Masalah Umum Anak


161.    Cedera Kepala Pada Anak
162.    Keracunan Pada Anak


Cedera Kepala Pada Anak

Cedera Kepala ialah setiap trauma pada kepala yang mengakibatkan cedera pada kulit kepala, tulang tengkorak maupun otak.

Cedera kepala bisa dikelompokkan sebagai cedera kepala tertutup atau terbuka (penetrasi, luka tembus).
Pada cedera kepala tertutup, kepala mendapatkan suatu dorongan tumpul lantaran membentur suatu benda.
Pada cedera kepala terbuka, suatu benda berkecepatan tinggi menembus tulang tengkorak dan masuk ke dalam otak.

Cedera kepala dan komplikasinya merupakan penyebab dari sejumlah besar janjkematian jawaban cedera pada anak-anak.
Cedera kepala andal juga bisa mengakibatkan kerusakan yang serius pada otak yang sedang berkembang, sehingga menghipnotis perkembangan fisik, kecerdasan dan emosional anak dan mengakibatkan cacat jangka panjang.

Cedera kepala paling sering ditemukan pada bawah umur yang berumur kurang dari 1 tahun dan pada remaja diatas 15 tahun, serta lebih banyak terjadi pada anak laki-laki.
Setiap cedera kepala berpotensi mengakibatkan jawaban yang serius, lantaran itu setiap anak yang mengalami cedera kepala sebaiknya diperiksa secara seksama.

PENYEBAB
Cedera kepala yang berat biasanya disebabkan oleh kecelakaan kendaraan beroda empat dan motor.
Cedera kepala yang ringan terutam disebabkan lantaran anak terjatuh di dalam dan di sekitar rumah.

GEJALA
Tanda-tanda dan tanda-tanda cedera kepala bisa terjadi segera atau timbul secara sedikit demi sedikit selama beberapa jam. Jika sesudah kepalanya terbentur, seorang anak segera kembali bermain atau berlari-lari, maka kemungkinan telah terjadi cedera ringan. Tetapi anak harus tetap diawasi secara ketat selama 24 jam lantaran gejalanya mungkin saja gres timbul beberapa jam kemudian.

Cedera kepala ringan bisa mengakibatkan muntah, pucat, rewel atau anak tampak mengantuk, tanpa disertai penurunan kesadaran maupun tanda-tanda lain dari kerusakan otak.
Jika tanda-tanda terus berlanjut hingga lebih dari 6 jam atau kalau tanda-tanda semakin memburuk, segera dilakukan investigasi lebih jauh untuk mengetahui apakah telah terjadi cedera kepala yang berat.

Gejala berikut memperlihatkan adanya cedera kepala serius yang memerlukan penanganan medis segera:
- penurunan kesadaran
- perdarahan
- laju pernafasan menjadi lambat
- linglung
- kejang
- patah tulang tengkorak
- memar di wajah atau patah tulang wajah
- keluar cairan dari hidung, verbal atau indera pendengaran (baik cairan jernih maupun berwarna kemerahan)
- sakit kepala (hebat)
- hipotensi (tekanan darah rendah)
- tampak sangat mengantuk.
- rewel
- penurunan kesadaran
- perubahan perilaku/kepribadian
- gelisah
- bicara ngawur
- kaku kuduk
- pembengkakan pada tempat yang mengalami cedera
- penglihatan kabur
- luka pada kulit kepala
- perubahan pupil (bagian hitam mata).

Kontusio (gegar otak) ialah suatu penurunan kesadaran sementara yang terjadi segera sesudah mengalami cedera kepala.
Meskipun hanya berlangsung kurang dari 1 menit, gegar otak harus dievaluasi secara seksama. Anak seringkali tidak sanggup mengingat cedera yang telah terjadi maupun insiden yang terjadi sesaat sebelum terjadinya cedera, tetapi tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan otak lainnya.

Cedera kepala bisa mengakibatkan memar atau robekan pada jaringan otak maupun pembuluh darah di dalam atau di sekitar otak, sehingga terjadi perdarahan dan pembengkakan di dalam otak.
Cedera yang menyebar mengakibatkan sel-sel otak membengkak sehingga tekanan di dalam tulang tengkorak meningkat. Akibatnya anak kehilangan kekuatan maupun sensasinya, menjadi mengantuk atau pingsan.
Gejala-gejala tersebut merupakan membuktikan dari cedera otak yang berat, dan kemungkinan akan mengakibatkan kerusakan otak yang permanen sehingga anak perlu menjalani rehabilitasi.
Jika pembengkakan semakin memburuk, tekanan akan semakin meningkat sehingga jaringan otak yang sehatpun akan tertekan dan mengakibatkan kerusakan yang permanen atau kematian.
Pembengkakan otak dan akibatnya, biasanya terjadi dalam waktu 48-72 jam sesudah terjadinya cedera.

Jika terjadi patah tulang tengkorak, maka cedera otak bisa lebih berat. Tetapi suatu cedera otak biasanya terjadi tanpa patah tulang tengkorak, dan suatu patah tulang tengkorak seringkali terjadi tanpa adanya cedera otak.
Patah tulang di pecahan belakang atau pada dasar tengkorak biasanya memperlihatkan adanya dorongan yang kuat, lantaran pecahan ini relatif tebal. Patah tulang ini tidak sanggup dilihat pada foto rontgen maupun CT scan, tetapi sanggup terlihat dari gejala-gejalanya:
- dari hidung atau indera pendengaran keluar cairan serebrospinal (cairan bening dari sekeliling otak)
- penimbunan darah di belakang gendang indera pendengaran atau perdarahan dari indera pendengaran (jika gendang indera pendengaran telah pecah)
- penimbunan darah di dalam sinus (hanya sanggup dilihat dari foto rontgen).

Pada bayi, selaput yang menyelubungi otak bisa menonjol melalui celah pada patah tulang tengkorak dan terjebak diantaranya, sehingga membentuk suatu kantung berisi cairan. Kantung ini terbentuk selama 3-6 ahad dan bisa merupakan membuktikan awal dari adanya patah tulang tengkorak.

Pada patah tulang tengkorak depresi, satu atau beberapa pecahan tulang menekan otak sehingga terjadi memar pada otak, yang bisa mengakibatkan kejang.

Kejang terjadi pada sekitar 5% bawah umur berumur lebih dari 5 tahun dan 10% bawah umur berumur kurang dari 5 tahun, selama ahad pertama sesudah terjadinya cedera kepala yang serius.
Efek jangka panjang lebih sering terjadi kalau kejang timbul 7 hari atau lebih sesudah terjadinya cedera.

Suatu komplikasi yang serius tetapi relatif jarang terjadi ialah perdarahan diantara lapisan selaput yang membungkus otak atau perdarahan di dalam otak:
# Hematoma epidural ialah suatu perdarahan diantara tulang tengkorak dan selaputnya/duramater. Perdarahan ini terjadi jawaban kerusakan pada arteri atau vena pada tulang tengkorak. Perdarahan mengakibatkan meningkatnya tekanan di dalam otak sehingga lama-lama kesadaran anak akan menurun.
# Hematoma subdural ialah perdarahan dibawah duramater, biasanya disertai dengan cedera pada jaringan otak. Gejalanya berupa rasa mengantuk hingga hilangnya kesadaran, hilangnya sensasi atau kekuatan dan pergerakan asing (termasuk kejang).
# Hematoma intraventrikuler (perdarahan di dalam rongga internal/ventrikel), hematoma intraparenkimal (perdarahan di dalam jaringan otak) maupun hematoma subaraknoid (perdarahan di dalam selaput pembungkus otak), merupakan membuktikan dari cedera kepala yang berat dan biasanya mengakibatkan kerusakan otak jangka panjang.

DIAGNOSA
Dilakukan investigasi fisik secara menyeluruh dan mendetil, mencakup tingkat kesadaran, pergerakan, refleks, mata dan telinga, denyut nadi, tekanan darah dan laju pernafasan.

Pemeriksaan mata dititikberatkan kepada penentuan ukuran pupil dan reaksinya terhadap cahaya; pecahan dalam mata diperiksa dengan pemberian oftalmoskop untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan di dalam otak.

Pemeriksaan lainnya ialah CT scan dan rontgen kepala.

PENGOBATAN
Pada cedera kepala yang ringan, biasanya anak tidak perlu menjalani perawatan, tetapi orang tuanya di rumah harus mengawasinya secara ketat dan segera membawanya kembali ke rumah sakit kalau muntah terjadi terus menerus dan kesadaran anak semakin menurun.
Jika anak dipulangkan dari rumah sakit pada malam hari, di rumah anak boleh tidur, tetapi orang tuanya perlu membangunkan anak setiap 2-4 jam untuk memastikan bahwa kesadarannya normal.

Seorang anak yang mengalami cedera kepala perlu dirawat di rumah sakit jika:
- tampak sangat mengantuk
- pingsan, meskipun hanya sebentar
- mengalami perasaan/sensasi yang tidak biasa (misalnya mati rasa)
- terdapat kelainan pada kekuatan otot
- mempunyai resiko tinggi keadaannya semakin memburuk.

Anak-anak yang mengalami patah tulang tengkorak tanpa disertai tanda/gejala dari cedera otak, tidak selalu harus dirawat di rumah sakit. Tetapi , bayi yang mengalami patah tulang tengkorak, terutama patah tulang depresi, harus selalu dirawat di rumah sakit.
Pada patah tulang depresi, mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk membuang/mengangkat pecahan tulang dan mencegah cedera lebih lanjut pada otak.

Di rumah sakit dilakukan pengawasan ketat terhadap tingkat kesadaran, laju pernafasan, denyut jantung serta tekanan darah anak.
Pemeriksaan pupil mata dan investigasi terhadap adanya perubahan sensasi maupun kekuatan otot, dilakukan sesering mungkin untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan di dalam tulang tengkorak.

Kerusakan otak yang telah terjadi tidak sanggup diperbaiki, tetapi kerusakan lebih lanjut bisa dicegah dengan cara mempertahankan kelancaran pemikiran darah yang mengandung cukup oksigen ke otak. Tekanan di dalam otak dipertahankan senormal mungkin dengan cara mengatasi pembengkakan otak dan mengurangi tekanan pada otak.
Pada hematoma epidural, harus dilakukan pembedahan darurat untuk mengeluarkan darah sehingga bisa mencegah penitikberatan dan kerusakan otak.
Pada hematoma subdural, juga dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan darah. Mungkin juga akan dipasang sebuah selang ke dalam salah satu ventrikel untuk mengalirkan cairan serebrospinal sehingga tekanan di dalam otak berkurang.
Selain itu, untuk mengurangi tekanan di dalam otak, sebaiknya penderita tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dan diberikan obat-obatan menyerupai manitol atau furosemid.

Kejang biasanya diatasi dengan pemberian fenitoin.


PROGNOSIS

Pemulihan fungsi otak tergantung kepada beratnya cedera yang terjadi, umur anak, lamanya penurunan kesadaran dan pecahan otak yang terkena.
50% dari anak yang mengalami penurunan kesadaran selama lebih dari 24 jam, akan mengalami komplikasi jangka panjang berupa kelainan fisik, kecerdasan dan emosi.
Kematian jawaban cedera kepala berat lebih sering ditemukan pada bayi.

Anak-anak yang bertahan hidup seringkali harus menjalani rehabilitasi kecerdasan dan emosi.
Masalah yang biasa timbul selama masa pemulihan ialah hilangnya ingatan akan insiden yang terjadi sesaat sebelum terjadinya cedera (amnesia retrograd), perubahan perilaku, ketidakstabilan emosi, gangguan tidur dan penurunan tingkat kecerdasan. 
 
 
 

Keracunan Pada Anak

KERACUNAN ASETAMINOFEN

Lebih dari 100 jenis produk yang mengandung asetaminofen bisa dibeli secara bebas, tanpa resep dokter. Sediaan untuk bawah umur tersedia dalam bentuk sirup, tablet dan kapsul.
Asetaminofen bisa ditemukan dalam beberapa obat berikut:
# Tylenol
# Anacin-3
# Liquiprin
# Panadol
# Tempra.

Kandungan asetaminofenn dalam beberapa jenis sediaan obat dan kekuatannya:
Supositoria (tablet/kapsul yang dimasukkan ke dalam anus atau vagina) : 120 mg, 125 mg, 300 mg, 600 mg
- Tablet kunyah : 80 mg
- Kekuatan normal : 325 mg
- Kekuatan ekstra : 500 mg
- Elixir: 325 mg/sendok teh, 160 mg/sendok teh, 120 mg/ sendok teh
- Sirup : 160 mg/sendok teh, 130 mg/sendok teh
- Obat tetes : 100 mg/mL, 120 mg/2,5 mL

Asetaminofen ialah obat yang sangat aman, tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Sejumlah besar asetaminofen akan melebihi kapasitas kerja hati, sehingga hati tidak lagi sanggup menguraikannya menjadi materi yang tidak berbahaya. Akibatnya, terbentuk suatu zat racun yang sanggup merusak hati.
Keracunan asetaminofen pada bawah umur yang belum mencapai masa puber, jarang berakibat fatal. Pada bawah umur yang berumur lebih dari 12 tahun, overdosis asetaminofen bisa mengakibatkan kerusakan hati.

Gejala keracunan asetaminofen terjadi melalui 4 tahapan:

   1. Stadium I (beberapa jam pertama) : belum tampak gejala
   2. Stadium II (setelah 24 jam) : mual dan muntah; hasil investigasi memperlihatkan bahwa hati tidak berfungsi secara normal
   3. Stadium III (3-5 hari kemudian) : muntah terus berlanjut; investigasi memperlihatkan bahwa hati hampir tidak berfungsi, muncul tanda-tanda kegagalan hati
   4. Stadium IV (setelah 5 hari) : penderita membaik atau meninggal jawaban gagal hati.

Gejalanya lainnya yang mungkin ditemukan:
- berkeringat
- kejang
- nyeri atau pembengkakan di tempat lambung
- nyeri atau pembengkakan di perut pecahan atas
- diare
- nafsu makan berkurang
- mual dan/atau muntah
- rewel
- koma.
Gejala mungkin gres timbul 12 jam atau lebih sesudah mengkonsumsi asetaminofen.

Tindakan darurat yang sanggup dilakukan di rumah ialah segera memperlihatkan sirup ipekak untuk merangsang muntah dan mengosongkan lambung.
Di rumah sakit, dimasukkan selang ke dalam lambung melalui hidung untuk menguras lambung dengan air. Untuk menyerap asetaminofen yang tersisa, bisa diberikan arang aktif melalui selang ini.
Kadar asetaminofen dalam darah diukur 4-6 jam kemudian.

Jika anak telah menelan sejumlah besar asetaminofen (terutama kalau kadarnya dalam darah sangat tinggi), biasanya diserikan asetilsistein untuk mengurangi efek racun dari asetaminofen, yang diberikan sesudah arang dikeluarkan.

Kegagalan hati bisa menghipnotis kemampuan darah untuk membeku, lantaran itu diberikan suntikan vitamin K1 (fitonadion). Mungkin perlu diberikan transfusi plasma segar atau faktor pembekuan.

Prognosis tergantung kepada jumlah asetaminofen yang tertelan dan tindakan pengobatan. Jika pengobatan dimulai dalam waktu 8 jam sesudah keracunan, atau takaran yang tertelan masih dibawah takaran racun, maka prognosisnya sangat baik.


KERACUNAN ASPIRIN


Aspirin atau obat yang menyerupai dengan Aspirin (salisilat) biasanya tidak dianjurkan diberikan kepada bawah umur dan remaja lantaran mempunyai resiko terjadinya sindroma Reye.
Tetapi pada penyakit tertentu (misalnya artritis rematoid juvenil) pemberian Aspirin kepada anak-anak/remaja dibenarkan/diperlukan.

Aspirin ditemukan pada:
# Aspirin
# Ecotrin
# Anacin (kaplet dan tablet)
# Alka Seltzer
# Bufferin.

Overdosis Aspirin (salisilisme) pada anak yang telah meminum Aspirin takaran tinggi selama beberapa hari biasanya lebih berat.
Bentuk salisilat yang paling beracun ialah minyak wintergreen (metil salisilat), yang merupakan komponen dari obat gosok dan larutan penghangat. Seorang anak sanggup meninggal lantaran menelan kurang dari 1 sendok teh metil salisilat murni.

Gejala awal dari salisilisme ialah mual dan muntah, diikuti dengan pernafasan yang cepat, hiperaktivitas, peningkatan suhu tubuh dan kadang kejang.
Anak menjadi mengantuk, mengalami kesulitan dalam bernafas dan pingsan.
Kadar Aspirin yang tinggi dalam darah mengakibatkan anak menjadi sering berkemih, dan hal ini bisa mengakibatkan dehidrasi.

Dilakukan pengurasan lambung sesegera mungkin. Jika anak dalam keadaan sadar, diberikan arang aktif melalui verbal atau melalui selang yang dimasukkan ke dalam lambung.

Untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh ringan, anak diharuskan minum sebanyak mungkin (susu maupun jus buah).
Untuk kehilangan cairan tubuh yang lebih berat, diberikan cairan melalui infus.
Demam diatasi dengan kompres hangat.
Untuk mengatasi perdarahan bisa diberikan vitamin K1.

Prognosis tergantung kepada kadar salisilat dalam darah. Kadar yang bisa mengakibatkan keracunan ialah 150-300 mg/kg berat badan.


KERACUNAN BAHAN KAUSTIK

Yang dimaksud dengan materi kaustik ialah asam dan alkali kuat.
Bahan kaustik (jika tertelan) bisa mengakibatkan luka bakar dan secara eksklusif mengakibatkan kerusakan pada mulut, kerongkongan serta lambung.

Beberapa keperluan rumah tangga yang mengandung materi kaustik ialah pembersih jamban dan sabun pencuci piring; beberapa diantaranya mengandung materi kaustik yang paling berbahaya, yaitu natrium hidroksida dan asam sulfat.
Bahan tersebut terdapat dalam bentuk padat maupun cair. Pada sediaan padat, rasa panas yang ditimbulkan melekat pada permukaan yang lembab sehingga anak segera berhenti memakannya. Sedangkan sediaan cair tidak menempel, lebih gampang ditelan dan bisa mengakibatkan kerusakan pada seluruh pecahan kerongkongan.

Segera timbul nyeri dan sifatnya bisa berat. Daerah yang terbakar menjadi abses dan menelan mengakibatkan nyeri.
Pernafasan menjadi dangkal, dengan denyut nadi yang cepat dan lemah. Kadang pembengkakan mengakibatkan tersumbatnya kanal udara.
Sering terjadi trauma (tekanan darah sangat rendah).

Bahan kaustik mengakibatkan keruskan pada dinding kerongkongan atau lambung.
1 ahad atau lebih sesudah keracunan, pada dinding kerongkongan maupun lambung yang mengalami kerusakan bisa terjadi perforasi (pembentukan lubang), yang kemungkinan disebabkan oleh muntah maupun batuk.

Anak yang berhasil melalui masa awal kerusakan pada akhirnya bisa meninggal jawaban infeksi lantaran materi kaustik dari kerongkongan merembes ke dalam rongga dada.
Meskipun pada awalnya hanya mengakibatkan tanda-tanda yang rignan, tetapi beberapa ahad kemudian bisa terjadi penyempitan pada kerongkongan.

Pada masalah berat dengan materi kaustik yang sangat kuat, janjkematian terjadi akibat:
- tekanan darah yang sangat rendah
- penyumbatan kanal pernafasan
- perforasi kerongkongan
- kerusakan jaringan
- peradangan paru-paru.

Dengan pemberian endoskopi bisa diketahui beratnya kerusakan yang telah terjadi pada kerongkongan sehingga sanggup ditentukan tindakan yang harus segera diambil.
Untuk melarutkan materi kaustik, sebaiknya anak diberik minum sebanyak mungkin, yang terbaik ialah minum susu. Susu tidak hanya bersifat melindungi dan melembutkan selaput lendir, tetapi juga merupakan pengganti dari protein jaringan yang merupakan sasaran dari materi kaustik.
Baju yang terkena materi kaustik segera dilepas dan kulit yang terkena segera dicuci bersih.
Sebaiknya tidak dilakukan perangsangan muntah dan pengurasan lambung lantaran bisa memperburuk kerusakan yang telah terjadi.

Antibiotik diberikan kalau anak mengalami demam atau terdapat tanda-tanda perforasi kerongkongan.
Pada masalah yang ringan, anak didorong untuk minum sebanyak mungkin cairan. Jika anak tidak mau minum, cairan bisa diberikan melalui infus.

Jika kanal pernafasan tersumbat oleh pembengkakan kerongkongan, mungkin perlu dilakukan trakeostomi (pembuatan lubang pada trakea).
Jika terjadi penyempitan, dilakukan pembedahan untuk memasukkan sebuah selang ke dalam kerongkongan biar kerongkongan tidak menutup sepenuhnya; terapi dilatasi bisa dilakukan beberapa bulan kemudian. Untuk mengurangi peradangan, bisa diberikan kortikosteroid.


KERACUNAN TIMAH HITAM
Keracunan timah hitam (plumbisme) biasanya merupakan suatu keadaan kronis (menahun) dan kadang gejalanya kambuh secara periodik.
Kerusakan yang terjadi bisa bersifat permanen (misalnya gangguan kecerdasan pada bawah umur dan penyakit ginjal progresif pada dewasa).

Timah hitam ditemukan pada
# Pelapis keramik
# Cat
# Batere
# Solder
# Mainan.

Pemaparan oleh timah hitam dalam jumlah relatif besar bisa terjadi melalui beberapa cara:
# Menelan serpihan cat yang mengandung timah hitam
# Membiarkan alat logam yang mengandung timah hitam (misalnya peluru, pemberat tirai, pemberat alat pancing atau perhiasan) tetap berada dalam lambung atau persendian, dimana secara perlahan timah hitam akan larut
# Meminum minuman asam atau memakan kuliner asam yang telah tercemar lantaran disimpan di dalam alat keramik yang dilapisi oleh timah hitam (misalnya buah, jus buah, minuman berkola, tomat, jus tomat, anggur, jus apel)
# Membakar kayu yang dicat dengan cat yang mengandung timah hitam atau batere di dapur atau perapian
# Mengkonsumsi obat tradisional yang mengandung senyawa timah hitam
# Menggunakan perabotan keramik atau beling yang dilapisi timah hitam untuk menyimpan atau menyajikan makanan
# Minum wiski atau anggur yang tercemar oleh timah hitam
# Menghirup asap dari bensin yang mengandung timah hitam
# Bekerja di tempat pengolahan timah hitam tanpa memakai alat pelindung (seperti respirator, ventilasi maupun penekan debu).
Pemaparan timah hitam dalam jumlah yang lebih kecil, terutama melalui debu atau tanah yang telah tercemar oleh timah hitam, bisa meningkatkan kadar timah hitam pada anak-anak; lantaran itu perlu diberikan pengobatan meskipun tidak ditemukan gejala.

Pada dewasa, serangkaian tanda-tanda yang khas bisa timbul dalam waktu beberapa ahad atau lebih, yaitu berupa perubahan kepribadian, sakit kepala, di dalam verbal terasa logam, nafsu makan berkurang dan nyeri perut kurang jelas yang berakhir dengan muntah, sembelit serta nyeri kram perut. Pada cendekia balig cukup akal jarang terjadi kerusakan otak.

Pada anak-anak, gejalanya diawali dengan rewel dan berkurangnya acara bermain selama beberapa minggu. Kemudian tanda-tanda yang serius timbul secara mendadak dan dalam waktu 1-5 hari menjadi semakin memburuk, yaitu berupa:
- muntah menyembur yang berlangsung terus menerus
- berjalan goyah/limbung
- kejang
- linglung
- mengantuk
- kejang yang tak terkendali dan koma.
Gejala kerusakan otak tersebut terutama terjadi jawaban pembengkakan otak.

Baik pada bawah umur maupun cendekia balig cukup akal bisa terjadi anemia.
Beberapa tanda-tanda bisa menghilang secara spontan, tetapi kalau kembali terjadi pemaparan oleh timah hitam, gejalanya akan kembali memburuk.

Resiko tinggi ditemukan pada bawah umur yang tinggal di rumah tua/lama yang dicat dengan cat yang mengandung timah hitam.
Diagnosis ditegakkan menurut hasil investigasi kadar timah hitam di dalam darah.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pengukuran jumlah timah hitam yang dibuang melalui air kemih, analisa teladan sumsum tulang serta rontgen perut dan tulang panjang.

Kapsul succimer akan berikatan dengan timah hitam dan membantu melarutkannya di dalam cairan tubuh sehingga sanggup dibuang ke dalam air kemih.
Efek sampingnya ialah ruam kulit, mual, muntah, diare, nafsu makan berkurang, terasa logam di verbal dan kelainan pada fungsi hati (kadar transaminase).

Jika kadar timah hitam cukup tinggi sehingga kemungkinan akan terjadi kerusakan otak, maka penderita segera dirawat.
Dimercaprol dan kalsium dinatrium edetat diberikan melalui serangkaian suntikan. Pengobatan dilakukan selama 5-7 hari untuk menghindari berkurangnya cadangan logam yang penting dalam tubuh (terutama seng).
Dimercaprol seringkali mengakibatkan muntah, lantaran itu diberikan cairan infus. Pengobatan ini mungkin perlu diulangi dengan selang waktu tertentu.

Setelah pengobatan dihentikan, kadar timah hitam dalam darah biasanya kembali meningkat lantaran timah hitam yang tersisa di dalam jaringan tubuh dilepaskan. Untuk membantu membuangnya, penisilamin per-oral diberikan 2 hari sesudah pemberian kalsium dinatrium edetat.
Untuk menggantikan hilangnya logam lain selama pemakaian penisilamin, seringkali diberikan suplemen zat besi, seng dan tembaga.

Efek samping dari kalsium dinatrium edetat kemungkinan terjadi jawaban berkurangnya seng, yaitu berupa kerusakan ginjal, kadar kalsium darah yang tinggi, demam serta diare. Kerusakan ginjal biasanya bersifat sementara.
Penisilamin bisa mengakibatkan ruam kulit, proteinuria (protein dalam air kemih) dan penurunan jumlah sel darah putih. Efek tersebut bersifat sementara dan akan menghilang pada ketika pemakaian penisilamin dihentikan.
Pada beberapa penderita, dimercaprol bisa mengakibatkan hemolisis (penghancuran sel darah merah).

Obat-obat tersebut tidak dipakai sebagai tindakan pencegahan pada pekerja timah hitam atau siapapun yang terpapar oleh kadar timah hitam yang tinggi, lantaran sanggup meningkatkan absorpsi timah hitam. Yang terpenting ialah mengurangi pemaparan oleh timah hitam.
Jika bawah umur mempunyai kadar timah hitam sebesar 10 mikrogram/dL atau lebih, maka sebaiknya pemaparan oleh timah hitam dikurangi.

Pemulihan tepat mungkin memerlukan waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun, dan kemungkinan akan meninggalkan efek saraf yang permanen.
Setelah mengalami keracunan timah hitam, sistem saraf dan otot bisa tidak berfungsi sebagaimana mestinya, Sistem pembuluh darah dan ginjal juga bisa mengalami gangguan.
Anak yang bertahan hidup bisa mengalami kerusakan otak yang permanen.


KERACUNAN ZAT BESI


Sejumlah besar zat besi bisa mengakibatkan diare, muntah, peningkatan jumlah sel darah putih dan kadar gula darah yang tinggi.
Jika dalam waktu 6 jam pertama tidak timbul tanda-tanda dan kadar zat besi di dalam darah rendah, maka kecil kemungkinan terjadinya keracunan.

Zat besi ditemukan pada:
# Fero-sulfat (Feosol, Slow Fe)
# Fero-glukonat (Fergon)
# Fero-fumarat (Femiron, Feostat)
# Suplemen mineral
# Suplemen vitamin.

Gejala overdosis zat besi biasanya terjadi melalui beberapa tahap:

   1. Stadium 1 (dalam waktu 6 jam)
      - muntah
      - rewel
      - diare
      - nyeri perut
      - kejang
      - mengantuk
      - penurunan kesadaran
      - perdarahan lambung (gastritis hemoragika) jawaban iritasi kanal pencernaan.
      Jika kadar zat besi di dalam darah tinggi, juga bisa terjadi:
      - pernafasan dan denyut nadi cepat
      - tekanan darah rendah
      - peningkatan keasaman darah.
      Tekanan darah yang sangat rendah atau penurunan kesadaran selama 6 jam pertama memperlihatkan bahwa keadaannya sangat serius.
   2. Stadium 2 (dalam waktu 10-14 jam), terjadi perbaikan semu yang berlangsung selama 24 jam.
   3. Stadium 3 (antara 12-48 jam).
      Bisa terjadi trauma (tekanan darah sangat rendah), pemikiran darah ke jaringan berkurang dan kadar gula darah turun.
      Kadar zat besi dalam darah mungkin normal, tetapi investigasi memperlihatkan adanya kerusakan hati.
      Gejala lainnya adalah:
      - demam
      - peningkatan jumlah sel darah putih
      - kelainan perdarahan
      - kelainan konduksi listrik di jantung
      - disorientasi
      - gelisah
      - mengantuk
      - kejang
      - penurunan kesadaran.
      Bisa terjadi kematian.
   4. Stadium 4 (setelah 2-5 minggu) : bisa terjadi komplikasi menyerupai penyumbatan usus, sirosis atau kerusakan otak.

Jika hasil pemeriksaa darah memperlihatkan kadar zat besi yang rendah, dilakukan observasi selama 6 jam dan kalau tidak timbul gejala, anak tidak perlu dirawat.
Jika kadar zat besi tinggi atau timbul gejala, maka anak perlu dirawat.

Di rumah sakit dilakukan pengurasan lambung.
Digunakan arang aktif, meskipun tidak banyak menyerap zat besi.
Mungkin perlu dilakukan pembersihan usus untuk membuang zat besi.
Suntikan deferoksamin (yang akan mengikat zat besi di dalam darah) diberikan kepada anak yang mempunyai kadar zat besi tinggi atau memperlihatkan gejala.

Kekurangan zat besi jawaban pengobatan dan perdarahan bisa mengakibatkan anemia.
Rontgen lambung atau usus pecahan atas dilakukan 6 ahad atau lebih sesudah keracunan, untuk mengetahui adanya penyempitan organ akbiat iritasi lapisan kanal pencernaan.

Prognosis biasanya baik, hanya sekitar 1% yang meninggal. Resiko janjkematian pada anak yang mengalami trauma dan kesadarannya menurun ialah sebesar 10%.

Kematian bisa terjadi bahkan dalam waktu 1 ahad sesudah keracunan, tetapi kalau dalam waktu 48 jam gejala-gejalanya telah hilang, maka akan terjadi pemulihan sempurna.


KERACUNAN HIDROKARBON

Hidrokarbon ialah senyawa organik yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon.
Hidrokarbon banyak ditemukan di dalam minyak bumi, gas alam dan batubara.

Keracunan hidrokarbon biasanya terjadi lantaran anak menelan hasil penyulingan minyak bumi, menyerupai bensin, minayk tanah, pengencer cat dan hidrokarbon terhalogenasi (misalnya karbon tetraklorida yang banyak ditemukan di dalam larutan dan pencair dry-cleaning atau etilen diklorida).

Kematian banyak terjadi pada remaja yang dengan sengaja menghirup atsiri. Sejumlah kecil materi tersebut (terutama dalam bentuk cairan yang gampang mengalir) bisa masuk ke dalam paru-paru dan mengakibatkan kerusakan pada paru-paru.
Cairan yang lebih kental, yang dipakai pada semir furnitur, sangat berbahaya lantaran bisa mengakibatkan iritasi dan pneumonia aspirasi yang berat.

Gejalanya terutama menyerang paru-paru dan usus; pada masalah yang sangat berat juga menyerang otak.
Pada awalnya anak mengalami batuk dan tersedak, kemudian pernafasan menjadi cepat. Kulitnya tampak kebiruan lantaran berkurangnya kadar oksigen dalam darah. Selanjutnya terjadi muntah dan batuk yang menetap disertai megap-megap.

Pada anak yang lebih besar, sebelum terjadinya muntah, mereka mengeluh merasa terbakar/panas di lambung.
Gejala neurologis mencakup mengantuk, koma dan kejang. Gejala yang lebih berat ditemukan pada anak yang telah menelan cairan yang lebih encer, minyak anjing maritim mineral atau h idrokarbon halogenasi (misalnya karbon tetraklorida).

Bisa terjadi kerusakan pada ginjal dan sumsum tulang.
Pada masalah yang berat, terjadi pembesaran jantung, denyut jantung yang tidak teratur dan henti jantung.
Peradangan paru-paru yang cukup berat biasanya mengakibatkan janjkematian dalam waktu 24 jam. Pemulihan pneumonia berlangsung dalam waktu 1 minggu; tetapi kalau penyebabnya ialah lantaran menelan minyal anjing maritim mineral, masa pemulihan biasanya memerlukan waktu 5-6 minggu.

Pada masalah yang berat, pneumonia sanggup dilihat pada rontgen dada dalam waktu 2 jam sesudah keracunan; pada 90% kasus, pneumonia bisa terlihat pada rontgen dada dalam waktu 6-8 jam.
Jika dalam waktu 24 jam tidak tidak timbul tanda-tanda pneumonia, maka tidak akan terjadi pneumonia.

Kerusakan atau infeksi ginjal bisa terlihat dari hasil penghitungan sel darah putih dan analisa air kemih.
Untuk memperkuat diagnosis dan membantu memilih rencana pengobatan, dilakukan pengukuran kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah arteri.

Jika anak berada dalam keadaan sadar, segera minum segelas susu untuk melarutkan materi yang tertelan dan mengurangi peradangan lambung.
Jika terdapat tanda-tanda pneumonia (misalnya pernafasan cepat, denyut jantung cepat atau batuk), anak harus dibawa ke rumah sakit.

Jika terjadi pneumonia diberikan terapi oksigen, ventilator, cairan infus dan pengawasan ketat. 
 
 
 
 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Masalah Umum Anak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel