan orang renta sangat menginginkan pemberian obat, biasanya diberikan imipramin.
Imipramin yaitu obat anti-depresi yang mengendurkan kandung kemih dan memperkuat sfingter yang menghambat aliran air kemih. Keuntungan dari pemberian obat yaitu cara kerjanya yang cepat.
Setelah selama 1 bulan anak tidak mengompol, dosisnya diturunkan dan diberikan selama 2-4 minggu, kemudian pemberian obat dihentikan.
Sekitar 75% anak akan ngompol kembali setelah obat dihentikan. Jika hal ini terjadi, bisa dicoba diberikan obat selama 3 bulan.
Contoh darah diperiksa setiap 2-4 ahad untuk memastikan bahwa jumlah sel darah putih tidak berkurang (karena salah satu imbas samping dari obat ini yaitu penurunan jumlah sel darah putih).
Pilihan lainnya dalah obat semprot hidung desmopressin, yang mengurangi pengeluaran air kemih. Efek sampingnya sedikit tetapi harganya mahal.
Enkopresis
Enkopresis yaitu secara tidak sengaja buang air besar, tetapi bukan disebabkan oleh penyakit maupuan kelainan fisik.
Sekitar 17% anak berumur 3 tahun dan 1% anak berumur 4 tahun mengalami enkopresis.
Kebanyakan hal ini terjadi karena anak tidak mau menjalani toilet training. Tetapi kadang enkopresis disebabkan oleh sembelit, yang mengakibatkan teregangnya dinding usus dan berkurangnya kesiagaan/kesadaran anak akan ususnya yang telah penuh serta terganggunya pengendalian otot.
Jika penyebabnya yaitu sembelit, maka diberikan obat pencahar dan tindakan lainnya semoga jadwal buang air besar anak menjadi teratur.
Jika penyebabnya yaitu karena tidak mau menjalani toilet trainng, mungkin perlu dilakukan konsultasi dengan psikolog.
Penyebab sembelit kronis yang bisa mengakibatkan terjadinya enkopresis:
- Menahan buang air besar karena takut menggunakan jamban
- Tidak mau berguru menggunakan jamban
- Fissura anus (robekan pada lapisan anus yang menimbulkan nyeri)
- Kelainan bawaan (misalnya kelainan korda spinalis atau kelainan anus)
- Penyakit Hirschsprung
- Kadar tiroid yang rendah
- Gizi yang buruk
- Cerebral palsy
- Kelainan psikis pada anak atau keluarganya.
FOBIA
Suatu fobia asalah rasa takut yang irasional (tidak masuk akal) dan hiperbola terhadap suatu benda, keadaan atau fungsi tubuh yang sesungguhnya tidak berbahaya.
Fobia berbeda dari rasa takut yang merupakan penggalan normal dari perkembangan anak atau rasa takut jawaban konfilk di dalam keluarga.
Fobia sekolah merupakan merupakan salah satu pola dari rasa takut yang berlebihan. Fobia sekolah bisa mengakibatkan anak berumur 6 atau 7 tahun tidak mau pergi ke sekolah. Anak secara eksklusif menolak pergi ke sekolah atau mengeluh sakit perut, mual maupun tanda-tanda lainnya yang memungkinkan beliau bisa tinggal di rumah. Kemungkinan anak tersebut memperlihatkan reaksi yang hiperbola terhadap guru yang galak, yang bisa menimbulkan rasa takut pada anak yang perasaanya peka/halus.
Pada anak yang lebih besar (umur 10-14 tahun), fobia sekolah bisa memperlihatkan adanya masalah psikis yang lebih serius.
Anak yang mengalami fobia sekolah sebaiknya segera kembali sekolah sehingga pelajarannya tidak tertinggal. Jika fobianya sangat berat hingga mengganggu kegiatan anak dan anak tidak menyampaikan respon terhadap dorongan orang renta maupun gurunya, mungkin perlu dilakukan konsultasi dengan psikolog atau hebat jiwa.
Pada anak yang lebih besar mungkin tidak perlu segera memintanya kembali sekolah, pengobatannya tergantung kepada hasil penilaian status mentalnya.
Ketakutan yang normal, yang biasa ditemukan pada masa kanak-kanak:
- Takut gelap, monster, serangga dan laba-laba (umur 3-4 tahun)
- Takut terluka dan takut mati (lebih sering ditemukan pada anak yang lebih besar)
- Cerita, film atau jadwal televisi yang menakutkan bisa memperburuk rasa takut anak
- Pernyataan orang renta ketika murka atau bergurau bisa dianggap serius oleh anak balita dan bisa menimbulkan rasa takut pada mereka
- Reaksi anak yang pemalu terhadap situasi yang baru, pada awalnya berupa rasa takut atau menarik dirnya.
Orang renta sebaiknya menenangkan anaknya dengan menyampaikan bahwa monster itu sesungguhnya tidak ada, laba-laba itu tidak berbahaya atau apa yang dilihatnya di televisi itu tidak benar-benar terjadi.
Jika pernyataan orang renta ketika murka atau bercanda mengakibatkan anak menjadi takut, sebaiknya orang renta menjelaskan maksud yang sesungguhnya semoga anak tidak terus menerus takut.
Anak yang pemalu sebaiknya dibantu untuk mengikuti keadaan dengan situasi yang gres dengan cara lebih sering mengajaknya ke aneka macam lingkungan yang baru.
HIPERAKTIVITAS
Hiperaktivitas yaitu tingkat kegiatan dan kegembiraan anak yang sangat tinggi, yang menimbulkan rasa khawatir pada orang renta maupun pengasuhnya.
Anak yang berumur 2 tahun biasanya aktif dan jarang bisa duduk dengan tenang. Tingkat kegiatan yang tinggi juga biasanya ditemukan pada anak berumur 4 tahun. Pada kedua kelompok umur tersebut, sikap demikian merupakan penggalan yang normal dari tahap perkembangan anak.
Tetapi sikap aktif seringkali mengakibatkan konflik antara orang renta dan anak dan bisa menimbulkan rasa khawatir pada orang tua.
Apakah kegiatan anak diartikan sebagai hiperaktivitas atau bukan, tergantung kepada toleransi orang-orang di sekelilingnya yang merasa terganggu oleh kegiatan anak tersebut. Beberapa anak yang hiperaktif tampak jelas-jelas lebih aktif dan pemusatan perhatiannya lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata.
Penyebab hiperaktivitas ini berbeda-beda, diantaranya yaitu kelainan emosional atau kelainan fungsi otak. Selain itu, hiperaktivitas juga bisa hanya merupakan watak anak yang normal yang terlalu dibesar-besarkan.
Orang sampaumur biasanya menanggapi hiperaktivitas anak dengan mengomel atau menghukumnya. Respon ini biasanya dibalas dengan semakin meningkatnya kegiatan anak.
Keadaan ini bisa dibantu dengan menghindari situasi dimana anak harus duduk damai dalam waktu yang usang atau dengan mencari guru yang hebat dalam menangani bawah umur yang hiperaktif.
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN
Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Disorder< ADD) yaitu suatu pemusatan perhatian yang jelek atau singkat dan sifat spontan (mengikuti kata hati) yang tidak sesuai dengan usia anak, dengan atau tanpa hiperaktivitas.
ADD diperkirakan terjadi pada 5-10% anak usia sekolah dan 10 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.
Tanda-tanda dari ADD banyak yang sudah tampak sebelum anak berumur 4 tahun tetapi gres menimbulkan gangguan yang berarti pada usia sekolah.
Penyakit ini biasanya diturunkan. Penelitian terakhir menujukkan bahwa penyakit ini terjadi jawaban adanya kelainan pada neurotransmiter (zat yang menghantarkan gelombang saraf di dalam otak).
ADD seringkali diperburuk oleh lingkungan di rumah maupun sekolah.
ADD terutama merupakan suatu masalah dalam pemusatan perhatian, konsentrasi dan ketekunan menjalankan tugas. Anak juga mungkin bersifat spontan dan overaktif.
Diagnosis ADD biasanya ditegakkan bila anak mempunyai 8 dari 14 tanda-tanda berikut:
1. Gelisah (seringkali meremas-remas tangannya atau menggeliatkan kakinya)
2. Tidak sanggup diminta duduk tenang
3. Perhatiannya gampang terganggu oleh rangsangan yang asing
4. Tidak sanggup menunggu gilirannya bila sedang bermain dalam kelompok
5. Seringkali melontarkan jawaban sebelum pertanyaan selesai diberikan
6. Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk dari orang lain, meskipun beliau memahaminya dan tidak berusaha untuk melawan
7. Mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatiannya ketika sedang melaksanakan kegiatan berguru ataupun bermain
8. Seringkali meninggalkan kegiatan yang belum tuntas dan beralih kepada kegiatan yang baru
9. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
10. Seringkali terlalu banyak berbicara
11. Seringkali menyela percakapan atau mengganggu orang lain
12. Seringkali tidak mendengarkan apa yang telah dikatakan kepadanya
13. Seirngkali kehilangan benda-benda yang diharapkan dalam kegiatan belajarnya di sekolah maupun di rumah
14. Seirngkali terlibat dalam kegiatan fisik yang berbahaya tanpa mempertimbangkan jawaban yang mungkin ditimbulkannya.
Pengobatan yang paling efektif yaitu obat-obat psikostimulan (perangsang psikis).
Terapi sikap dipimpin oleh seorang psikolog anak yang biasanya dikombinasikan dengan terapi obat. Seringkali diharapkan teknik pengasuhan yang terstruktur, teratur dan dimodifikasi.
Tetapi kepada bawah umur yang tidak terlalu berangasan dan berasal dari lingkungan rumah yang stabil, hanya diberikan terapi obat.
Obat yang paling sering diberikan yaitu metilfenidat. Obat ini telah terbukti lebih efektif daripada anti-depresi, kafein dan psikostimulan lainnya, serta menimbulkan imbas samping yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan dekstroamfetamin.
Efek samping yang biasa timbul yaitu gangguan tidur (misalnya insomnia) dan berkurangnya nafsu makan. Efek samping lainnya yaitu depresi atau perasaan sedih, sakit kepala, nyeri lambung dan tekanan darah tinggi. Jika diminum dalam takaran tinggi dan dalam waktu yang lama, metilfenidat bisa memperlambat pertumbuhan anak.
Anak dengan ADD biasanya tidak sanggup mengatasi kesulitannya sendiri. Masalah yang timbul atau tetap ada pada masa remaja dan sampaumur yaitu kegagalan akademis, harga diri yang rendah, kecemasan, depresi dan kesulitan dalam mempelajari sikap sosial yang benar. Mereka sepertinya lebih bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan daripada dengan lingkungan sekolah.
Jika ADD tidak diobati, maka penderita mempunyai resiko mengkonsumsi alkohol atau zat lainnya serta mempunyai resiko bunuh diri yang lebih tinggi.
KETIDAKMAMPUAN BELAJAR
Ketidakmampuan Belajar yaitu ketidakmampuan untuk menerima, menyimpan dan menggunakan secara luas kemampuan ataupun info khusus, yang terjadi jawaban kurangnya pemusatan perhatian, memori atau pemikiran dan hal ini mempengaruhi prestasi akademik.
Terdapat aneka macam jenis ketidakmampuan berguru dan masing-masing tidak mempunyai penyebab yang pasti. Tetapi dasar dari semua jenis ketidakmampuan berguru ini diyakini merupakan suatu kelainan pada fungsi otak.
Ketidakmampuan berguru 5 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.
Seorang anak yang mengalami ketidakmampuan berguru seringkali mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan penglihatan dan gerakannya serta memperlihatkan kecanggungan ketika melaksanakan kegiatan fisik, menyerupai memotong, mewarnai, mengancingkan baju, mengikat tali sepatu dan berlari.
Anak juga mungkin mengalami masalah dengan persepsi penglihatan atau pengolahan fonologis (misalnya dalam mengenali bagian-bagian atau pola dan membedakan aneka macam jenis suara) atau masalah dengan ingatan, percakapan, pemikiran serta pendengaran.
Beberapa anak mengalami masalah dalam membaca, menulis maupun berhitung.
Tetapi kebanyakan ketidakmampuan berguru ini sifatnya kompleks dan kelainannya terjadi di lebih satu daerah.
Anak mungkin lambat dalam:
- mempelajari jenis warna atau huruf
- menyebutkan nama benda yang dikenalnya,
- berhitung
- mencapai kemajuan dalam kemampuan berguru dini lainnya.
Belajar menulis dan membaca mungkin tertunda.
Gejala lainnya yaitu pemusatan perhatian yang pendek dan perhatiannya gampang terganggu, percakapannya terputus serta ingatannya pendek.
Anak juga mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan mengendalikan dorongan serta mempunyai masalah dalam kedisiplinan. Mereka mungkin memperlihatkan sikap hiperaktif, menarik diri, pemalu atau agresif.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan aneka macam investigasi berikut:
- Pemeriksaan fisik
- Serangkaian tes kecerdasan (verbal dan non-verbal, termasuk tes membaca, menulis dan berhitung)
- Tes psikis.
Untuk membantu meningkatkan perhatian dan konsentrasi bisa diberikan metilfenidat.
Pengobatan yang paling efektif yaitu pendidikan yang secara seksama diubahsuaikan dengan individu anak.
Disleksia
Disleksia yaitu ketidakmampuan berguru yang terutama mengenai dasar berbahasa tertentu, yang mempengaruhi kemampuan mempelajari kata-kata dan membaca meskipun anak mempunyai tingkat kecerdasan rata-rata atau diatas rata-rata, motivasi dan kesempatan pendidikan yang cukup serta penglihatan dan telinga yang normal.
Disleksia cenderung diturunkan dan lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.
Disleksia terutama disebabkan oleh kelainan otak yang mempengaruhi proses pengolahan bunyi dan bahasa yang diucapkan. Kelainan ini merupakan kelainan bawaan, yang bisa mempengaruhi penguraian kata serta gangguan mengeja dan menulis.
Anak sangat terlambat berbicara, mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata serta dalam mengingat nama huruf, angka dan warna.
Mereka mengalami kesulitan dalam mencampur bunyi, mengiramakan kata, mengenali posisi bunyi dalam kata, memisahkan kata ke dalam bunyi dan mengenali jumlah bunyi dalam kata.
Anak ragu dalam menentukan kata, menemukan pengganti kata dan memberi nama aksara serta gambar.
Mereka keliru/bingung dalam mengenali kata atau aksara yang serupa; aksara d sering disebutnya sebagai aksara b.
Tes untuk disleksia sebaiknya dilakukan pada bawah umur yang:
- Tidak mencapai kemajuan dalam kemampuan mempelajari kata-kata pada pertengahan atau simpulan kelas pertama
- Belum bisa membaca padahal menurut kemampuan verbal maupun intelektualnya seharusnya sudah bisa membaca
- Lambat dalam berguru membaca
- Belum fasih berbicara.
Pengobatan yang terbaik yaitu instruksi langsung, yang menggabungkan pendekatan multisensorik.
Jenis pengobatan ini terdiri dari pengajaran bunyi dengan aneka macam isyarat, biasanya terpisah dan (jika memungkinkan) merupakan penggalan dari jadwal membaca.
Instruksi tidak eksklusif juga bisa diterapkan. Biasanya terdiri dari pembinaan untuk mengucapkan kata atau pemahaman membaca. Anak diajari bagaimana caranya untuk mengolah bunyi dengan mencampur bunyi untuk membentuk kata, dengan memisahkan kata ke dalam aksara dan dengan mengenali posisi bunyi dalam kata.
Penganiayaan & Penelantaran Anak
Penganiayaan Anak yaitu penyiksaan fisik maupun mental atau penganiayaan seksual pada seorang anak.
Penelantaran Anak yaitu tidak menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal maupun kasih sayang yang cukup bagi seorang anak.
Sekitar 25% masalah penganiayaan dan penelantaran terjadi pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun.
Penelantaran anak 10-15 kali lebih sering ditemukan dan 12 kali lebih sering terjadi pada bawah umur dari keluarga miskin.
PENYEBAB
Penganiayaan anak bisa terjadi bila orang renta atau pengasuhnya tidak sanggup mengendalikan emosinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hilangnya pengendalian emosi tersebut adalah:
# Orang renta mungkin mempunyai masalah psikis, menyerupai gangguan kepribadian atau harga diri yang rendah, atau orang renta merupakan pecandu obat-obatan/alkohol
# Anak yang mengalami penganiayaan berbeda dengan anak lainnya (rewel, sangat tergantung, hiperaktif atau cacat)
# Kurangnya proteksi emosional dari keluarga, tetangga atau teman
# Krisis dalam keluarga (misalnya orang renta kehilangan uang/pekerjaan).
Penelantaran anak seringkali terjadi pada keluarga yang mempunyai banyak masalah.
Kecanduan obat atau alkohol maupun penyakit menahun bisa mengakibatkan kesulitan keuangan sehingga pemberian makan, perawatan dan perhatian kepada anak berkurang.
GEJALA
Penganiayaan bisa mengakibatkan perubahan sikap yang terang pada anak maupun pelaku penganiayaan. Misalnya, ayah/ibu tampak tidak hirau meskipun anaknya jelas-jelas telah mengalami cedera. Orang renta mungkin enggan menjelaskan kepada dokter atau keluarganya bagaiman cedera itu bisa terjadi dan klarifikasi yang diberikan orang renta setiap kali berubah-ubah. Cedera yang terjadi tampak ganjil bila dilihat dari usia anak.
Seorang anak yang sering mengalami penganiayaan fisik bisa mempunyai tanda-tanda cedera usang dan baru. Sering ditemukan memar, luka bakar, bilur-bilur atau kulit yang tergores.
Luka bakar karena rokok atau siraman air panas sering ditemukan pada lengan atau tungkai. Mungkin telah terjadi cedera berat di dalam mulut, mata, otak atau organ dalam lainnya, tetapi tidak tampak dari luar. Mungkin juga telah terjadi patah tulang.
Seorang anak yang mengalami penganiayaan seksual, mungkin akan mengalami kesulitan dalam berjalan dan duduk karena adanya cedera fisik. Bisa terjadi nanah kanal kemih, keputihan atau penyakit menular seksual.
Jarang ditemukan cedera fisik, tetapi anak menjadi rewel atau menjadi penakut atau tidurnya tidak tenang, sering terbangun.
Mungkin akan sulit untuk mendapatkan bukti dari anak, karena biasanya mereka diancam bila menceritakan apa yang telah terjadi kepada orang lain.
Seorang anak yang ditelantarkan bisa mengalami kekurangan gizi (malnutrisi), lemas atau kotor atau pakaiannya tidak layak.
Pada masalah yang berat, anak mungkin tinggal seorang diri atau dengan saudara kandungnya tanpa pengawasan dari orang dewasa.
Anak yang ditelantarkan bisa meninggal jawaban kelaparan.
DIAGNOSA
Kecepatan perkembangan fisik maupun emosional dari seorang anak yang dianiaya atau ditelantarkan seringkali tidak normal.
Bayi yang mengalami kekurangan kasih sayang dari orang tuanya tampak tidak peka atau tidak memperlihatkan ketertarikan terhadap lingkungannya. Mungkin terjadi gangguan pada kemampuan sosial dan bahasanya karena mereka kurang mendapatkan perhatian.
Seorang anak mungkin memperlihatkan sikap curiga, tidak tegas dan sangat gelisah.
Anak yang lebih renta sering absen sekolah atau prestasinya di sekolah kurang baik. Mereka mungkin mengalami masalah dalam membentuk hubungan dengan teman-teman maupun guru di sekolahnya.
PENGOBATAN
Seorang anak yang ditelantarkan atau dianiaya mungkin perlu dirawat di rumah sakit.
Dilakukan penanganan tertentu sesuai dengan keadaan anak.
Penelantaran Anak yaitu tidak menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal maupun kasih sayang yang cukup bagi seorang anak.
Sekitar 25% masalah penganiayaan dan penelantaran terjadi pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun.
Penelantaran anak 10-15 kali lebih sering ditemukan dan 12 kali lebih sering terjadi pada bawah umur dari keluarga miskin.
PENYEBAB
Penganiayaan anak bisa terjadi bila orang renta atau pengasuhnya tidak sanggup mengendalikan emosinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hilangnya pengendalian emosi tersebut adalah:
# Orang renta mungkin mempunyai masalah psikis, menyerupai gangguan kepribadian atau harga diri yang rendah, atau orang renta merupakan pecandu obat-obatan/alkohol
# Anak yang mengalami penganiayaan berbeda dengan anak lainnya (rewel, sangat tergantung, hiperaktif atau cacat)
# Kurangnya proteksi emosional dari keluarga, tetangga atau teman
# Krisis dalam keluarga (misalnya orang renta kehilangan uang/pekerjaan).
Penelantaran anak seringkali terjadi pada keluarga yang mempunyai banyak masalah.
Kecanduan obat atau alkohol maupun penyakit menahun bisa mengakibatkan kesulitan keuangan sehingga pemberian makan, perawatan dan perhatian kepada anak berkurang.
GEJALA
Penganiayaan bisa mengakibatkan perubahan sikap yang terang pada anak maupun pelaku penganiayaan. Misalnya, ayah/ibu tampak tidak hirau meskipun anaknya jelas-jelas telah mengalami cedera. Orang renta mungkin enggan menjelaskan kepada dokter atau keluarganya bagaiman cedera itu bisa terjadi dan klarifikasi yang diberikan orang renta setiap kali berubah-ubah. Cedera yang terjadi tampak ganjil bila dilihat dari usia anak.
Seorang anak yang sering mengalami penganiayaan fisik bisa mempunyai tanda-tanda cedera usang dan baru. Sering ditemukan memar, luka bakar, bilur-bilur atau kulit yang tergores.
Luka bakar karena rokok atau siraman air panas sering ditemukan pada lengan atau tungkai. Mungkin telah terjadi cedera berat di dalam mulut, mata, otak atau organ dalam lainnya, tetapi tidak tampak dari luar. Mungkin juga telah terjadi patah tulang.
Seorang anak yang mengalami penganiayaan seksual, mungkin akan mengalami kesulitan dalam berjalan dan duduk karena adanya cedera fisik. Bisa terjadi nanah kanal kemih, keputihan atau penyakit menular seksual.
Jarang ditemukan cedera fisik, tetapi anak menjadi rewel atau menjadi penakut atau tidurnya tidak tenang, sering terbangun.
Mungkin akan sulit untuk mendapatkan bukti dari anak, karena biasanya mereka diancam bila menceritakan apa yang telah terjadi kepada orang lain.
Seorang anak yang ditelantarkan bisa mengalami kekurangan gizi (malnutrisi), lemas atau kotor atau pakaiannya tidak layak.
Pada masalah yang berat, anak mungkin tinggal seorang diri atau dengan saudara kandungnya tanpa pengawasan dari orang dewasa.
Anak yang ditelantarkan bisa meninggal jawaban kelaparan.
DIAGNOSA
Kecepatan perkembangan fisik maupun emosional dari seorang anak yang dianiaya atau ditelantarkan seringkali tidak normal.
Bayi yang mengalami kekurangan kasih sayang dari orang tuanya tampak tidak peka atau tidak memperlihatkan ketertarikan terhadap lingkungannya. Mungkin terjadi gangguan pada kemampuan sosial dan bahasanya karena mereka kurang mendapatkan perhatian.
Seorang anak mungkin memperlihatkan sikap curiga, tidak tegas dan sangat gelisah.
Anak yang lebih renta sering absen sekolah atau prestasinya di sekolah kurang baik. Mereka mungkin mengalami masalah dalam membentuk hubungan dengan teman-teman maupun guru di sekolahnya.
PENGOBATAN
Seorang anak yang ditelantarkan atau dianiaya mungkin perlu dirawat di rumah sakit.
Dilakukan penanganan tertentu sesuai dengan keadaan anak.
Anak Pemarah
Kemarahan sering terjadi pada masa anak-anak. Biasanya muncul menjelang simpulan tahun pertama, lebih umum antara usia 2 dan 4 tahun, dan biasanya jarang terjadi setelah usia 5 tahun. Jika murka lebih sering terjadi setelah umur 5 tahun, bisa terjadi pada semua masa kanak-kanak.
PENYEBAB
Penyebabnya termasuk frustasi, kecapekan, atau lapar. Anak bisa juga murka untuk mencari perhatian atau untuk membohongi orang renta untuk memperoleh sesuatu, atau untuk menghindari suatu pekerjaan. Orangtua seringkali menyalahkan dirinya sendiri (karena kurangnya perhatian orangtua) Padahal penyebab pastinya seringkali kombinasi kepribadian anak, keadaan mendesak, dan pembentukan sikap normal .
Berdasarkan psikologi, medis, atau masalah sosial jarang menjadi penyebab dan lebih mungkin bila kemarahan berakhir lebih dari 15 menit atau bila kemarahan beberapa terjadi setiap hari.
GEJALA
Seorang anak yang pemarah bisa berteriak, menjerit, menangis, mengelepar-gelepar, berguling di lantai, menghentakkan kakinya dan melempar barang-barang. Beberapa tindakan tersebut mungkin menjadi besar dan berpotensi membahayakan ; anak bisa menjadi merah mukanya dan memukul atau menendang.
PENGOBATAN
Untuk menghentikan kemarahan, orangtua harus terlebih dahulu bertanya kepada anak dengan sangat sederhana dan tegas. Jika gagal dan bila tingkah laris cukup rumit, si anak mungkin harus dipindahkan secara fisik dari situasinya. Dalam hal ini, cara time-out bisa sangat efektif. Cara time-out yaitu sebuah teknik disiplin yang digunakan oleh orangtua untuk menyela tingkah laris anak yang mengganggu. Time-out lebih efektif pada anak 2 tahun atau lebih.
Setelah kenakalan yang berulang, si anak dibentuk damai atau diletakkan di bangku untuk waktu yang ditetapkan-1 menit untuk setiap tahun usia, hingga maksimum 5 menit. bila si anak buru-buru berdiri atau tidak mau berhenti dengan waktu yang ditetapkan, waktunya diulangi.
Disleksia (gangguan membaca)
Disleksia yaitu gangguan membaca tertentu mencakup kesulitan memisahkan kata-kata tunggal dari kelompok kata dan penggalan dari kata (phonemes) dalam setiap kata.
Disleksia yaitu jenis tertentu dari gangguan berguru yang mempengaruhi diperkirakan 3 hingga 5 % anak-anak. Teridentifikasi lebih pada anak pria dibandingkan dengan anak wanita : bagaimanapun, bisa dengan gampang tidak dikenali lebih sering pada anak perempuan. Disleksia cenderung menurun dalam keluarga.
PENYEBAB
Disleksia terjadi ketika otak kesulitan menciptakan hubungan antara bunyi dan symbol (hurup). Kesulitan ini disebabkan oleh masalah kurang mengerti dengan hubungan otak tertentu. Masalah itu ada semenjak lahir dan bisa mengakibatkan mengeja dan menulis salah dan mengurangi kecepatan dan ketepatan ketika membaca dengan bunyi keras. Orang dengan diseleksia tidak mempunyai masalah memahami bahasa yang dibicarakan.
GEJALA
Anak belum sekolah dengan disleksia bisa jadi terlambat bicara, mempunyai masalah artikulasi berbicara, dan mempunyai kesulitan mengingat nama-nama huruf, angka, dan warna. Anak disleksia sering kesulitan memadukan suara, irama kata, mengenali letak bunyi pada kata, segmenting kata-kata ke dalam bunyi, dan mengenali bunyi aksara pada kata. Keterlambatan atau keragu-raguan dalam menentukan kata-kata. Membuat kata pengganti, menamai angka dan gambar yaitu indikasi awal disleksia. Masalah dengan daya ingat jangka pendek untuk bunyi dan untuk meletakkan bunyi pada perintah yang sempurna sering terjadi.
Banyak anak dengan disleksia gundah dengan hurup dan kata yang serupa. membalikkan aksara ketika menulis-sebagai contoh, on diganti menjadi no, dan saw diganti menjadi was-atau aksara yang membingungkan-sebagai contoh, b diganti menjadi d, w diganti menjadi m, n diganti menjadi h-sering terjadi. Meskipun begitu, banyak anak tanpa disleksia akan membalikkan hurup pada waktu taman kanak-kanak atau tingkat pertama.
Anak yang tidak mengalami kemajuan dalam keahlian mempelajari kata-kata pada kelas pertengahan atau simpulan sekolah dasar harus di uji untuk disleksia.
DIAGNOSA
Diagnosa Dyslexia melibatkan penilaian medis, kognitif, proses sensorik, faktor pendidikan dan psikologis. Dokter Anda mungkin bertanya ihwal sejarah perkembangan dan medis anak Anda serta sejarah medis keluarga Anda.
Dokter Anda mungkin juga menyarakan anak Anda menjalani:
1. Evaluasi visi, telinga dan neurologis. Evaluasi ini sanggup membantu menentukan apakah gangguan lain mungkin mengakibatkan atau menyampaikan bantuan untuk kekurangmampuan membaca anak Anda.
2. Tes psikologi. Hal ini sanggup membantu menentukan apakah masalah sosial, kecemasan atau depresi sanggup membatasi kemampuan anak Anda.
3. Evaluasi pendidikan keterampilan. Anak Anda mungkin mengambil satu set tes pendidikan dan memproses kualitas keterampilan membaca nya dianalisa oleh ahli.
PENGOBATAN
Pengobatan terbaik untuk mengenali kata yaitu pengajaran eksklusif yang memasukkan pendekatan multisensori. Pengobatan jenis ini terdiri dari mengajar dengan bunyi-bunyian dengan isyarat yang bervariasi, biasanya secara terpisah dan, bila memungkinkan, sebagai penggalan dari jadwal membaca.
Pengajaran tidak eksklusif untuk mengenali kata juga sangat membantu. Pengajaran ini biasanya terdiri dari latihan untuk meningkatkan pelafalan kata atau pengertian membaca. Anak-anak diajarkan bagaimana memproses suara-suara dengan menggabungkan suara-suara ke dalam bentuk kata-kata, dengan memisahkan kata-kata ke dalam bagian-bagian, dan dengan mengenali letak bunyi pada kata.
Pengajaran component-skill untuk mengenali kata juga sangat membantu. Hal ini terdiri dari latihan menggabung suara-suara ke dalam bentuk kata-kata, membagi kata ke dalam penggalan kata , dan untuk mengenali letak bunyi pada kata.
Pengobatan tidak langsung, selain untuk mengenali kata, kemungkinan digunakan tetapi tidak dianjurkan. Pengobatan tidak eksklusif bisa termasuk penggunaan lensa diwarnai yang menciptakan kata-kata dan huruf-huruf bisa dibaca dengan lebih mudah, latihan gerakan mata, atau latihan penglihatan perseptual. Obat-obatan menyerupai piracetam juga harus dicoba. Manfaat pengobatan tidak eksklusif tidak terbukti dan bisa menghasilkan impian tidak realistis dan menhambat pengajaran yang dibutuhkan.
Masalah Makan Anak
Beberapa masalah makan bisa jadi kebiasaan yang alami.
Kurang makan : sebuah penurunan pada selera makan, disebabkan oleh tingkat pertumbuhan yang lambat, yang sering terjadi pada anak berusia sekitar 1 tahunan. Meskipun begitu, masalah makan bisa terjadi bila orangtua atau pengasuh anak berusaha untuk memaksa anak untuk makan atau memperlihatkan terlalu banyak perhatian mengenai selera makan atau kebiasaan makan anak. Ketika orangtua membujuk dan mengancam, anak dengan masalah makan bisa menolak untuk makan masakan di dalam lisan mereka. Beberapa anak bisa bereaksi kepada perjuangan orangtua memaksa memberi makan dengan memuntahkan.
Mengurangi ketegangan dan emosi negatif yang menyerang waktu makan kemungkinan sangat membantu. Situasi emosi bisa dihindari dengan meletakkan masakan di depan anak tersebut dan memindahkannya dalam waktu 20 hingga 30 menit tanpa komentar. Anak tersebut harus ditawarkan 3 masakan dan 2 hingga 3 masakan kecil setiap hari. Waktu makan harus dijadwalkan pada waktu anggota keluarga lain sedang makan, selingan, menyerupai televisi, harus dihindari. Duduk di meja dianjurkan. Penggunaan teknik penyeimbang selera makan anak tersebut, jumlah masakan yang dimakan, dan kebutuhan gizi
Banyak makan : banyak makan yaitu masalah lain. Banyak makan bisa mengakibatkan obesitas masa kanak-kanak. Sekali sel lemak terbentuk, mereka tidak akan hilang. Dengan begitu. Anak yang gemuk sekali lebih mungkin dibandingkan anak dengan berat tubuh normal untuk menjadi obesitas ketika dewasa. Karena obesitas masa kanak-kanak bisa menciptakan obesitas pada masa dewasa, hal itu harus dicegah atau disembuhkan.
Kurang makan : sebuah penurunan pada selera makan, disebabkan oleh tingkat pertumbuhan yang lambat, yang sering terjadi pada anak berusia sekitar 1 tahunan. Meskipun begitu, masalah makan bisa terjadi bila orangtua atau pengasuh anak berusaha untuk memaksa anak untuk makan atau memperlihatkan terlalu banyak perhatian mengenai selera makan atau kebiasaan makan anak. Ketika orangtua membujuk dan mengancam, anak dengan masalah makan bisa menolak untuk makan masakan di dalam lisan mereka. Beberapa anak bisa bereaksi kepada perjuangan orangtua memaksa memberi makan dengan memuntahkan.
Mengurangi ketegangan dan emosi negatif yang menyerang waktu makan kemungkinan sangat membantu. Situasi emosi bisa dihindari dengan meletakkan masakan di depan anak tersebut dan memindahkannya dalam waktu 20 hingga 30 menit tanpa komentar. Anak tersebut harus ditawarkan 3 masakan dan 2 hingga 3 masakan kecil setiap hari. Waktu makan harus dijadwalkan pada waktu anggota keluarga lain sedang makan, selingan, menyerupai televisi, harus dihindari. Duduk di meja dianjurkan. Penggunaan teknik penyeimbang selera makan anak tersebut, jumlah masakan yang dimakan, dan kebutuhan gizi
Banyak makan : banyak makan yaitu masalah lain. Banyak makan bisa mengakibatkan obesitas masa kanak-kanak. Sekali sel lemak terbentuk, mereka tidak akan hilang. Dengan begitu. Anak yang gemuk sekali lebih mungkin dibandingkan anak dengan berat tubuh normal untuk menjadi obesitas ketika dewasa. Karena obesitas masa kanak-kanak bisa menciptakan obesitas pada masa dewasa, hal itu harus dicegah atau disembuhkan.
Buang air besar tiba-tiba (Encopresis) pada anak
Encopresis yaitu buang air besar tiba-tiba yang bukan disebabkan oleh penyakit atau kelainan fisik.
Sekitar 17% pada usia 3 tahunan dan 1% pada usia 4 tahunan mengalami encopresis, seringkali disebabkan tidak mau berguru ke toilet. Meskipun begitu, sembelit kronis, yang merentangkan dinding usus besar dan mengurangi kesadaran anak tersebut untuk usus besar yang penuh, menghalangi kontrol otot, kadangkala mengakibatkan encopresis.
Seorang dokter terlebih dulu berusaha untuk memastikan penyebabnya. Jika penyebabnya yaitu sembelit, pencahar dianjurkan dan cara lain ditetapkan untuk memastikan buang air besar secara teratur. Setelah buang air besar teratur tercapai, kebocoran seringkali berhenti. Jika cara ini gagal, tes diagnosa kemungkinan dilakukan, menyerupai sinar-X pada perut dan kadang sebuah biopsi pada dinding anus, dimana pola jaringan diambil dan diteliti di bawah sebuah mikroskop. Jika penyebab fisik ditemukan, hal itu seringkali bisa diobati. Pada masalah yang paling berat, konseling psikologi kemungkinan diharapkan untuk anak yang encopresis yaitu hasil penolakan pada latihan bertoilet atau masalah prilaku yang lainnya.
Sekitar 17% pada usia 3 tahunan dan 1% pada usia 4 tahunan mengalami encopresis, seringkali disebabkan tidak mau berguru ke toilet. Meskipun begitu, sembelit kronis, yang merentangkan dinding usus besar dan mengurangi kesadaran anak tersebut untuk usus besar yang penuh, menghalangi kontrol otot, kadangkala mengakibatkan encopresis.
Seorang dokter terlebih dulu berusaha untuk memastikan penyebabnya. Jika penyebabnya yaitu sembelit, pencahar dianjurkan dan cara lain ditetapkan untuk memastikan buang air besar secara teratur. Setelah buang air besar teratur tercapai, kebocoran seringkali berhenti. Jika cara ini gagal, tes diagnosa kemungkinan dilakukan, menyerupai sinar-X pada perut dan kadang sebuah biopsi pada dinding anus, dimana pola jaringan diambil dan diteliti di bawah sebuah mikroskop. Jika penyebab fisik ditemukan, hal itu seringkali bisa diobati. Pada masalah yang paling berat, konseling psikologi kemungkinan diharapkan untuk anak yang encopresis yaitu hasil penolakan pada latihan bertoilet atau masalah prilaku yang lainnya.
Tidak Mau Pergi Sekolah
Menghindari bersekolah terjadi sekitar 5 % pada semua anak usia sekolah dan mempengaruhi anak wanita dan pria secara seimbang. Hal ini lebih mungkin terjadi di antara usia 5 dan 6 tahun dan di antara usia 10 dan 11 tahun.
Penyebabnya seringkali tidak jelas, tetapi faktor psikologi (seperti kegelisahan dan depresi) dan faktor sosial (seperti tidak mempunyai teman, merasa ditolak oleh sahabat sebaya, atau diejek) bisa mendukung. Anak yang sensitive kemungkinan salah tingkah dengan merasa takut dengan seorang guru yang ketat atau mengomel. Anak kecil cenderung akal-akalan sakit atau menciptakan alasan lain untuk menghindari sekolah. Anak tersebut bisa mengeluh sakit perut, mual, atau gejala-gejala lain yang menyampaikan alasan tinggal di rumah. Beberapa anak secara eksklusif menolak pergi ke sekolah. Sebagai alternatif, anak tersebut bisa pergi ke sekolah tanpa kesulitan tetapi menjadi gelisah atau mengalami aneka macam gejala-gejala selama jam belajar, seringkali sering ke ruang perawatan. Tingkah laris ini tidak sama dengan remaja, yang menetapkan untuk tidak masuk sekolah (bolos).
Penghindaran sekolah cenderung menimbulkan performa akademis yang buruk, kesulitan dalam keluarga, dan kesulitan dengan sahabat sebaya. Kebanyakan anak pulih dari penghindaran sekolah, meskipun beberapa muncul kembali setelah benar-benar sakit atau habis berlibur.
Belajar private biasanya bukan sebuah jalan keluar. Seorang anak yang menghindari sekolah harus segera kembali ke sekolah, sehingga beliau tidak ketinggalan kiprah sekolah. Jika penghindaran sekolah intens sehingga berafiliasi dengan aktifitas anak tersebut dan bila anak tersebut tidak bereaksi terhadap bujukan sederhana oleh orangtua atau guru, serahkan kepada seorang psikolog atau psikiater kemungkinan membantu.
Apa Hubungan Stress dan Prilaku
Penyebabnya seringkali tidak jelas, tetapi faktor psikologi (seperti kegelisahan dan depresi) dan faktor sosial (seperti tidak mempunyai teman, merasa ditolak oleh sahabat sebaya, atau diejek) bisa mendukung. Anak yang sensitive kemungkinan salah tingkah dengan merasa takut dengan seorang guru yang ketat atau mengomel. Anak kecil cenderung akal-akalan sakit atau menciptakan alasan lain untuk menghindari sekolah. Anak tersebut bisa mengeluh sakit perut, mual, atau gejala-gejala lain yang menyampaikan alasan tinggal di rumah. Beberapa anak secara eksklusif menolak pergi ke sekolah. Sebagai alternatif, anak tersebut bisa pergi ke sekolah tanpa kesulitan tetapi menjadi gelisah atau mengalami aneka macam gejala-gejala selama jam belajar, seringkali sering ke ruang perawatan. Tingkah laris ini tidak sama dengan remaja, yang menetapkan untuk tidak masuk sekolah (bolos).
Penghindaran sekolah cenderung menimbulkan performa akademis yang buruk, kesulitan dalam keluarga, dan kesulitan dengan sahabat sebaya. Kebanyakan anak pulih dari penghindaran sekolah, meskipun beberapa muncul kembali setelah benar-benar sakit atau habis berlibur.
Belajar private biasanya bukan sebuah jalan keluar. Seorang anak yang menghindari sekolah harus segera kembali ke sekolah, sehingga beliau tidak ketinggalan kiprah sekolah. Jika penghindaran sekolah intens sehingga berafiliasi dengan aktifitas anak tersebut dan bila anak tersebut tidak bereaksi terhadap bujukan sederhana oleh orangtua atau guru, serahkan kepada seorang psikolog atau psikiater kemungkinan membantu.
Apa Hubungan Stress dan Prilaku
Setiap anak menghadapi stress dengan cara berbeda. Tingkah laris tertentu yang membantu anak menghadapi stress termasuk menghisap ibu jari, menggigit kuku, dan, kadangkala, memukul kepala.
Menghisap ibu jari (atau menghisap sebuah dot) yaitu penggalan normal pada awal masa kanak-kanak, dan kebanyakan anak berhenti pada waktu mereka berusia 1 atau 2 tahun, tetapi kadangkala berlanjut ke usia sekolah mereka. Kadangkala menghisap ibu jari yaitu normal pada waktu stress, tetapi kebiasaan menghisap melewati usia sekitar 5 tahunan bisa merubah bentuk langit-langit mulut, mengakibatkan perubahan baris pada gigi, dan menciptakan diganggu oleh anak yang lainnya. Kadangkala, menhisap ibu jari yang berlangsung usang bisa jadi tanda dasar gangguan emosional.
Setiap anak secepatnya berhenti menghisap ibu jari. Orangtua harus mencegah hanya bila dokter gigi anak mereka menasihati mereka juga, atau bila mereka merasa penghisapan ibu jari anak mereka secara sosial tidak sehat. Orang renta perlu secara lembut mendorong anak tersebut untuk mengerti mengapa yaitu baik untuk berhenti. Suatu kali anak tersebut menandakan kerelaan untuk berhenti, pesan yang tersirat lembut anggun untuk dimulai. Hal ini bisa diikuti dengan penghargaan simbolis dipasang eksklusif pada ibu jari, menyerupai pita berwarna, menyemir kuku tangan, atau menggambar sebuah bintang dengan pewarna yang tidak mengandung racun, bila perlu, alat tambahan, menyerupai pelindung plastik di sekeliling ibu jari, bebat siku semalaman untuk mencegah seorang anak dari pembengkokan, atau ‘melukis’ ibu jari dengan zat-zat yang pahit bisa digunakan. Meskipun begitu, tidak satupun cara-cara ini harus digunakan untuk melawan keinginan anak tersebut.
Menggigit kuku yaitu masalah yang umum pada anak kecil. Kebiasaan tersebut biasanya hilang pada ketika anak tersebut bertambah usia, tetapi biasanya berafiliasi dengan stress dan kegelisahan. Anak yang dimotivasi untuk berhenti bisa diajar untuk mengganti dengan kebiasaan lain (misalnya, memutar-mutar pensil).
Memukul kepala dan mengayunkan kepala berirama yaitu umum di antara anak kecil sehat. Hal ini mengingatkan orangtua, anak tersebut tidak dalam masalah dan bekerjsama memperoleh kenyamanan dari aktifitas tersebut.
Anak biasanya sering mengayun-ayunkan badannya, berguling, dan memukul kepalanya di antara usia 18 bulan hingga 2 tahun, tetapi aksi yang berulang kadangkala masih terjadi pada anak yang lebih renta dan remaja.
Anak yang menderita autis dan masalah perkembangan tertentu lainnya juga bisa membenturkan kepala mereka. Meskipun begitu, keadaan ini mempunyai gejala-gejala embel-embel yang menciptakan diagnosa mereka nyata.
Meskipun bawah umur hampir tidak pernah membahayakan diri mereka sendiri dengan kebiasaan ini, kemungkinan ini (dan gaduh) bisa dikurangi dengan mendorong tempat tidur menjauh dari tembok, mengambil roda atau menempatkan pelindung karpet di bawahnya, dan meletakkan alas besar tempat tidur di sebelah tempat tidur.
PENGOBATAN
Pengobatan harus termasuk komunikasi di antara orangtua dan personil sekolah, rajin hadir di sekolah, dan kadangkala terapi mencakup keluarga dan anak dengan psikolog. Terapi termasuk pengobatan yang didasarkan pada penyebabnya sama dengan teknik tingkah laris untuk menghadapi stress di sekolah.
Gangguan Belajar
Gangguan berguru mencakup kemampuan untuk memperoleh, menyimpan, atau menggunakan keahlian khusus atau info secara luas, dihasilkan dari kekurangan perhatian, ingatan, atau pertimbangan dan mempengaruhi performa akademi.
Gangguan berguru sangat berbeda dari keterlambatan mental dan terjadi dengan normal atau bahkan fungsi intelektual tinggi. Gangguan berguru hanya mempengaruhi fungsi tertentu, sedangkan pada anak dengan keterlambatan mental, kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas. Terdapat tiga jenis gangguan berguru : gangguan membaca, gangguan menuliskan ekspresi, dan gangguan matematik. Dengan demikian, seorang anak dengan gangguan berguru bisa mengalami kesulitan memahami dan mempelajari matematika yang signifikan, tetapi tidak mempunyai kesulitan untuk membaca, menulis, dan melaksanakan dengan baik pada subjek yang lain. Diseleksia yaitu gangguan berguru yang paling dikenal. Gangguan berguru tidak termasuk masalah berguru yang disebabkan terutama masalah penglihatan, pendengaran, koordinasi, atau gangguan emosional.
PENYEBAB
Meskipun penyebab gangguan berguru tidak sepenuhnya dimengerti. Mereka termasuk kelainan pada proses dasar yang berafiliasi dalam memahami atau menggunakan ucapan atau penulisan bahasa atau numerik dan pertimbangan ruang.
Diperkirakan 3 hingga 15% anak bersekolah di Amerika Serikat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk menggantikan gangguan belajar. Anak pria dengan gangguan berguru bisa melebihi anak gadis lima banding satu, meskipun anak wanita seringkali tidak dikenali atau terdiagnosa mengalami gangguan belajar.
Kebanyakan anak dengan masalah tingkah laris tampak kurang baik di sekolah dan diperiksa dengan psikologis pendidikan untuk gangguan belajar. Meskipun begitu, beberapa anak dengan jenis gangguan berguru tertentu menyembunyikan gangguan mereka dengan baik, menghindari diagnosa, dan oleh karena itu pengobatan, perlu waktu yang lama.
GEJALA
Anak kecil kemungkinan lambat untuk mempelajari nama-nama warna atau huruf, untuk menyebutkan kata-kata untuk objek yang dikenal, untuk menghitung, dan untuk kemajuan pada awal keahlian berguru lain. Belajar untuk membaca dan menulis kemungkinan tertunda. Gejala-gejala lain sanggup berupa perhatian dengan jangka waktu yang pendek dan kemampuan yang kacau, berhenti bicara, dan ingatan dengan jangka waktu yang pendek. Anak tersebut bisa mengalami kesulitan dengan aktifitas yang membutuhkan koordinasi motor yang baik, menyerupai mencetak dan mengkopi.
Anak dengan gangguan berguru bisa mengalami kesulitan komunikasi. Beberapa anak mulanya menjadi putus asa dan kemudian mengalami masalah tingkah laku, menyerupai menjadi gampang kacau, hiperaktif, menarik diri, malu, atau agresif.
DIAGNOSA
Anak yang tidak membaca atau berguru pada tingkatan yang diharapkan untuk kemampuan verbal atau kecerdasan harus dievaluasi. Pemeriksaan telinga dan penglihatan harus dijalankan, karena masalah pikiran sehat ini bisa juga berafiliasi dengan keahlian membaca dan menulis.
Dokter meneliti anak tersebut untuk aneka macam gangguan fisik. Anak tersebut melaksanakan rangkaian tes kecerdasan, baik verbal maupun non verbal, dan tes akademik pada membaca, menulis, dan keahlian aritmatik.
PENGOBATAN
Pengobatan yang paling berkhasiat untuk gangguan berguru yaitu pendidikan yang secara hati-hati diubahsuaikan dengan individu anak. Cara menyerupai membatasi masakan aditif, menggunakan vitamin dalam jumlah besar, dan menganalisa sistem anak untuk trace mineral seringkali dicoba tetapi tidak terbukti. Tidak ada obat-obatan yang cukup efektif pada pencapaian akademis, intelegensi, dan kemampuan pembelajaran umum. Karena beberapa anak dengan gangguan berguru juga mengalami ADHD, obat-obatan tertentu, menyerupai methylphenidate, bisa meningkatkan perhatian dan konsentrasi, meningkatkan kemampuan anak untuk belajar.
Gangguan berguru sangat berbeda dari keterlambatan mental dan terjadi dengan normal atau bahkan fungsi intelektual tinggi. Gangguan berguru hanya mempengaruhi fungsi tertentu, sedangkan pada anak dengan keterlambatan mental, kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas. Terdapat tiga jenis gangguan berguru : gangguan membaca, gangguan menuliskan ekspresi, dan gangguan matematik. Dengan demikian, seorang anak dengan gangguan berguru bisa mengalami kesulitan memahami dan mempelajari matematika yang signifikan, tetapi tidak mempunyai kesulitan untuk membaca, menulis, dan melaksanakan dengan baik pada subjek yang lain. Diseleksia yaitu gangguan berguru yang paling dikenal. Gangguan berguru tidak termasuk masalah berguru yang disebabkan terutama masalah penglihatan, pendengaran, koordinasi, atau gangguan emosional.
PENYEBAB
Meskipun penyebab gangguan berguru tidak sepenuhnya dimengerti. Mereka termasuk kelainan pada proses dasar yang berafiliasi dalam memahami atau menggunakan ucapan atau penulisan bahasa atau numerik dan pertimbangan ruang.
Diperkirakan 3 hingga 15% anak bersekolah di Amerika Serikat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk menggantikan gangguan belajar. Anak pria dengan gangguan berguru bisa melebihi anak gadis lima banding satu, meskipun anak wanita seringkali tidak dikenali atau terdiagnosa mengalami gangguan belajar.
Kebanyakan anak dengan masalah tingkah laris tampak kurang baik di sekolah dan diperiksa dengan psikologis pendidikan untuk gangguan belajar. Meskipun begitu, beberapa anak dengan jenis gangguan berguru tertentu menyembunyikan gangguan mereka dengan baik, menghindari diagnosa, dan oleh karena itu pengobatan, perlu waktu yang lama.
GEJALA
Anak kecil kemungkinan lambat untuk mempelajari nama-nama warna atau huruf, untuk menyebutkan kata-kata untuk objek yang dikenal, untuk menghitung, dan untuk kemajuan pada awal keahlian berguru lain. Belajar untuk membaca dan menulis kemungkinan tertunda. Gejala-gejala lain sanggup berupa perhatian dengan jangka waktu yang pendek dan kemampuan yang kacau, berhenti bicara, dan ingatan dengan jangka waktu yang pendek. Anak tersebut bisa mengalami kesulitan dengan aktifitas yang membutuhkan koordinasi motor yang baik, menyerupai mencetak dan mengkopi.
Anak dengan gangguan berguru bisa mengalami kesulitan komunikasi. Beberapa anak mulanya menjadi putus asa dan kemudian mengalami masalah tingkah laku, menyerupai menjadi gampang kacau, hiperaktif, menarik diri, malu, atau agresif.
DIAGNOSA
Anak yang tidak membaca atau berguru pada tingkatan yang diharapkan untuk kemampuan verbal atau kecerdasan harus dievaluasi. Pemeriksaan telinga dan penglihatan harus dijalankan, karena masalah pikiran sehat ini bisa juga berafiliasi dengan keahlian membaca dan menulis.
Dokter meneliti anak tersebut untuk aneka macam gangguan fisik. Anak tersebut melaksanakan rangkaian tes kecerdasan, baik verbal maupun non verbal, dan tes akademik pada membaca, menulis, dan keahlian aritmatik.
PENGOBATAN
Pengobatan yang paling berkhasiat untuk gangguan berguru yaitu pendidikan yang secara hati-hati diubahsuaikan dengan individu anak. Cara menyerupai membatasi masakan aditif, menggunakan vitamin dalam jumlah besar, dan menganalisa sistem anak untuk trace mineral seringkali dicoba tetapi tidak terbukti. Tidak ada obat-obatan yang cukup efektif pada pencapaian akademis, intelegensi, dan kemampuan pembelajaran umum. Karena beberapa anak dengan gangguan berguru juga mengalami ADHD, obat-obatan tertentu, menyerupai methylphenidate, bisa meningkatkan perhatian dan konsentrasi, meningkatkan kemampuan anak untuk belajar.
Kesulitan Tidur
1. Mimpi jelek : mimpi jelek yaitu mimpi yang menakutkan yang terjadi selama tidur pergerakan mata cepat (REM). Seorang anak yang mengalami mimpi jelek bisa terjaga terus dan bisa mengingat kembali mimpi dengan jelas. Mimpi jelek tidak menciptakan khawatir, kecuali sangat sering terjadi. Mimpi jelek bisa terjadi lebih sering selama waktu stress, atau bahkan ketika si anak habis menonton video yang berisi penyerangan. Jika mimpi jelek sering terjadi, orangtua bisa menciptakan catatan harian untuk melihat bila mereka bisa mengidentifikasi penyebabnya.
2. Teror malam dan berjalan sambil tidur : teror malam, kejadian setengah terbangun dengan sangat gelisah segera setelah tertidur, yaitu sangat sering terjadi pada usia 3 dan 8 tahun. Anak tersebut berteriak dan tampak ketakutan, dengan detak jantung cepat dan bernafas cepat. Anak tersebut tidak tampak perduli dengan kehadiran orang renta dan tidak bicara. Dia bisa mengamuk di sekitarnya dengan kasar dan tidak bereaksi terhadap kenyamanan. setelah beberapa menit, beliau akan benar-benar kembali tidur. Tidak menyerupai mimpi buruk, anak tersebut tidak bisa mengingat kejadian ini. Teror malam yaitu dramatik karena anak tersebut berteriak dan tidak sanggup dihibur selama kejadian tersebut. Sekitar sepertiga anak dengan teror malam juga mengalami tidur sambil berjalan. (bangun dari tempat tidur dan berjalan berkeliling ketika sedang tertidur, juga disebut somnambulism). Sekitar 15% anak pada usia 5 dan 12 tahun mengalami setidaknya satu kejadian tidur sambil berjalan.
Teror malam dan tidur berjalan hampir selalu berhenti dengan sendirinys, meskipun adakalanya kejadian bisa terjadi untuk tahunan; biasanya, tidak dibutuhkan pengobatan. Jika gangguan berlangsung usang hingga masa remaja atau sampaumur dan berat, pengobatan bisa diperlukan. Pada anak yang membutuhkan pengobatan, teror malam bisa kadangkala bereaksi terhadap sedative atau antidepresan tertentu; meskipun begitu, obat-obatan ini yaitu keras dan bisa mempunyai imbas samping. Memasang kuinci pada penggalan luar kamar tidur menjaga anak dari keluyuran tetapi bisa menakutkan anak tersebut.
3. Menolak untuk pergi tidur : anak, terutama sekali antara usia 1 dan 2 tahun, sering menolak untuk tidur. Anak kecil seringkali menangis ketika mereka ditinggal sendirian di tempat tidur mereka, atau mereka memanjat keluar dan mencari orang renta mereka. Tingkah laris ini berafiliasi dengan pemisahan kegelisahan dan, pada anak yang lebih tua, perjuangan anak untuk mengendalikan aspek lebih pada lingkungannya. Penolakan untuk pergi tidur tidak membantu bila orangtua tinggal di dalam kamar lebih usang untuk menghadirkan kenyamanan atau membiarkan anak tersebut bangun. Untuk mengendalikan masalah, orangtua harus duduk membisu di gang dalam penglihatan anak tersebut dan memastikan anak tersebut tetap di tempat tidur. Anak tersebut kemudian berguru bahwa keluar dari tempat tidur tidak diijinkan. Anak tersebut juga berguru bahwa orangtua tidak bisa dirayu ke dalam ruangan untuk dongeng lebih atau bermain. Secepatnya, anak tersebut didudukkan dan pergi untuk tidur. Menyediakan anak tersebut barang yang menemani (seperti sebuah boneka) seringkali sangat membantu.
4. Terbangun sepanjang malam : anak seringkali terbangun sepanjang malam, tetapi biasanya kembali tertidur dengan sendirinya. Terbangun malam yang berulang seringkali diikuti gerakan, sakit, atau kejadian stress lainnya. Masalah tidur kemungkinan bertambah jelek ketika anak tersebut terlambat tidur di sore hari atau terlalu dirangsang dengan bermain sebelum waktu tidur.
Biarkan si anak tidur bersama dengan orangtua karena terbangun malam hari kemungkinan hanya memperpanjang masalah. Juga kontraproduktiv mengajak bermain atau memberi makan anak tersebut sepanjang malam, memukul pantat, dan cacian. Mengembalikan anak tersebut ke tempat tidur dengan menenangkan hati biasanya lebih efektif. Waktu tidur rutin termasuk membacakan dongeng pendek, menyampaikan boneka kesayangan atau selimut, dan menggunakan lampu malam kecil ( pada anak yang berusia diatas 3 tahun) seringkali sangat menolong. Orangtua dan pengasuh lainnya harus berusaha untuk menjaga secara rutin setiap malam, sehingga anak tersebut berguru apa yang diharapkan. Jika anak tersebut secara fisik sehat, biarkan beliau menangis untuk 20 hingga 30 menit sering mengajar beliau bahwa beliau perlu untuk menenangkan dirinya, yang akan mengurangi terbangun malam
Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADHD)
Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADHD)adalah perhatian jelek atau pendek dan impulsiv tidak sesuai pada umur anak; beberapa anak juga memperlihatkan hiperaktif.
Walaupun ada cukup banyak kontroversi ihwal timbulnya, ditaksir ADHD itu mempengaruhi 5 hingga 10% dari anak dengan usia sekolah dan didiagnosa 10 kali lebih sering pada anak pria daripada anak perempuan. Banyak ciri-ciri ADHD sering terlihat sebelum usia 4 dan tanpa kecuali sebelum usia 7, tetapi mereka mungkin tidak mengganggu secara signifikan prestasi akademis dan fungsi sosial hingga usia sekolah menengah. ADHD yaitu dulunya disebut "gangguan kurangnya perhatian"; tetapi, kejadian yang biasa terjadi hiper-aktivitas pada anak terkena yaitu benar-benar perpanjangan fisik dari kurangnya perhatian mengakibatkan perubahan istilah sekarang.
PENYEBAB
ADHD bisa diwarisi. Penelitian terkini memperlihatkan bahwa gangguan disebabkan oleh kelainan di neurotransmitters (bahan yang meneruskan gerak impuls syaraf dalam otak). Gejala ADHD bervariasi dari ringan hingga parah dan bisa menjadi dibesar-besarkan atau menjadi masalah di lingkungan tertentu, menyerupai di rumah anak atau di sekolah. Keterbatasan cara hidup sekolah dan organisasi menciptakan ADHD menjadi masalah, sedangkan pada generasi sebelumnya, tanda-tanda mungkin tidak mengganggu secara signifikan fungsi anak karena pembatasan menyerupai itu yaitu sering sangat sedikit. Walaupun beberapa tanda-tanda ADHD juga terjadi pada anak tanpa ADHD, mereka lebih sering dan kuat pada anak dengan ADHD.
GEJALA
ADHD yaitu terutama bermasalah pada perhatian terus-menerus, konsentrasi, dan ketetapan kiprah (kemampuan untuk menuntaskan tugas). Anak juga mungkin terlalu aktif dan gegabah. Banyak anak prasekolah cemas, mempunyai masalah yang berafiliasi dan saling mempengaruhi, dan bertingkah laris dengan kurang baik. Mereka nampak tak penuh perhatian. Mereka mungkin tidak bisa membisu dan menggeliat. Mereka mungkin tak sabar dan menjawab dengan kacau. Selama masa kecil nanti, anak menyerupai itu mungkin menggerakkan kaki mereka dengan resah, bergerak dan mengangkat-angkat tangan mereka, berbicara secara sembarangan, lupa dengan mudah, dan mereka mungkin tidak teratur. Mereka secara umum tidak agresif.
Sekitar 20% dari anak dengan ADHD mempunyai ketidakmampuan berguru dan sekitar 80% mempunyai masalah akademis. Kerjanya mungkin berantakan, dengan kesalahan serampangan dan ketiadaan pemikiran yang dipertimbangkan. Anak yang terkena sering bertingkah laris seakan-akan pikiran mereka di tempat lain dan mereka tidak mendengarkan. Mereka sering tidak melaksanakan sesuai seruan atau menuntaskan pekerjaan sekolah, pekerjaan, atau kewajiban lain. Seringkali ada satu kiprah yang tak selesai dari yang lain.
Sekitar 40% dari anak terkena mungkin mempunyai duduk kasus dengan penghargaan diri sendiri, depresi, kegelisahan, atau penentangan kepemilikan hingga usia mereka mencapai masa remaja. Sekitar 60 % anak muda mempunyai masalah menyerupai itu sewaktu marah, dan kebanyakan anak yang lebih renta mempunyai toleransi rendah terhadap frustrasi.
Tanda ADHD
Semua tanda belum tentu sebagai didiagnosa Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Tetapi, tanda kurangnya perhatian selalu harus ada untuk diagnosa.Tanda harus ada di dua atau lebih tempat (misalnya, rumah dan sekolah) dan harus mengganggu masalah sosial atau fungsi akademis.
Tanda-tanda tidak perhatian.
DIAGNOSA
Diagnosa menurut jumlah, frekuensi, dan keparahan gejala. Gejala harus ada sedikitnya dua lingkungan yang berbeda (biasanya, rumah dan sekolah) - kejadian tanda-tanda sempurna di rumah atau di sekolah saja dan tidak mana-mana tidak memenuhi syarat sebagai ADHD. Seringkali, diagnosa sulit karena bergantung pada pendapat pengamat. Tidak ada tes laboratorium bagi ADHD. Pertanyaan ihwal aneka macam aspek prilaku bisa menolong dokter menciptakan diagnosa. Karena mempelajari keganjilan hal yang biasa, banyak anak menjalankan investigasi psikologis baik untuk menolong menetapkan adanya ADHD maupun untuk mengetahui adanya ketidakmampuan berguru yang spesifik.
ADHD: Epidemi atau Over-Diagnosa?
Meningkatnya jumlah anak yang didiagnosa ADHD. Tetapi, ada peningkatan perhatian dokter dan orang-tua dimana banyak anak salah didiagnosa. Derajat kegiatan tinggi mungkin bekerjsama normal dan menjadi pernyataan yang dilebih-lebihkan dari tingkah laris masa kecil yang normal. Dengan kata lain, hal itu sanggup bervariasi penyebabnya, termasuk gangguan emosional atau kelainan fungsi otak, menyerupai ADHD.
Biasanya anak usia 2 tahun aktif dan jarang bisa diam. Derajat kegiatan dan bunyi tinggi biasa hingga usia 4 tahun. Pada kelompok umur ini, kelakuan menyerupai itu hal yang normal. Kelakuan aktif bisa mengakibatkan konflik antara orang renta dan anak dan mungkin menciptakan orangua cemas. Juga bisa menimbulkan masalah bagi orang lain yang mengawasi anak menyerupai itu, termasuk guru.
Menentukan apakah derajat kegiatan seorang anak luar biasa tinggi yaitu abnormal sebaiknya tidak bergantung pada bagaimana toleransi orang yang jengkel. Tetapi, beberapa anak secara terang lebih aktif daripada rata-rata. Jika derajat kegiatan tinggi digabungkan dengan perhatian pendek dan impulsif, mungkin ditetapkan sebagai hiperaktif dan dianggap sebagai penggalan ADHD.
Mencaci-maki dan menghukum anak yang derajat kegiatan tingginya dalam batas normal biasanya bisa meledak, menambah derajat kegiatan anak. Menghindari situasi dimana anak mesti duduk membisu dalam waktu usang atau menemukan seorang guru trampil untuk anak menyerupai itu mungkin menolong. Jika ukuran sederhana tidak menolong, kedokteran atau psikologis penilaian mungkin berkhasiat untuk mengesampingkan kekacauan menyerupai ADHD.
Walaupun ada cukup banyak kontroversi ihwal timbulnya, ditaksir ADHD itu mempengaruhi 5 hingga 10% dari anak dengan usia sekolah dan didiagnosa 10 kali lebih sering pada anak pria daripada anak perempuan. Banyak ciri-ciri ADHD sering terlihat sebelum usia 4 dan tanpa kecuali sebelum usia 7, tetapi mereka mungkin tidak mengganggu secara signifikan prestasi akademis dan fungsi sosial hingga usia sekolah menengah. ADHD yaitu dulunya disebut "gangguan kurangnya perhatian"; tetapi, kejadian yang biasa terjadi hiper-aktivitas pada anak terkena yaitu benar-benar perpanjangan fisik dari kurangnya perhatian mengakibatkan perubahan istilah sekarang.
PENYEBAB
ADHD bisa diwarisi. Penelitian terkini memperlihatkan bahwa gangguan disebabkan oleh kelainan di neurotransmitters (bahan yang meneruskan gerak impuls syaraf dalam otak). Gejala ADHD bervariasi dari ringan hingga parah dan bisa menjadi dibesar-besarkan atau menjadi masalah di lingkungan tertentu, menyerupai di rumah anak atau di sekolah. Keterbatasan cara hidup sekolah dan organisasi menciptakan ADHD menjadi masalah, sedangkan pada generasi sebelumnya, tanda-tanda mungkin tidak mengganggu secara signifikan fungsi anak karena pembatasan menyerupai itu yaitu sering sangat sedikit. Walaupun beberapa tanda-tanda ADHD juga terjadi pada anak tanpa ADHD, mereka lebih sering dan kuat pada anak dengan ADHD.
GEJALA
ADHD yaitu terutama bermasalah pada perhatian terus-menerus, konsentrasi, dan ketetapan kiprah (kemampuan untuk menuntaskan tugas). Anak juga mungkin terlalu aktif dan gegabah. Banyak anak prasekolah cemas, mempunyai masalah yang berafiliasi dan saling mempengaruhi, dan bertingkah laris dengan kurang baik. Mereka nampak tak penuh perhatian. Mereka mungkin tidak bisa membisu dan menggeliat. Mereka mungkin tak sabar dan menjawab dengan kacau. Selama masa kecil nanti, anak menyerupai itu mungkin menggerakkan kaki mereka dengan resah, bergerak dan mengangkat-angkat tangan mereka, berbicara secara sembarangan, lupa dengan mudah, dan mereka mungkin tidak teratur. Mereka secara umum tidak agresif.
Sekitar 20% dari anak dengan ADHD mempunyai ketidakmampuan berguru dan sekitar 80% mempunyai masalah akademis. Kerjanya mungkin berantakan, dengan kesalahan serampangan dan ketiadaan pemikiran yang dipertimbangkan. Anak yang terkena sering bertingkah laris seakan-akan pikiran mereka di tempat lain dan mereka tidak mendengarkan. Mereka sering tidak melaksanakan sesuai seruan atau menuntaskan pekerjaan sekolah, pekerjaan, atau kewajiban lain. Seringkali ada satu kiprah yang tak selesai dari yang lain.
Sekitar 40% dari anak terkena mungkin mempunyai duduk kasus dengan penghargaan diri sendiri, depresi, kegelisahan, atau penentangan kepemilikan hingga usia mereka mencapai masa remaja. Sekitar 60 % anak muda mempunyai masalah menyerupai itu sewaktu marah, dan kebanyakan anak yang lebih renta mempunyai toleransi rendah terhadap frustrasi.
Tanda ADHD
Semua tanda belum tentu sebagai didiagnosa Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Tetapi, tanda kurangnya perhatian selalu harus ada untuk diagnosa.Tanda harus ada di dua atau lebih tempat (misalnya, rumah dan sekolah) dan harus mengganggu masalah sosial atau fungsi akademis.
Tanda-tanda tidak perhatian.
- Sering lalai memberi perhatian seksama pada detail.
- Mempunyai kesukaran mempertahankan perhatian pada kerja dan bermain.
- Tidak tampak mendengarkan kalau berbicara secara langsung.
- Sering tidak melaksanakan perintah dan lalai menuntaskan tugas.
- Sering mempunyai kesukaran melaksanakan kiprah dan aktivitas.
- Sering menghindar, sebel, atau enggan untuk terlibat dalam kiprah yang memerlukan perjuangan mental terus-menerus.
- Sering kehilangan barang.
- Dengan gampang dialihkan dengan hal yang tak ada hubungannya dengan rangsangan.
- Sering pelupa.
- Sering memain-mainkan tangan atau kaki atau menggeliat.
- Sering meninggalkan tempat duduk di ruang kelas dan tempat lainnya.
- Sering berlari kesana-kemari atau merambat naik seacara berlebihan.
- Sulit untuk bermain atau terlibat dalam kegiatan yang diam.
- Sering bergerak atau bertingkah seakan-akan digerakkan oleh mesin.
- Sering berbicara berlebihan.
- Sering mengucapkan jawaban tanpa berpikir sebelum pertanyaan komplit.
- Sering mempunyai kesukaran menunggunya giliran.
- Sering menyela atau mengganggu orang lain.
DIAGNOSA
Diagnosa menurut jumlah, frekuensi, dan keparahan gejala. Gejala harus ada sedikitnya dua lingkungan yang berbeda (biasanya, rumah dan sekolah) - kejadian tanda-tanda sempurna di rumah atau di sekolah saja dan tidak mana-mana tidak memenuhi syarat sebagai ADHD. Seringkali, diagnosa sulit karena bergantung pada pendapat pengamat. Tidak ada tes laboratorium bagi ADHD. Pertanyaan ihwal aneka macam aspek prilaku bisa menolong dokter menciptakan diagnosa. Karena mempelajari keganjilan hal yang biasa, banyak anak menjalankan investigasi psikologis baik untuk menolong menetapkan adanya ADHD maupun untuk mengetahui adanya ketidakmampuan berguru yang spesifik.
ADHD: Epidemi atau Over-Diagnosa?
Meningkatnya jumlah anak yang didiagnosa ADHD. Tetapi, ada peningkatan perhatian dokter dan orang-tua dimana banyak anak salah didiagnosa. Derajat kegiatan tinggi mungkin bekerjsama normal dan menjadi pernyataan yang dilebih-lebihkan dari tingkah laris masa kecil yang normal. Dengan kata lain, hal itu sanggup bervariasi penyebabnya, termasuk gangguan emosional atau kelainan fungsi otak, menyerupai ADHD.
Biasanya anak usia 2 tahun aktif dan jarang bisa diam. Derajat kegiatan dan bunyi tinggi biasa hingga usia 4 tahun. Pada kelompok umur ini, kelakuan menyerupai itu hal yang normal. Kelakuan aktif bisa mengakibatkan konflik antara orang renta dan anak dan mungkin menciptakan orangua cemas. Juga bisa menimbulkan masalah bagi orang lain yang mengawasi anak menyerupai itu, termasuk guru.
Menentukan apakah derajat kegiatan seorang anak luar biasa tinggi yaitu abnormal sebaiknya tidak bergantung pada bagaimana toleransi orang yang jengkel. Tetapi, beberapa anak secara terang lebih aktif daripada rata-rata. Jika derajat kegiatan tinggi digabungkan dengan perhatian pendek dan impulsif, mungkin ditetapkan sebagai hiperaktif dan dianggap sebagai penggalan ADHD.
Mencaci-maki dan menghukum anak yang derajat kegiatan tingginya dalam batas normal biasanya bisa meledak, menambah derajat kegiatan anak. Menghindari situasi dimana anak mesti duduk membisu dalam waktu usang atau menemukan seorang guru trampil untuk anak menyerupai itu mungkin menolong. Jika ukuran sederhana tidak menolong, kedokteran atau psikologis penilaian mungkin berkhasiat untuk mengesampingkan kekacauan menyerupai ADHD.
PENGOBATAN
Untuk meminimalisir imbas ADHD, struktur, rutinitas, rencana intervensi sekolah, dan teknik pengasuhan yang dimodifikasi sering diperlukan. Beberapa anak yang tidak berangasan dan yang tiba dari lingkungan rumah stabil dan lingkungan rumah yang mendukung mungkin lebih berkhasiat dengan pengobatan obat sendiri. Terapi kelakuan yang diadakan oleh seorang psikolog anak kadang-kadang digabungkan dengan pengobatan obat. Obat Psikostimulan yaitu pengobatan obat yang paling efektif.
Methylphenidate yaitu obat psikostimulan yang paling sering diresepkan. Obat ini seefektif psikostimulan lain (seperti dextroamphetamine) dan mungkin lebih aman. Sejumlah obat bentuk lepas lambat (beraksi lebih panjang) methylphenidate bisa dijumpai disamping bentuk biasa dan sanggup diminum satu kali sehari. Efek samping methylphenidate menyerupai gangguan tidur, menyerupai insomnia, menekan selera makan, depresi atau kesedihan, sakit kepala, sakit perut, dan tekanan darah tinggi. Semua imbas samping ini hilang bila obat dihentikan; tetapi, kebanyakan anak tidak mempunyai imbas samping kecuali barangkali selera makan yang berkurang. Tetapi, bila takaran besar diminum dalam jangka waktu yang lama, methylphenidate sekali-sekali bisa memperlambat pertumbuhan anak; oleh karena itu, dokter mengamati berat tubuh anak.
Sejumlah obat lain bisa digunakan untuk mengobati tanda-tanda kurangnya perhatian dan prilaku. Seperti clonidine, amphetamine - obat dasar, obat antidepresi, dan obat anti ansietas. Kadang-kadang, kombinasi obat digunakan.
PENCEGAHAN
Prognosis
Anak dengan ADHD secara umum tidak menjadi terlalu besar kurangnya perhatian mereka, walaupun mereka dengan hyper-aktivitas cenderung untuk menjadi agak lebih tidak spontan dan hiper-aktif dengan usianya. Tetapi, kebanyakan remaja dan orang sampaumur berguru menyesuaikan diri terhadap kurangnya perhatian mereka. Masalah lain yang muncul atau menetap di masa remaja dan kedewasaan termasuk prestasi akademis yang buruk, rendah penghargaan terhadap diri sendiri, kegelisahan, depresi, dan kesukaran dalam mempelajari prilaku sosial yang pantas. Penting, lebih banyak didominasi anak itu dengan ADHD menjadi orang sampaumur produktif, dan orang dengan ADHD kelihatannya menyesuaikan diri lebih baik bekerja daripada situasi sekolah. Tetapi, bila kekacauan tak diobati di masa kecil, risiko penyalahgunaan alkohol atau materi lainnya atau bunuh diri mungkin meningkat.
Mengompol
Sekitar 30 % bawah umur masih mengompol pada usia 4 tahun, 10 % pada usia 6 tahun, 3 % pada usia 12 tahun, dan 1 % pada usia 18 tahun. Mengompol lebih umum dilakukan pada anak pria dibandingkan dengan anak wanita dan kelihatannya menurun dalam keluarga.
Mengompol biasanya terjadi karena syaraf menyuplai kantung kemih lambat matangnya, sehingga si anak tidak berhasil terbangun ketika kantung kemih penuh dan butuh dikosongkan . mengompol sanggup disebut juga gangguan tidur menyerupai tidur berjalan dan terror malam. Gangguan fisik-umumnya nanah kanal kemih-hanya ditemukan 1 hingga 2 % anak yang ngompol. Gangguan lain, menyerupai diabetes, jarang mengakibatkan mengompol. Mengompol kadangkala disebabkan oleh masalah psikologi, bukan hanya pada anak atau pada anggota keluarga lainnya, dan kadangkala merupakan penggalan dari tanda-tanda yang diduga penganiayaan seksualitas.
Kadangkala mengompolnya berhenti kemudian mulai lagi. Kambuhnya mengompol biasanya diikuti dengan keadaan atau kondisi tekanan psikologis, tetapi salah satu penyebab fisik, khususnya nanah kanal kemih sanggup menjadi penyebabnya.
PENGOBATAN
Orang-tua dan anak perlu tahu mengompol hal yang biasa, dimana hal itu bisa diperbaiki, dan bahwa tak seorang pun sebaiknya merasa bersalah karenanya. Seorang anak yang lebih renta yang mengompol bisa mengambil tanggung jawab dengan membatasi minum setelah makan malam (khusunya minuman yang mengandung caffeine), kencing sebelum pergi tidur, mencatat malam lembap dan kering, dan berganti pakaian dan menidurkan waktu mengompol. Orang renta mungkin pilih untuk memberi anak hadiah yang pantas (penguatan positif) selama malam tidak mengompol.
Bagi anak denga usia kurang dari 6 tahun, orang renta bisa menghindari menyampaikan anak minum 2 hingga 3 jam sebelum waktu tidur dan menganjurkan anak kencing sebelum tidur. Pada kebanyakan anak dengan usia ini, waktu dan pematangan fisik memecahkan masalah.
Bagi anak dengan usia 6 hingga 7 tahun, suatu bentuk pengobatan sering ditunjukkan. Alarm mengompol, yang membangunkan seorang anak kalau sedikit air kencing diketahui, yaitu perlakuan yang paling efektif. Mereka mengobati mengompol sekitar 70% dari anak, dan hanya sekitar 10 hingga 15% anak mulai mengompol lagi setelah alarm dihentikan. Alarm relatif murah dan gampang dijalankan. Pada ahad pertama setelah, anak bangun hanya setelah sepenuhnya kencing. Pada ahad berikutnya, anak bangun setelah kencing sedikit dan mungkin mengompol lebih jarang. Akhirnya, keperluan untuk kencing membangunkan anak sebelum mengompol. Kebanyakan orang renta mengetahui bahwa alarm bisa dihilangkan setelah periode tidak mengompol selama 3 minggu.
Jika mengompol berlanjut pada anak yang lebih renta setelah alarm dan pemberian reward diuji, dokter mungkin meresepkan imipramine. Imipramine yaitu obat antidepresi tetapi digunakan untuk mengatasi mengompol karena mengendurkan kandung kemih dan mengetatkan sphincter sehingga menghalangi air kencing mengalir. kapan imipramine bekerja, biasanya bekerja pada ahad pertama pengobatan. Respon cepat ini yaitu satu-satunya keuntungan kasatmata obat ini, khususnya bila orang-tua dan anak merasa mereka perlu melenyapkan masalah dengan cepat. Sesudah 1 bulan tidak mengompol, takaran obat dikurangi selama 2 hingga 4 minggu, kemudian berhenti. Tetapi, sekitar 75% dari anak kesudahannya mulai mengompol lagi. Jika ini terjadi, pengobatan selama 3 bulan sanggup dicoba.
Obat yang semakin terkenal untuk mengompol ialah tablet atau semprot hidung desmopressin. Obat ini mengurangi jumlah air kencing, sehingga mengurangi mengompol. Obat ini digunakan selama periode 1 hingga 3 bulan kemudian berhenti secepat mungkin. Bisa digunakan sewaktu-waktu, menyerupai kalau anak pergi berkemah.
Mengompol biasanya terjadi karena syaraf menyuplai kantung kemih lambat matangnya, sehingga si anak tidak berhasil terbangun ketika kantung kemih penuh dan butuh dikosongkan . mengompol sanggup disebut juga gangguan tidur menyerupai tidur berjalan dan terror malam. Gangguan fisik-umumnya nanah kanal kemih-hanya ditemukan 1 hingga 2 % anak yang ngompol. Gangguan lain, menyerupai diabetes, jarang mengakibatkan mengompol. Mengompol kadangkala disebabkan oleh masalah psikologi, bukan hanya pada anak atau pada anggota keluarga lainnya, dan kadangkala merupakan penggalan dari tanda-tanda yang diduga penganiayaan seksualitas.
Kadangkala mengompolnya berhenti kemudian mulai lagi. Kambuhnya mengompol biasanya diikuti dengan keadaan atau kondisi tekanan psikologis, tetapi salah satu penyebab fisik, khususnya nanah kanal kemih sanggup menjadi penyebabnya.
PENGOBATAN
Orang-tua dan anak perlu tahu mengompol hal yang biasa, dimana hal itu bisa diperbaiki, dan bahwa tak seorang pun sebaiknya merasa bersalah karenanya. Seorang anak yang lebih renta yang mengompol bisa mengambil tanggung jawab dengan membatasi minum setelah makan malam (khusunya minuman yang mengandung caffeine), kencing sebelum pergi tidur, mencatat malam lembap dan kering, dan berganti pakaian dan menidurkan waktu mengompol. Orang renta mungkin pilih untuk memberi anak hadiah yang pantas (penguatan positif) selama malam tidak mengompol.
Bagi anak denga usia kurang dari 6 tahun, orang renta bisa menghindari menyampaikan anak minum 2 hingga 3 jam sebelum waktu tidur dan menganjurkan anak kencing sebelum tidur. Pada kebanyakan anak dengan usia ini, waktu dan pematangan fisik memecahkan masalah.
Bagi anak dengan usia 6 hingga 7 tahun, suatu bentuk pengobatan sering ditunjukkan. Alarm mengompol, yang membangunkan seorang anak kalau sedikit air kencing diketahui, yaitu perlakuan yang paling efektif. Mereka mengobati mengompol sekitar 70% dari anak, dan hanya sekitar 10 hingga 15% anak mulai mengompol lagi setelah alarm dihentikan. Alarm relatif murah dan gampang dijalankan. Pada ahad pertama setelah, anak bangun hanya setelah sepenuhnya kencing. Pada ahad berikutnya, anak bangun setelah kencing sedikit dan mungkin mengompol lebih jarang. Akhirnya, keperluan untuk kencing membangunkan anak sebelum mengompol. Kebanyakan orang renta mengetahui bahwa alarm bisa dihilangkan setelah periode tidak mengompol selama 3 minggu.
Jika mengompol berlanjut pada anak yang lebih renta setelah alarm dan pemberian reward diuji, dokter mungkin meresepkan imipramine. Imipramine yaitu obat antidepresi tetapi digunakan untuk mengatasi mengompol karena mengendurkan kandung kemih dan mengetatkan sphincter sehingga menghalangi air kencing mengalir. kapan imipramine bekerja, biasanya bekerja pada ahad pertama pengobatan. Respon cepat ini yaitu satu-satunya keuntungan kasatmata obat ini, khususnya bila orang-tua dan anak merasa mereka perlu melenyapkan masalah dengan cepat. Sesudah 1 bulan tidak mengompol, takaran obat dikurangi selama 2 hingga 4 minggu, kemudian berhenti. Tetapi, sekitar 75% dari anak kesudahannya mulai mengompol lagi. Jika ini terjadi, pengobatan selama 3 bulan sanggup dicoba.
Obat yang semakin terkenal untuk mengompol ialah tablet atau semprot hidung desmopressin. Obat ini mengurangi jumlah air kencing, sehingga mengurangi mengompol. Obat ini digunakan selama periode 1 hingga 3 bulan kemudian berhenti secepat mungkin. Bisa digunakan sewaktu-waktu, menyerupai kalau anak pergi berkemah.
Kebiasaan Menghentikan Nafas
Kebiasaan berhenti nafas yaitu episode dimana anak berhenti bernafas dan kehilangan kesadaran untuk waktu yang pendek secara tiba-tiba setelah kejadian menakutkan atau mengganggu secara emosional.
Kebiasaan berhenti nafas terjadi pada 5% dari anak yang sehat. Mereka biasanya memulai pada usia dua tahun. Kebiasaan ini menghilang menjelang usia 4 tahun pada 50% dari anak dan menjelang usia 8 tahun pada sekitar 83% dari anak. Sebanyak 17% dari anak yang terus melakuam kebiasaan berhenti nafas hingga sampaumur kehilangan kesadaran sebagai reaksi hingga stres emosional. Kebiasaan berhenti nafas sanggup terjadi dalam satu atau dua bentuk.
Bentuk Cyanotic menahan nafas, yang paling sering terjadi, diinisiasikan secara bawah sadar oleh anak usia muda sering sebagai penggalan tingkah murka atau respon pada kejadian dimaki atau yang mengganggu lainnya. Episode tertinggi pada usia 2 tahun dan jarang terjadi setelah 5 tahun. Selama episode, seorang anak menahan nafasnya (secara tanpa sadar dilakukan beliau olehnya) hingga beliau kehilangan kesadaran. Biasanya, anak menangis, mengeluarkan nafas, kemudian berhenti bernafas. Seketika setelah itu, kulit anak mulai menjadi biru dan beliau menjadi tak sadar. Pingsan mungkin terjadi. Setelah kehilangan kesadaran (yang secara umum bertahan hanya beberapa detik), pernafasan mulai lagi dan warna kulit normal dan kesadaran kembali. Mungkin sanggup menyela episode dengan menempelkan sehelai lap hambar ke muka anak sewaktu menahan nafas mulai. Meskipun kejadian ini menakutkan, orang-tua harus mencoba menghindari memperkuat prilaku penyebab pada jenis cyanotic. Sewaktu anak sembuh, orang-tua sebaiknya menaruh anak dengan hati-hati di tempat tidur. Orang-tua sebaiknya menerapkan peraturan rumahtangga; anak tidak bisa mempunyai kekuasaan penuh rumah hanya karena kelakuan mengikuti tingkah murka mereka. Mengalihkan perhatian anak dan menghindari situasi yang menyulut kemarahan yaitu seni administrasi terbaik.
Bentuk pucat biasanya mengikuti pengalaman menyakitkan, menyerupai jatuh dan membenturkan kepala atau tiba-tiba dikejutkan. Otak mengeluarkan sinyal (melalui saraf vagus) yang dengan parah memperlambat laju jantung, menghasilkan kehilangan kesadaran. Dengan begitu, pada bentuk ini, kehilangan kesadaran dan penghentian pernafasan (dimana keduanya sementara) diakibatkan oleh respon syaraf yang dikejutkan memicu perlambatan jantung.
Anak berhenti bernafas, secara cepat kehilangan kesadaran, dan menjadi pucat dan lemas. Pingsan mungkin terjadi. Jantung biasanya berdenyut sangat lambat selama serangan. Sesudah serangan, jantung cepat lagi, pernafasan mulai lagi, dan kesadaran kembali tanpa perlakuan apa pun. Karena bentuk ini langka, bila serangan sering terjadi, penilaian diagnostik lebih jauh dan pengobatan mungkin diperlukan.
Kebiasaan berhenti nafas terjadi pada 5% dari anak yang sehat. Mereka biasanya memulai pada usia dua tahun. Kebiasaan ini menghilang menjelang usia 4 tahun pada 50% dari anak dan menjelang usia 8 tahun pada sekitar 83% dari anak. Sebanyak 17% dari anak yang terus melakuam kebiasaan berhenti nafas hingga sampaumur kehilangan kesadaran sebagai reaksi hingga stres emosional. Kebiasaan berhenti nafas sanggup terjadi dalam satu atau dua bentuk.
Bentuk Cyanotic menahan nafas, yang paling sering terjadi, diinisiasikan secara bawah sadar oleh anak usia muda sering sebagai penggalan tingkah murka atau respon pada kejadian dimaki atau yang mengganggu lainnya. Episode tertinggi pada usia 2 tahun dan jarang terjadi setelah 5 tahun. Selama episode, seorang anak menahan nafasnya (secara tanpa sadar dilakukan beliau olehnya) hingga beliau kehilangan kesadaran. Biasanya, anak menangis, mengeluarkan nafas, kemudian berhenti bernafas. Seketika setelah itu, kulit anak mulai menjadi biru dan beliau menjadi tak sadar. Pingsan mungkin terjadi. Setelah kehilangan kesadaran (yang secara umum bertahan hanya beberapa detik), pernafasan mulai lagi dan warna kulit normal dan kesadaran kembali. Mungkin sanggup menyela episode dengan menempelkan sehelai lap hambar ke muka anak sewaktu menahan nafas mulai. Meskipun kejadian ini menakutkan, orang-tua harus mencoba menghindari memperkuat prilaku penyebab pada jenis cyanotic. Sewaktu anak sembuh, orang-tua sebaiknya menaruh anak dengan hati-hati di tempat tidur. Orang-tua sebaiknya menerapkan peraturan rumahtangga; anak tidak bisa mempunyai kekuasaan penuh rumah hanya karena kelakuan mengikuti tingkah murka mereka. Mengalihkan perhatian anak dan menghindari situasi yang menyulut kemarahan yaitu seni administrasi terbaik.
Bentuk pucat biasanya mengikuti pengalaman menyakitkan, menyerupai jatuh dan membenturkan kepala atau tiba-tiba dikejutkan. Otak mengeluarkan sinyal (melalui saraf vagus) yang dengan parah memperlambat laju jantung, menghasilkan kehilangan kesadaran. Dengan begitu, pada bentuk ini, kehilangan kesadaran dan penghentian pernafasan (dimana keduanya sementara) diakibatkan oleh respon syaraf yang dikejutkan memicu perlambatan jantung.
Anak berhenti bernafas, secara cepat kehilangan kesadaran, dan menjadi pucat dan lemas. Pingsan mungkin terjadi. Jantung biasanya berdenyut sangat lambat selama serangan. Sesudah serangan, jantung cepat lagi, pernafasan mulai lagi, dan kesadaran kembali tanpa perlakuan apa pun. Karena bentuk ini langka, bila serangan sering terjadi, penilaian diagnostik lebih jauh dan pengobatan mungkin diperlukan.
0 Response to "Masalah Perkembangan Dan Tingkah Laris Anak"
Post a Comment