12 Penyebab Perut Buncit pada Anak & Bayi, Serta Cara Mengatasinya
Secara umum dilema perut buncit pada anak ini tidaklah terlalu besar akibatnya, dan merupakan sesuatu yang cukup wajar. dengan catatan buncit yang dialami sang anak tidaklah berlebihan.
Walaupun perut buncit pada anak bukanlah dilema besar, tetapi tetap saja sang anak mencicipi ketidaknyamanan dengan kondisi perutnya yang buncit.
Penyebab yang umum dari perut buncit pada anak yaitu karena gas yang berada di rongga perut.
Pada dasarnya bawah umur lebih rentan terkena perut buncit, tetapi orang cukup umur juga bisa mengalami perut buncit.
Penyebab perut buncit pada bayi
Umumnya, perut bayi hingga ia berusia 4 - 5 bulan tampak buncit, hal itu karena otot perut bayi hingga anak balita masih belum kuat. Seringnya, perut balita / bayi tampak lebih buncit setelah makan atau minum.
Selama bulan-bulan pertama, bayi bernapas menggunakan otot perut. Di masa ini terjadi tekanan yang tinggi di dalam rongga perutnya, disebabkan organ-organ dalam tubuh bayi tengah berkembang, apalagi ruang tempat tumbuhnya masih dalam kondisi terbatas.
Ditambah lagi, kulit, lemak dan dinding otot perut sang bayi masih tipis dan lemah, yang membuatnya belum bisa menahan dorongan organ-organ di dalam rongga perut.
Sehinngga, hal tersebut menyebabkan perut bayi tampak buncit, dimana ukuran perut kelihatan lebih besar dan melebar ketimbang dadanya.
Seiring pertambahan usianya, akan terjadi keseimbangan antara perut dan dada. Otot perut menjadi semakin kokoh terbentuk, yang semakin bisa menahan daya dorong organ-organ dalam rongga perut.
Kemudian volume di ruang perut semakin berkembang (luas) yang diiringi pertumbuhan kulit dan lemak yang juga kian menebal. Saat menyerupai ini maka bayi tidak lagi bernapas menggunakan otot perut, tetapi dengan otot dadanya. Sehingga perut si kecil tak lagi terlihat buncit.
Jika sang anak terlihat sehat ceria, sertat tidak ada keluhan, maka keadaan tersebut masih normal. Dengan bertambahnya usia anak, dengan meningkatnya acara fisik anak, maka otot perutnya akan semakin kuat.
Alhasil, perut anak tidak lagi tampak membuncit di usia sekolah dasar, kecuali anak yang mengalami obesitas.
Perut buncit bayi yang tidak normal
Kondisi perut buncit yang tidak normal karena terjadnya pembesaran organ tubuh di dalam perut, menyerupai pembesaran organ ginjal, hati, limpa, feses yang mengeras hingga dilema tumor di perut.
Untuk membedakannya, bisa dilihat dari bentuk perut buncit serta gejala-gejala yang terlihat.
Jika organ hati mengalami pembesaran, mnyebabkan kulit bayi tampak cendrung kuning, serta perut episode kanan terasa keras.
Jika yang terjadi yaitu dilema darah, menyerupai talasemia, maka perut buncit disertai dengan organ limpa yang terlalu besar. Hal ini biasanya membuat bayi tampak lemah dan pucat. Ketika perut episode kiri diraba akan terasa keras.
Itulah gejalanya, jikalau ditemui maka segera konsultasikan ke dokter karena ini dilema serius.
Beberapa hal yang dilakukan dokter, menyerupai melaksanakan perabaan pada perut bayi, untuk mengetahui penyebab khusus dari perut bati tampak buncit.
Selain itu, mungkin dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu pemeriksaan darah, USG perut, hingga CT scan.
Penyebab perut buncit pada anak (secara umum)
1. Hipersensitif akses cerna
Penyebab paling sering perut buncit pada anak dan juga bayi karena hipersensitif akses cerna. Yaitu merupakan suatu kondisi perut buncit disertai tanda dan gejala hipersesnitif akses cerna.
Hipersensitif berupa rasa mual, muntah, dan sulit buang air besar, yang seringkali disertai kondisi perut buncit.
Sekiar 1 dari 3 insan sehat mengalami hipersensitif akses cerna. Masalah ini dapat lebih rentan lagi mengenai anak usia balita hingga 40%.
Gangguan hipersensitif akses cerna umumnya dianggap normal, juga sering diistilahkan oleh para dokter menyerupai dianggap gastrooesephageal refluks, dispepsia, stomach discomfort, kekurangan enzim, lambung kecil, katub lambung belum sempurna, absorpsi tidak bagus, alergi susu sapi dan anggapan lainnya.
Gangguan hipersensitif akses cerna sering didiagnosis berlebihan, menyerupai dianggap sebagai dilema alergi susu sapi, amuba, disentri, penyakit Hisrchprung, usus buntu dll.
Hipersensitif akses cerna ini umumnya hanya merupakan gangguan fungsional, yang selama ini dianggap normal.
Akan tetapi, gangguan ini sering disertai banyak sekali gangguan organ tubuh lainnya, yang menunjukkan dampak buruk yang mengganggu anak, yang bisa menimbulkan gangguan pertumbuhan berat badan, gangguan perilaku dan gangguan perkembangan lainnya pada anak.
2. Buang air besar tidak teratur
Perut buncit pada anak juga disebabkan karena buang air besar yang tidak teratur, maksudnya menunda-nunda buang air besar, padahal ketika itu sang anak harus membuang air besar.
Akibat lainnya dari menunda BAB yaitu membuat anak rentan sakit perut dan rasa sesak.
Walaupun perut buncit pada anak bukanlah dilema besar, tetapi tetap saja sang anak mencicipi ketidaknyamanan dengan kondisi perutnya yang buncit.
Penyebab yang umum dari perut buncit pada anak yaitu karena gas yang berada di rongga perut.
Pada dasarnya bawah umur lebih rentan terkena perut buncit, tetapi orang cukup umur juga bisa mengalami perut buncit.
Penyebab perut buncit pada bayi
Umumnya, perut bayi hingga ia berusia 4 - 5 bulan tampak buncit, hal itu karena otot perut bayi hingga anak balita masih belum kuat. Seringnya, perut balita / bayi tampak lebih buncit setelah makan atau minum.
Selama bulan-bulan pertama, bayi bernapas menggunakan otot perut. Di masa ini terjadi tekanan yang tinggi di dalam rongga perutnya, disebabkan organ-organ dalam tubuh bayi tengah berkembang, apalagi ruang tempat tumbuhnya masih dalam kondisi terbatas.
Ditambah lagi, kulit, lemak dan dinding otot perut sang bayi masih tipis dan lemah, yang membuatnya belum bisa menahan dorongan organ-organ di dalam rongga perut.
Sehinngga, hal tersebut menyebabkan perut bayi tampak buncit, dimana ukuran perut kelihatan lebih besar dan melebar ketimbang dadanya.
Seiring pertambahan usianya, akan terjadi keseimbangan antara perut dan dada. Otot perut menjadi semakin kokoh terbentuk, yang semakin bisa menahan daya dorong organ-organ dalam rongga perut.
Kemudian volume di ruang perut semakin berkembang (luas) yang diiringi pertumbuhan kulit dan lemak yang juga kian menebal. Saat menyerupai ini maka bayi tidak lagi bernapas menggunakan otot perut, tetapi dengan otot dadanya. Sehingga perut si kecil tak lagi terlihat buncit.
Jika sang anak terlihat sehat ceria, sertat tidak ada keluhan, maka keadaan tersebut masih normal. Dengan bertambahnya usia anak, dengan meningkatnya acara fisik anak, maka otot perutnya akan semakin kuat.
Alhasil, perut anak tidak lagi tampak membuncit di usia sekolah dasar, kecuali anak yang mengalami obesitas.
Perut buncit pada anak umur 1,2,3 tahun umumnya hal yang mormal, dengan seiring penyempurnaan otot-otot perut dan pertambahan tinggi badannya, biasanya tampak di atas usia 4 tahun, perut anak akan semakin proporsional dengan anggota tubuh yang lainnya, perut anak tidak lagi tampak membuncit.
Perut buncit bayi yang tidak normal
Kondisi perut buncit yang tidak normal karena terjadnya pembesaran organ tubuh di dalam perut, menyerupai pembesaran organ ginjal, hati, limpa, feses yang mengeras hingga dilema tumor di perut.
Untuk membedakannya, bisa dilihat dari bentuk perut buncit serta gejala-gejala yang terlihat.
Jika organ hati mengalami pembesaran, mnyebabkan kulit bayi tampak cendrung kuning, serta perut episode kanan terasa keras.
Jika yang terjadi yaitu dilema darah, menyerupai talasemia, maka perut buncit disertai dengan organ limpa yang terlalu besar. Hal ini biasanya membuat bayi tampak lemah dan pucat. Ketika perut episode kiri diraba akan terasa keras.
Itulah gejalanya, jikalau ditemui maka segera konsultasikan ke dokter karena ini dilema serius.
Beberapa hal yang dilakukan dokter, menyerupai melaksanakan perabaan pada perut bayi, untuk mengetahui penyebab khusus dari perut bati tampak buncit.
Selain itu, mungkin dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu pemeriksaan darah, USG perut, hingga CT scan.
Tanda perut kembung pada Bayi
Jika sang bayi mulai rewel dan menangis tanpa alasan yang jelas, maka coba periksa episode perutnya.
Jika perut bayi terasa agak keras, juga beberapa kali buang angin, maka ini menjadi menunjukan perut bayi mengalami kembung.
Selain rewel dan menangis, perhatikan gerakan bayi. Apabila sang Bayi sering menggeliat dan melengkungkan punggungnya ke belakang, dan mengangkat kedua kakinya, maka ini menjadi tanda-tanda bahwa Bayi mencicipi kembung.
Jika sang bayi mulai rewel dan menangis tanpa alasan yang jelas, maka coba periksa episode perutnya.
Jika perut bayi terasa agak keras, juga beberapa kali buang angin, maka ini menjadi menunjukan perut bayi mengalami kembung.
Selain rewel dan menangis, perhatikan gerakan bayi. Apabila sang Bayi sering menggeliat dan melengkungkan punggungnya ke belakang, dan mengangkat kedua kakinya, maka ini menjadi tanda-tanda bahwa Bayi mencicipi kembung.
Penyebab perut buncit pada anak (secara umum)
1. Hipersensitif akses cerna
Penyebab paling sering perut buncit pada anak dan juga bayi karena hipersensitif akses cerna. Yaitu merupakan suatu kondisi perut buncit disertai tanda dan gejala hipersesnitif akses cerna.
Hipersensitif berupa rasa mual, muntah, dan sulit buang air besar, yang seringkali disertai kondisi perut buncit.
Sekiar 1 dari 3 insan sehat mengalami hipersensitif akses cerna. Masalah ini dapat lebih rentan lagi mengenai anak usia balita hingga 40%.
Gangguan hipersensitif akses cerna umumnya dianggap normal, juga sering diistilahkan oleh para dokter menyerupai dianggap gastrooesephageal refluks, dispepsia, stomach discomfort, kekurangan enzim, lambung kecil, katub lambung belum sempurna, absorpsi tidak bagus, alergi susu sapi dan anggapan lainnya.
Gangguan hipersensitif akses cerna sering didiagnosis berlebihan, menyerupai dianggap sebagai dilema alergi susu sapi, amuba, disentri, penyakit Hisrchprung, usus buntu dll.
Hipersensitif akses cerna ini umumnya hanya merupakan gangguan fungsional, yang selama ini dianggap normal.
Akan tetapi, gangguan ini sering disertai banyak sekali gangguan organ tubuh lainnya, yang menunjukkan dampak buruk yang mengganggu anak, yang bisa menimbulkan gangguan pertumbuhan berat badan, gangguan perilaku dan gangguan perkembangan lainnya pada anak.
2. Buang air besar tidak teratur
Perut buncit pada anak juga disebabkan karena buang air besar yang tidak teratur, maksudnya menunda-nunda buang air besar, padahal ketika itu sang anak harus membuang air besar.
Akibat lainnya dari menunda BAB yaitu membuat anak rentan sakit perut dan rasa sesak.
3. Intoleransi laktosa
Anak yang alergi pada produk susu maka rentan untuk terkena Intoleransi. Walaupun susu, keju dan yogurt sangatlah baik untuk kesehatan sang anak,..
...karena di dalamnya memiliki kandungan berupa kalsium yang tinggi.
Akan tetapi untuk bawah umur yang mengalami intoleransi laktosa, maka sistem tubuh anak tidak dapat untuk menghasilkan enzim laktase, yaitu enzim yang dapat mencerna gula di dalam susu.
4. Akibat benalu usus
Parasit usus atau istilah kedokterannya disebut dengan istilah Giardia, sangat berbahaya karena menyerang sistem pencernaan anak.
Sehingga tubuh mereka tidak maksimal untuk menyerap zat lemak dari makanan. Penyakit ini sangat rentan terkena pada balita dan anak-anak.
Penyakit ini bisa menular dari satu anak ke anak lain melalui kontak, media penularan yaitu melalui air, dan akan dapat masuk ke dalam tubuh mereka karena meminum air yang telah terkontaminasi.
Parasit usus ini dapat menyebabkan gejala menyerupai diare berair, kram pada perut, mual dan perut kembung.
5. Apendisitis
Hal terburuk dari perut buncit disebabkan dari terjadinya usus buntu.
Distensi abdomen yang disertai dengan sakit perut pada episode bawah tempat perut episode kanan. Hal ini juga bisa menyebabkan terjadinya demam dan mual.
Untuk orang renta harus aktif dalam memperhatikan kondisinya, apabila Anda mengira bahwa gejala ini sangat menyerupai dengan radang usus buntu, maka segera periksa kepada dokter yang jago dalam hal ini. Karena hal ini sangat berbahaya.
6. Cara makan yang salah
Apa itu cara makan yang salah? Contoh dari salah satu cara makan yang salah pada anak yaitu anak yang terburu-buru untuk segera menghabiskan makanannya.
Cara makan yang salah lainnya yaitu makan terlalu banyak pada satu waktu, ini sangat rentan menyebabkan hal fatal yaitu memperberat kerja pencernaan.
Cara makan yang buruk termasuk juga makan sambil berbicara, sehingga membuat sang anak akan menelan banyak udara ke dalam perut, yang ini menjadi pemicu terbesar dari perut kembung.
7. Banyak menelan udara
Hal ini sering terjadi pada bayi, yang ibunya gres memiliki momongan, karena sang ibu belum mengetahui dengan benar cara menyusui bayinya, menyebabkan banyak udara yang malah tertelan bayi ketika mnyusu.
8. Terlalu banyak makan dan minum susu.
Memang makan dan minum susu itu penting, tetapi jikalau terlalu banyak menyebabkan perut bayi kembung karena, karena ada sebagian susu yang dikonsmsi bayi tetapi tidak dapa dicerna.
Perlu untuk memperhatikan kondisi perut bayi kembung, hindari terlalu sering menepuk-nepuk perut bayi walaupun pelan.
9. Giardia
Giardia merupakan benalu usus yang menyerang sistem pencernaan anak kecil, serta membuat tubuh gagal dalam menyerap zat lemak dari makanan.
Masalah giardia dapat menular dari satu anak ke anak lainnya melalui kontak. Parasit usus ini ditularkan melalui air, bisa masuk ke dalam tubuh akhir minum air yang terkontaminasi.
Gejalanya yaitu perut kembung, diare berair, kram perut dan rasa mual.
10. Makanan yang dikonsumsi ibu
Penyebab perut kembung pada bayi yang masih meminum ASI, dapat disebabkan dari makanan yang dikonsumsi sang ibu.
Sehingga, sang Ibu perlu untuk lebih memerhatikan makanan yang dikonsumsinya.
Disarankan untuk menghindari makanan yang dapat membentuk gas setelah dicerna, diantaranya kubis, kembang kol, brokoli, bawang dan kacang.
11. Makanan yang dikonsumsi bayi
Bayi telah berusia 6 bulan maka akan mulai makan, dimana pada ketika sepert ini, penting memerhatikan makanan yang diberikan.
Sayuran memang indah dan sehat untuk perkembangan bayi, akan tetapi tidak semua sayuran boleh dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Misalnya, brokoli. Memang sayuran ini sangat sehat, tetapi jikalau dikonsumsi berlebihan, brokoli bisa menyebabkan perut bayi kembung.
12. Dot bayi
Jika bayi meminum susu formula dari botol, maka penting untuk memilih dot yang pas dan indah untuk sang bayi.
Ujung dot yang terlalu kecil atau terlalu besar bisa menyebabkan lebih banyak udara yang masuk ke dalam perut bayi ketika minum susu, yang menyebabkan dilema perut pada bayi menyerupai kembung, ataupun sakit perut.
Cara mengatasi perut buncit pada anak
1. Penghangat dan pijatan biar gas di lambung mudah keluar
Hindari menggunakan metode kerokan karena belum tentu mengurangi gejala kembung anak. Mengerok juga membuat pori-pori kulit terbuka, yang ini tidaklah baik karena memicu masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh.
Bahaya lainnya dari mengerok yaitu berpotensi membuat pembuluh darah tepi pecah, umumnya ditandai dengan warna kemerahan di kulit.
2. Beri minuman hangat
Minuman hangat berguna untuk menunjukkan kenyamanan pada perut yang kembung, dan membuat anak dapat kentut guna mengeluarkan gas dari dalam tubuh.
3. Minum menggunakan gelas
Minum dari gelas bertujuan biar udara yang ikut masuk lebih sedikit volumenya, selain itu terhindari dari terlalu banyaknya air yang masuk secara mendadak ke dalam tenggorokan.
4. Gunakan balsam atau penghangat
Mengatasi perut buncit pada anak dan balita bisa dengan membalurkan penghangat di tempat perut, dada, dan punggung.
Jika anak alergi balsam atau minyak, bisa menggunakan kantong berisi air hangat, kemudian letakan di atas perut anak.
Selain itu, bisa memijat anak dengan lembut pada episode punggung, seputar perut (jangan terlalu keras), dada, dan telapak kakinya. Ingat!! Jangan hingga sang anak kesakitan.
5. Tidak makan sambil berbaring
Makan sambil berbaring menyebabkan masuknya gas ke lambung sang anak selama proses makan, yang sulit mencerna keluar dalam bentuk sendawa.
Bahkan, apabila sebelumnya perut sudah kembung, maka hal ini dapat semakin memperparah kondisinya. Jangan hingga ketika perut anak / bayi sudah dalan kondisi kembung, kemudian masih memberinya makan dalam posisi berbaring / tidur.
Anak yang alergi pada produk susu maka rentan untuk terkena Intoleransi. Walaupun susu, keju dan yogurt sangatlah baik untuk kesehatan sang anak,..
...karena di dalamnya memiliki kandungan berupa kalsium yang tinggi.
Akan tetapi untuk bawah umur yang mengalami intoleransi laktosa, maka sistem tubuh anak tidak dapat untuk menghasilkan enzim laktase, yaitu enzim yang dapat mencerna gula di dalam susu.
4. Akibat benalu usus
Parasit usus atau istilah kedokterannya disebut dengan istilah Giardia, sangat berbahaya karena menyerang sistem pencernaan anak.
Sehingga tubuh mereka tidak maksimal untuk menyerap zat lemak dari makanan. Penyakit ini sangat rentan terkena pada balita dan anak-anak.
Penyakit ini bisa menular dari satu anak ke anak lain melalui kontak, media penularan yaitu melalui air, dan akan dapat masuk ke dalam tubuh mereka karena meminum air yang telah terkontaminasi.
Parasit usus ini dapat menyebabkan gejala menyerupai diare berair, kram pada perut, mual dan perut kembung.
5. Apendisitis
Hal terburuk dari perut buncit disebabkan dari terjadinya usus buntu.
Distensi abdomen yang disertai dengan sakit perut pada episode bawah tempat perut episode kanan. Hal ini juga bisa menyebabkan terjadinya demam dan mual.
Untuk orang renta harus aktif dalam memperhatikan kondisinya, apabila Anda mengira bahwa gejala ini sangat menyerupai dengan radang usus buntu, maka segera periksa kepada dokter yang jago dalam hal ini. Karena hal ini sangat berbahaya.
6. Cara makan yang salah
Apa itu cara makan yang salah? Contoh dari salah satu cara makan yang salah pada anak yaitu anak yang terburu-buru untuk segera menghabiskan makanannya.
Cara makan yang salah lainnya yaitu makan terlalu banyak pada satu waktu, ini sangat rentan menyebabkan hal fatal yaitu memperberat kerja pencernaan.
Cara makan yang buruk termasuk juga makan sambil berbicara, sehingga membuat sang anak akan menelan banyak udara ke dalam perut, yang ini menjadi pemicu terbesar dari perut kembung.
loading...
7. Banyak menelan udara
Hal ini sering terjadi pada bayi, yang ibunya gres memiliki momongan, karena sang ibu belum mengetahui dengan benar cara menyusui bayinya, menyebabkan banyak udara yang malah tertelan bayi ketika mnyusu.
8. Terlalu banyak makan dan minum susu.
Memang makan dan minum susu itu penting, tetapi jikalau terlalu banyak menyebabkan perut bayi kembung karena, karena ada sebagian susu yang dikonsmsi bayi tetapi tidak dapa dicerna.
Perlu untuk memperhatikan kondisi perut bayi kembung, hindari terlalu sering menepuk-nepuk perut bayi walaupun pelan.
9. Giardia
Giardia merupakan benalu usus yang menyerang sistem pencernaan anak kecil, serta membuat tubuh gagal dalam menyerap zat lemak dari makanan.
Masalah giardia dapat menular dari satu anak ke anak lainnya melalui kontak. Parasit usus ini ditularkan melalui air, bisa masuk ke dalam tubuh akhir minum air yang terkontaminasi.
Gejalanya yaitu perut kembung, diare berair, kram perut dan rasa mual.
10. Makanan yang dikonsumsi ibu
Penyebab perut kembung pada bayi yang masih meminum ASI, dapat disebabkan dari makanan yang dikonsumsi sang ibu.
Sehingga, sang Ibu perlu untuk lebih memerhatikan makanan yang dikonsumsinya.
Disarankan untuk menghindari makanan yang dapat membentuk gas setelah dicerna, diantaranya kubis, kembang kol, brokoli, bawang dan kacang.
11. Makanan yang dikonsumsi bayi
Bayi telah berusia 6 bulan maka akan mulai makan, dimana pada ketika sepert ini, penting memerhatikan makanan yang diberikan.
Sayuran memang indah dan sehat untuk perkembangan bayi, akan tetapi tidak semua sayuran boleh dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Misalnya, brokoli. Memang sayuran ini sangat sehat, tetapi jikalau dikonsumsi berlebihan, brokoli bisa menyebabkan perut bayi kembung.
12. Dot bayi
Jika bayi meminum susu formula dari botol, maka penting untuk memilih dot yang pas dan indah untuk sang bayi.
Ujung dot yang terlalu kecil atau terlalu besar bisa menyebabkan lebih banyak udara yang masuk ke dalam perut bayi ketika minum susu, yang menyebabkan dilema perut pada bayi menyerupai kembung, ataupun sakit perut.
Cara mengatasi perut buncit pada anak
1. Penghangat dan pijatan biar gas di lambung mudah keluar
Hindari menggunakan metode kerokan karena belum tentu mengurangi gejala kembung anak. Mengerok juga membuat pori-pori kulit terbuka, yang ini tidaklah baik karena memicu masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh.
Bahaya lainnya dari mengerok yaitu berpotensi membuat pembuluh darah tepi pecah, umumnya ditandai dengan warna kemerahan di kulit.
2. Beri minuman hangat
Minuman hangat berguna untuk menunjukkan kenyamanan pada perut yang kembung, dan membuat anak dapat kentut guna mengeluarkan gas dari dalam tubuh.
3. Minum menggunakan gelas
Minum dari gelas bertujuan biar udara yang ikut masuk lebih sedikit volumenya, selain itu terhindari dari terlalu banyaknya air yang masuk secara mendadak ke dalam tenggorokan.
4. Gunakan balsam atau penghangat
Mengatasi perut buncit pada anak dan balita bisa dengan membalurkan penghangat di tempat perut, dada, dan punggung.
Jika anak alergi balsam atau minyak, bisa menggunakan kantong berisi air hangat, kemudian letakan di atas perut anak.
Selain itu, bisa memijat anak dengan lembut pada episode punggung, seputar perut (jangan terlalu keras), dada, dan telapak kakinya. Ingat!! Jangan hingga sang anak kesakitan.
5. Tidak makan sambil berbaring
Makan sambil berbaring menyebabkan masuknya gas ke lambung sang anak selama proses makan, yang sulit mencerna keluar dalam bentuk sendawa.
Bahkan, apabila sebelumnya perut sudah kembung, maka hal ini dapat semakin memperparah kondisinya. Jangan hingga ketika perut anak / bayi sudah dalan kondisi kembung, kemudian masih memberinya makan dalam posisi berbaring / tidur.
0 Response to "12 Penyebab Perut Buncit pada Anak & Bayi, Serta Cara Mengatasinya"
Post a Comment