Infeksi Lain Anak


153.    Konjungtivitis Neonatorum (Oftalmia Neonatorum)
154.    Sepsis Neonatorum
155.    Pneumonia Pada Bayi Baru Lahir
156.    Listeriosis : Bisa Sebabkan Keguguran Pada Ibu Ham.
157.    Rubella (Campak Jerman) Kongenitalis
158.    Toksoplasmosis Kongenitalis
159.    Diare Infeksius Akut Pada Anak
160.    Infeksi Cacing Kremi


Konjungtivitis Neonatorum (Oftalmia Neonatorum)

Konjungtivitis Neonatorum (Oftalmia Neonatorum) yakni suatu infeksi pada konjungtiva (bagian putih mata) dan selaput yang melapisi kelopak mata.

PENYEBAB
Konjungtivitis neonatorum didapat ketika bayi melewati jalan lahir, dan organisme penyebabnya yakni basil yang biasanya ditemukan di vagina

Yang paling sering menimbulkan konjungtivitis neonatorum yakni Chlamydia. Bakteri lainnya yakni Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae dan Neisseria gonorrhoeae (bakteri penyebab gonore).
Virus juga sanggup menimbulkan konjungtivitis neonatorum, yang paling sering yakni virus herpes simpleks.

GEJALA
Konjungtivitis lantaran Chlamydia biasanya timbul dalam waktu 5-14 hari setelah bayi lahir.
Infeksinya sanggup ringan atau berat dan menghasilkan nanah (bisa sedikit ataupun banyak).

Konjungtivitis lantaran basil lainnya mulai timbul pada hari ke 4-21, sanggup disertai ataupun tanpa pembentukan nanah.
Infeksi herpes simpleks sanggup hanya menyerang mata atau sanggup juga mengenai mata dan pecahan tubuh lainnya.

Konjungtivitis lantaran basil gonore timbul pada hari ke 2-5 atau mungkin lebih awal (terutama kalau selaput ketuban telah pecah sebelum waktunya dan infeksi sudah mulai timbul sebelum bayi lahir).

Apapun penyebabnya, kelopak mata dan pecahan putih mata biasanya membengkak. Jika kelopak mata dibuka, maka nanah akan mengalir keluar.

Jika pengobatan ditunda, maka sanggup terbentuk luka terbuka pada kornea sehingga sanggup terjadi gangguan penglihatan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan menurut tanda-tanda dan hasil investigasi mata.
Untuk memilih organisme penyebabnya, referensi nanah diperiksa dengan mikroskop atau dibiakkan.

PENGOBATAN
Untuk mengobati konjungtivitis lantaran bakteri, diberikan salep yang mengandung polimiksin dengan basitrasin, eritromisin atau tetrasiklin, yang dioleskan pribadi ke mata.
50% bayi yang menderita konjungtivitis klamidia juga menderita infeksi klamidia di pecahan tubuh lainnya, kaena itu juga diberikan eritromisin per-oral (melalui mulut).

Konjungtivitis lantaran virus herpes diobati dengan obat tetes mata atau salep trifluridin dan salep idoksuridin.
Juga diberikan obat anti virus asiklovir dengan pertimbangan bahwa virus telah menyebar atau akan menyebar ke otak dan organ lainnya.

Salep kortikosteroid tidak diberikan lantaran akan memperburuk infeksi klamidia maupun infeksi virus herpes.

PENCEGAHAN
Untuk mencegah konjungtivitis, kepada bayi gres lahir secara rutin diberikan salep atau tetes mata perak nitrat, eritromisin atau tetrasiklin.
Kepada bayi yang ibunya menderita gonore diberikan suntikan antibiotik seftriakson.
 
 

Sepsis Neonatorum

Sepsis Neonatorum yakni suatu infeksi basil berat yang menyebar ke seluruh tubuh bayi gres lahir.

Sepsis terjadi pada kurang dari 1% bayi gres lahir tetapi merupakan penyebab dari 30% selesai hidup pada bayi gres lahir.
Infeksi basil 5 kali lebih sering terjadi pada bayi gres lahir yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang bayi laki-laki.

Pada lebih dari 50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir, tetapi kebanyakan muncul dalamw aktu 72 jam setelah lahir.
Sepsis yang gres timbul dalam waktu 4 hari atau lebih kemungkinan disebabkan oleh infeksi nasokomial (infeksi yang didapat di rumah sakit).

PENYEBAB
Penyebabnya biasanya yakni infeksi bakteri.

Resiko terjadinya sepsis meningkat pada:
- Ketuban pecah sebelum waktunya
- Perdarahan atau infeksi pada ibu.

GEJALA
Bayi tampak lesu, tidak berpengaruh menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik.
Gejala lainnya adalah:
- gangguan pernafasan
- kejang
- jaundice (sakit kuning)
- muntah
- diare
- perut kembung.

Gejalanya tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:
# Infeksi pada tali pusar (omfalitis) sanggup menimbulkan keluarnya nanah atau darah dari pusar
# Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau jerawat otak sanggup menimbulkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun
# Infeksi pada tulang (osteomielitis) menimbulkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena
# Infeksi pada persendian sanggup menimbulkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat
# Infeksi pada selaput perut (peritonitis) sanggup menimbulkan pembengkakan perut dan diare berdarah.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan menurut tanda-tanda dan hasil investigasi fisik.

Organsisme penyebab terjadinya infeksi sanggup diketahui dengan melaksanakan investigasi mikroskopis maupun pembiakan terhadap referensi darah, air kemih maupun cairan dari indera pendengaran dan lambung.
Jika diduga suatu meningitis, maka dilakukan pungsi lumbal.

PENGOBATAN
Antibiotik diberikan melalui infus.
Pada masalah tertentu, mungkin perlu diberikan antibodi yang dimurnikan atau sel darah putih.

PROGNOSIS
25% bayi meninggal meskipun telah diberikan antibiotik dan perawatan intensif.
Angka selesai hidup pada bayi prematur yang kecil yakni 2 kali lebih besar.
 
 

Pneumonia Pada Bayi Baru Lahir

Pneumonia yakni suatu infeksi pada paru-paru, dimana paru-paru terisi oleh cairan sehingga terjadi gangguan pernafasan.

PENYEBAB
Pneumonia pada bayi gres lahir seringkali berawal dari pecahnya ketuban sebelum waktunya yang menimbulkan terjadinya infeksi pada cairan ketuban (amnionitis).
Janin terendam dalam cairan ketuban yang terinfeksi dan menghirupnya sehingga masuk ke dalam paru-paru. Terjadilah pneumonia, kadang disertai sepsis.

Pneumonia juga sanggup terjadi beberapa ahad setelah bayi lahir, terutama pada bayi yang pernafasannya dibantu oleh ventilator.

GEJALA
Gejalanya bervariasi, mulai dari pernafasan yang cepat hingga kegagalan pernafasan dan tekanan darah yang sangat rendah (syok septik).

Jika pneumonia terjadi setelah bayi lahir, gejalanya timbul secara bertahap.
Jika bayi bernafas dengan tunjangan ventilator, akan tampak bahwa jumlah lendir meningkat.
Kadang bayi tiba-tiba menjadi sakit yang disertai dengan turun-naiknya suhu tubuh.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan menurut tanda-tanda dan hasil investigasi fisik.
Contoh darah dan lendir dari terusan pernafasan diambil untuk dibiakkan.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- investigasi darah untuk mengetahui jumlah sel darah putih dan trombosit
- rontgen dada.

PENGOBATAN
Antibiotik diberikan melalui infus.
 
 

Listeriosis : Bisa Sebabkan Keguguran Pada Ibu Hamil

Listeriosis yakni suatu infeksi oleh basil Listeria monocytogenes yang didapat sebelum lahir atau selama persalinan (dari ibu) atau sehabis lahir (di rumah sakit).

PENYEBAB
Bakteri Listeria monocytogenes.
Bakteri ini biasanya ditemukan pada binatang liar, binatang peliharaan, tanah dan air.

Pada manusia, basil ini seringkali menimbulkan septikemia atau meningitis.
Janin, bayi gres lahir dan ibu hamil sangat rentan terhadap basil ini.

Listeriosis pada ibu hamil yang terjadi pada awal kehamilan biasanya menimbulkan keguguran. Bakteri ini sanggup melewati plasenta (ari-ari)
Listeriosis pada selesai kehamilan sanggup menimbulkan kelahiran mati atau selesai hidup bayi dalam beberapa jam setelah lahir.
Sekitar 50% janin yang terinfeksi pada selesai kehamilan akan meninggal.

Listeriosis biasanya ditularkan melalui makanan, yaitu produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi atau sayuran mentah yang tercemar oleh basil Listeria.

GEJALA
Gejalanya sanggup mulai timbul dalam waktau beberapa jam atau beberapa hari setelah bayi lahir, atau gres timbul beberapa ahad kemudian.

Infeksi pada ibu hamil sanggup menimbulkan :
- keguguran atau kelahiran mati
- penyakit berat pada bayi gres lahir yang menimbulkan bayi meninggal dalam waktu beberapa jam setelah lahir.

Pada bayi gres lahir gejalanya berupa:
- nafsu makan berkurang
- lesu
- jaundice (sakit kuning)
- muntah
- ruam kulit
- peningkatan tekanan di dalam tulang tengkorak (akibat meningitis) sanggup menimbulkan penonjolan ubun-ubun.

Infeksi yang timbul pada bayi yang berumur 5 hari atau lebih dan infeksi pada bawah umur sering terjadi sebagai meningitis. Gejalanya sama dengan meningitis akhir organisme lainnya.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan menurut tanda-tanda dan hasil investigasi fisik.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- Pembiakan cairan ketuban
- Pembiakan darah
- Pembiakan air kemih
- Pembiakan cairan serebrospinalis.

PENGOBATAN
Tujuan pengobatan yakni meredakan infeksi melalui pemberian antibiotik, yaitu ampisilin intravena dengan gentamisin (atau trimetroprim-sulfametoksazol).

Infeksi yang ditularkan melalui plasenta mempunyai angka selesai hidup sebesar 50%.
Bayi yang bertahan hidup akan mengalami kerusakan saraf dan gangguan perkembangan.

PENCEGAHAN
Selama hamil, sebaiknya ibu menghindari kontak dengan binatang liar maupun binatang peliharaan.

Ibu hamil sebaiknya menghindarai pemakaian hasil olahan susu yang tidak dipasteurisasi atau sayuran mentah. 
 
 
 

Rubella (Campak Jerman) Kongenitalis

Rubella Kongenitalis yakni suatu infeksi oleh virus penyebab rubella (campak Jerman) yang terjadi ketika bayi berada dalam kandungan dan sanggup menimbulkan cacat bawaan.

Istilah Jerman tidak ada hubungannya dengan negara Jerman, tetapi kemungkinan berasal dari bahasa Perancis kuno "germain" dan bahasa Latin "germanus", yang artinya yakni seolah-olah atau serupa.

Sebelum ditemukan vaksin rubella pada tahun 1969, wabah rubella terjadi setiap 6-9 tahun. Wabah terutama menyerang bawah umur yang berusia 5-9 tahun dan dewasa, tetapi ada juga masalah yang menimbulkan rubella kongenitalis.
Saat ini, setelah pemakaian vaksin rubella, masalah rubella kongenitalis telah menurun secara dramatis dan hampir jarang terjadi.

PENYEBAB
Penyebabnya yakni virus rubella, yang sanggup ditemukan di tenggorokan, darah dan tinja penderita.

Penularan virus terjadi melalui percikan ludah dan cairan dari hidung dan tenggorokan. Tetapi penularan juga sanggup terjadi melalui darah dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya.
Seorang penderita sanggup menularkan virus ini 1 ahad sebelum timbulnya ruam kulit hingga 1 ahad setelah ruam kulit menghilang.

Pada bawah umur biasanya penyakit ini bersifat ringan, tetapi pada perempuan hamil sanggup menimbulkan rubella kongenitalis pada janin yang berada dalam kandungannya.
Rubella kongenitalis terjadi akhir perusakan oleh virus pada ketika janin sedang berkembang. Saat yang paling kritis yakni trimester pertama. Setelah usia kehamilan mencapai lebih dari 4 bulan, infeksi rubella pada ibu sepertinya tidak membahayakan janin yang sedang berkembang.

Seorang ibu hamil yang tidak mendapat imunisasi rubella mempunyai resiko menderita nfeksi rubella dan menularkannya kepada janinnya.

GEJALA
Gejalanya berupa:
- ruam kulit (purpura atau peteki)
- berat tubuh lahir yang rendah
- mikrosefalus (kepala yang kecil)
- ubun-ubun menonjol
- lemas
- rewel
- gangguan pendengaran
- tuli
- kejang
- ketegangan otot abnormal
- kornea keruh atau pupilnya putih (leukokoria)
- keterbelakangan motorik
- keterbelakangan mental
- kelainan pada garis telapak tangan (simian crease).

Kelainan jantung bawaannya berupa:
- PDA (patent ductus arteriosus)
- Stenosis arteri pulmoner
- Koartasio aorta dan kelainan aorta lainnya
- Kelainan septum ventrikel (ventricular septal defect, VSD)
- Nekrosis otot jantung.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan menurut tanda-tanda dan adanya riwayat infeksi rubella pada ibu selama hamil (terutama pada trimester pertama).
Pemeriksaan mata menunjukkan:
- katarak
- glaukoma
- retinitis .

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- Pemeriksaan air kemih, lendir hidung-tenggorokan dan cairan serebrospinal (untuk menemukan virus)
- Skrining TORCH positif
- Kadar IgM (IgM khusus untuk rubella).

PENGOBATAN
Perawatan yang dilakukan tergantung kepada organ yang terkena:
# Gangguan pendengaran diatasi dengan pemakaian alat bantu dengar, terapi wicara dan memasukkan anak ke sekolah khusus
# Lesi jantung diatasi dengan pembedahan
# Gangguan penglihatan sebaiknya diobati biar penglihatan anak berada pada ketajaman yang terbaik
# Jika keterbelakangan mentalnya sangat berat, mungkin anak perlu dimasukkan ke institusi khusus.

PENCEGAHAN
Untuk mencegah rubella kongenitalis, diberikan vaksinasi rubella sebelum hamil. Vaksin dihentikan diberikan kepada ibu hamil.
Semua perempuan muda yang belum pernah menderita rubella harus divaksinasi dan gres boleh hamil 3 bulan setelah menjalani vaksinasi. 
 
 

Toksoplasmosis Kongenitalis

Toksoplasmosis Kongenitalis yakni suatu infeksi oleh benalu Toxoplasma gondii, yang ditularkan dari ibu selama janin berada dalam kandungan.

Toxoplasma gondii ditemukan di seluruh dunia dan menginfeksi 1-8 dari 1000 bayi gres lahir.
Sekitar 50% ibu hamil yang terinfeksi akan melahirkan bayi dengan toksoplasmosis kongenitalis.
Jika ibu terinfeksi pada selesai kehamilan, maka resiko terjadinya infeksi pada janin yakni lebih besar; kalau janin terinfeksi pada awal kehamilan maka penyakitnya biasanya lebih berat.

PENYEBAB
Penyebabnya yakni benalu Toxoplasma gondii.

Toksoplasma menginfeksi kucing dan telurnya terdapat dalam kotoran kucing. Telur ini tetap menular selama berbulan-bulan.
Seorang perempuan sanggup tertular melalui tanah atau benda-benda yang tercemar oleh kotoran kucing yang mengandung telur parasit.
Infeksi juga sanggup ditularkan melalui daging yang belum matang (misalnya daging babi, sapi atau kambing).

GEJALA
Toksoplasmosis pada ibu biasanya bersifat ringan, tetapi infeksi pada janin sanggup menimbulkan penyakit yang serius.

Toksoplasmosis kongenitalis ditandai dengan:
  • prematur
  • berat tubuh lahir rendah
  • hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)
  • sakit kuning (jaundice)
  • anemia
  • petekie (bintik-bintik kecil berwarna keunguan akhir perdarahan di dalam kapiler/pembuluh darah yang sangat kecil)
  •  korioretinitis
  • kalsifikasi serebral (pengendapan kalsium di dalam otak)
  •  hidrosefalus
  • makrosefalus atau mikrosefalus
  • limfadenopati

Pada stadium lanjut, sanggup ditemukan:
- kejang
- keterbelakangan mental
- aneka macam kelainan neurologis (saraf)
- gangguan penglihatan
- gangguan pendengaran.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan menurut tanda-tanda dan hasil investigasi fisik.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
# Titer antibodi pada ibu selama hamil
# USG perut
# Pemeriksaan cairan ketuban dan darah janin
# CT scan
# Pemeriksaan mata
# Pemeriksaan neurologis
# Pemeriksaan antibodi pada darah tali pusar dan cairan serebrospinal.

PENGOBATAN
Penularan dari ibu kepada janin sanggup dicegah kalau ibu meminum obat spiramycin.
Jika janin terinfeksi, kepada ibu hamil diberikan pirimetamin atau golongan sulfa.

Kepada bayi gres lahir diberikan pirimetamin, sulfadiazine adan asam folinat.
Peradangan pada bayi diatasi dengan pemberian kortikosteroid.

PENCEGAHAN
Ibu hamil sebaiknya menghindari kontak dengan tanah atau benda-benda yang kemungkinan tercemar oleh kotoran kucing.

Daging sebaiknya dimasak hingga betul-betul matang dan setelah mengolah daging mentah, tangan harus dicuci bersih. 
 
 
 

Diare Infeksius Akut Pada Anak

Diare Infeksius yakni suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan tinja yang encer sebagai akhir dari suatu infeksi.

PENYEBAB
Penyebab yang paling sering yakni infeksi oleh basil atau virus.

Bayi sanggup terinfeksi kalau menelan organisme tersebut ketika melewati jalan lahir yang tercemar atau ketika disentuh/dipegang oleh tangan yang terkontaminasi.
Sumber penularan lainnya yakni barang-barang, kuliner maupun botol susu yang terkontaminasi.
Kadang infeksi sanggup terjadi akhir menghirup organisme yang melayang-layang di udara, terutama ketika sedang terjadi wabah virus.

Diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang higienis atau pada lingkungan yang penuh sesak.

GEJALA
Infeksi sanggup secara tiba-tiba menimbulkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.

Diare seringkali disertai oleh kehilangan cairan tubuh (kekurangan cairan).
Dehidrasi ringan hanya menimbulkan bibir kering.
Dehidrasi sedang menimbulkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan).
Dehidrasi berat sanggup berakibat fatal, biasanya menimbulkan syok.

Tanda-tanda kehilangan cairan tubuh lainnya:
- penurunan berat badan
- penurunan frekuensi berkemih
- warna air kemih menjadi lebih gelap dan lebih pekat - denyut nadi cepat
- haus (rasa haus sanggup ditunjukkan dengan menangis dan rewel)
- menangis tanpa air mata.

Diare sanggup menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan menurut tanda-tanda dan hasil investigasi fisik.
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel darah putih.

Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap referensi tinja.



PENGOBATAN
Langkah yang paling penting dalam mengatasi diare yakni menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.
Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui infus. Jika penyakitnya ringan, sanggup diberikan cairan yang mengandung elektrolit melalui botol susu atau gelas.

ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan mempertahankan pembentukan ASI oleh ibu.
Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya segera setelah dehidrasinya teratasi, diberikan susu formula yang tidak mengandung laktosa. Susu formula yang biasa sanggup diberikan secara sedikit demi sedikit beberapa hari kemudian.

Meskipun diare infeksius sanggup disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak perlu diberikan antibiotik lantaran infeksi biasanya akan mereda tanpa pengobatan.
Memberikan obat untuk menghentikan diare sesungguhnya sanggup membahayakan bayi lantaran obat ini sanggup menghalangi perjuangan tubuh untuk membuang organisme penyebab infeksi melalui tinja.

PENCEGAHAN
Untuk mencegah diare akhir infeksi rotavirus, sanggup diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut).

Untuk mencegah penyebaran infeksi, sebaiknya setelah merawat bayi yang sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih. 
 
 
 

Infeksi Cacing Kremi

Infeksi Cacing Kremi (Oksiuriasis, Enterobiasis) yakni suatu infeksi benalu yang terutama menyerang anak-anak, dimana cacing Enterobius vermicularis tumbuh dan berkembangbiak di dalam usus.

PENYEBAB
Cacing Enterobius vermicularis

Infeksi biasanya terjadi melalui 2 tahap. Pertama, telur cacing pindah dari kawasan sekitar anus penderita ke pakaian, seprei atau mainan. Kemudian melalui jari-jari tangan, telur cacing pindah ke verbal anak yang lainnya dan balasannya tertelan.
Telur cacing juga sanggup terhirup dari udara kemudian tertelan.

Setelah telur cacing tertelan, kemudian larvanya menetas di dalam usus kecil dan tumbuh menjadi cacing remaja di dalam usus besar (proses pematangan ini memakan waktu 2-6 minggu).
Cacing remaja betina bergerak ke kawasan di sekitar anus (biasanya pada malam hari) untuk menyimpan telurnya di dalam lipatan kulit anus penderita.
Telur tersimpan dalam suatu materi yang lengket. Bahan ini dan gerakan dari cacing betina inilah yang menimbulkan gatal-gatal.

Telur sanggup bertahan hidup diluar tubuh insan selama 3 ahad pada suhu ruangan yang normal. Tetapi telur sanggup menetas lebih cepat dan cacing muda sanggup masuk kembali ke dalam rektum dan usus pecahan bawah.

GEJALA
Gejalanya berupa:
- rasa gatal jago di sekitar anus
- rewel (karena rasa gatal dan tidurnya pada malam hari terganggu)
- kurang tidur (biasanya lantaran rasa gatal yang timbul pada malam hari ketika cacing betina remaja bergerak ke kawasan anus dan menyimpan telurnya disana)
- nafsu makan berkurang, berat tubuh menurun (jarang terjadi, tetapi sanggup terjadi pada infeksi yang berat)
- rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, kalau cacing remaja masuk ke dalam vagina)
- kulit di sekitar anus menjadi lecet atau berangasan atau terjadi infeksi (akibat penggarukan).


KOMPLIKASI
# Salpingitis (peradangan terusan indung telur)
# Vaginitis (peradangan vagina)
# Infeksi ulang.

DIAGNOSA
Cacing kremi sanggup dilihat dengan mata telanjang pada anus penderita, terutama dalam waktu 1-2 jam setelah anak tertidu pada malam hari.
Cacing kremi berwarna putih dan setipis rambut, mereka aktif bergerak.

Telur maupun cacingnya sanggup didapat dengan cara menempelkan selotip di lipatan kulit di sekitar anus, pada pagi hari sebelum anak terbangun.
Kemudian selotip tersebut ditempelkan pada beling objek dan diperiksa dengan mikroskop.

PENGOBATAN
Infeksi cacing kremi sanggup disembuhkan melalui pemberian takaran tunggal obat anti-parasit mebendazole, albendazole atau pirantel pamoat.
Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah harus meminum obat tersebut lantaran infeksi ulang sanggup menyebar dari satu orang kepada yang lainnya.

Untuk mengurangi rasa gatal, sanggup dioleskan krim atau salep anti gatal ke kawasan sekitar anus sebanyak 2-3 kali/hari.

Meskipun telah diobati, sering terjadi infeksi ulang lantaran telur yang masih hidup terus dibuang ke dalam tinja selama seminggu setelah pengobatan.
Pakaian, seprei dan mainan anak sebaiknya sering dicuci untuk memusnahkan telur cacing yang tersisa.

Langkah-langkah umum yang sanggup dilakukan untuk mengendalikan infeksi cacing kremi adalah: # Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
# Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
# Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
# Mencuci jamban setiap hari
# Menghindari penggarukan kawasan anus lantaran sanggup mencemari jari-jari tangan dan setiap benda yang dipegang/disentuhnya
# Menjauhkan tangan dan jari tangan dari hidung dan mulut.

PENCEGAHAN
Sangat penting untuk menjaga kebersihan pribadi, dengan menitikberatkan kepada mencuci tangan setelah buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan.
Pakaian dalam dan seprei penderita sebaiknya dicuci sesering mungkin.
 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Infeksi Lain Anak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel