14 Bahaya Kecanduan Bermain Game Bagi Anak & Pelajar (24 Cara Mengatasinya)

Dunia anak memang sering disebut dengan dunia bermain, dimana bawah umur banyak menghabiskan waktu dengan bermain, baik itu dengan keluarga, saudara maupun teman-temannya.

Adapun yang menjadi pembahasan kali ini, bahwa fenomena ketika ini, aktifitas anak untuk bermain di luar ruangan semakin menurun, hal ini merupakan hal yang kurang baik alasannya yakni anak kekurangan kegiatan fisik (bukan berarti tidak boleh bermain di dalam ruangan)...

...salah satu penyebabnya anak terlalu sering bermain video game, yang sekarang ini semakin banyak jumlahnya, baik itu dimainkan di gadget, laptop, maupun komputer.

Banyak orangtua yang salah mengira, bahwa anaknya jenius alasannya yakni bakir bermain game, yang terjadi justru bawah umur yang terlalu sering bermain video game bisa membahayakan kondisi fisik maupun psikologisnya.

Bahaya Kecanduan Bermain Game Bagi Anak & Pelajar (24 Cara mengatasinya)

Penelitian yang pernah dipublikasikan di Jurnal Pediatrics, antara lain penelitian dilakukan di Seattle Children’s Research Institute (2011), Lowa State University (2010), dan Stanford University School of Medicine (2009)...

...menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa kebanyakan bermain game bisa mengganggu proses tumbuh kembang anak.

Game juga dapat membuat anak dan remaja kecanduan, menyerupai halnya obat narkotika, minuman keras ataupun judi

#1. Gangguan pada radang sendi anak
Masalah kesehatan yang tidak jarang dialami anak yang suka bermain game yakni postur tubuhnya yang membungkuk, alasannya yakni posisi duduk anak yang tidak beraturan (dan kurang baik) ketika bermain game.

Pada sebuah penelitian di Inggris dan Amerika Serikat, menemukan penyebab dari sakit dan nyeri yang dialami bawah umur setelah bermain game di handphone, ataupun membuka aplikasi lainnya selama berjam-jam…

...yaitu kondisi gerakan tangan yang sama dan berulang-ulang ketika anak bermain game di handphone. Yang kalau sudah sangat lama menggunakan handphone, maka menunjukkan dampak cukup parah berupa rasa nyeri yang dahsyat di pergelangan tangan.

#2. Gangguan pada penglihatan anak
Sering bermain game juga bisa menimbulkan dilema pada organ mata, bermain game yang terlalu lama disertai dengan jarak mata dan monitor yang terlalu dekat, dapat menunjukkan dampak buruk pada penglihatan anak.

Menurut Dra. Mayke S. Tedjasaputra, M.Si., seorang play therapist, bahwa bermain game di handphone, laptop komputer atau gadget lainnya memang memberkan daya stimulus yang kuat bagi anak, alasannya yakni adanya gerak dan suara.

Tetapi, terlalu lama bermain game bisa menimbulkan bahaya, dimana menyebabkan anak sering “terlalu” fokus pada layar saja, yang menjadikan tracking pada mata, yang risikonya menurunkan kemampuan anak dalam membaca.


#3. Bahaya obesitas pada anak
Sering bermain video game, membuat kurangnya kegiatan anak di luar ruangan, dimana mereka hanya duduk saja depan layar bermain game hal ini membuat anak bisa terkena obesitas.

Walaupun jarang terjadi, tetapi anak yang sudah kecanduan bermain game ini, minimalnya akan mengurangi kegiatan geraknya, dimana seharusnya anak seumumrnya perlu sering melaksanakan kegiatan fisik, guna menunjang kekuatan tubuhnya yang sedang tumbuh.

#4. Gangguan motorik anak.
Tubuh yang jarang untuk digerakan ini, terutama lagi pada anak-anak, beresiko mengurangi kesempatan anak untuk melatih kemampuan motoriknya, yang bisa menunjukkan risiko fatal pada anak.

#5. Gangguan kesehatan secara umum
Menatap layar video games terus menerus dalam waktu yang lama, menjadikan anak rentan mengalami sakit kepala, nyeri leher, gangguan tidur, hingga gangguan penglihatan.

#6. Banyak game yang mengandung unsur kekerasan
Terlalu sering bemain game akan besar lengan berkuasa negatif terhadap kepribadian anak itu sendiri. Hal itu alasannya yakni ketika anak berumur dala, rentang 4-17 tahun akan cenderung menyerap dan memalsukan segala sesuatu yang dilihatnya.

Yang menjadi masalah, aneka macam game game yang biasa dimainkan oleh bawah umur mengandung unsur kekerasan, sehingga tidak mendidik...

...hal inilah yang memicu abjad anak terbentuk menjadi seorang pemberontak, susah diatur dan sering membuat masalah.

#7. Perubahan sikap dan perilaku anak
Hal yang tidak kalah buruknya, bahkan sangat buruk, anak seharian bermain video game membahayakan kondisi psikologisnya, lebih parah lagi kalau game yang dimainkan oleh anak mengandung unsur kekerasan.

Hal ini bisa berakbiat fatal, sangat dikhawatirkan anak akan menirukan apapun yang telah dilihatnya, sehingga janganlah heran kalau sekarang sering ditemukan kasus kekerasan yang pelakunya ternyata masih bawah umur usia sekolah dasar.

Penelitian ilmiah yang telah dilakukan, menemukan hasil bahwa anak yang sering bermain game dengan konten kekerasan cenderung berprilaku lebih agresif.

Sebuah kasus yang terjadi pada seorang anak berusia empat tahun. Dia sering bermain game Angry Birds, dan ketika sang ibu memintanya untuk berhenti memainkan game…

...maka responnya menjadi garang dan berani membentak. Apabila handphone yang dipegangnya (untuk bermain game) diambil paksa, maka beliau mulai menangis.

Kejadian ini menimbulkan sebuah kekhawatiran tersendiri bagi orang tua, terhadap kondisi perkembangan mental anak.

#8. Masalah sosialisasi pada anak
Aanak bermain game, maka dirinya lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dengan mesin (bukan manusia).  Hal ini menyebabkan anak akan tumbuh menjadi sosok yang merasa canggung dan kurang nyaman ketika bergaul dengan teman-temannya.

Sebuah studi oleh National Institute yang berbasis di Minneapolis untuk Media dan Keluarga, menemukan hasil penelitiannya bahwa video game bisa menjadi adiktif bagi anak-anak.

Kecanduan video game pada anak beramibat meningkatkan depresi dan kecemasan. Anak-anak yang kecanduan game menunjukkan fobia sosial. Sehingga bawah umur yang kecanduan video game mengalami prestasi sekolah yang buruk.

#9. Mengalami dilema komunikasi
Kegiatan berkomunikasi tidak hanya berupa bicara dan mendengarkan kalimat yang terucap, tetapi perlu juga memiliki kemampuan membaca verbal lawan bicara, serta kondisinya.

Anak yang kurang sering bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari, biasanya akan kesulitan untuk memiliki kemampuan ini.

Loading...

#10. Mengikis empati anak
Tidak jarang menimpa anak, yang bermaini jenis game yang memiliki konten kekerasan, menyerupai perang-perangan, martial art, dsb... menjadikan terkikisnya empati si anak terhadap orang lain.

Hal ini tentu sangat tidak baik. Tidak sedikit bawah umur yang memalsukan tokoh pendekar dalam permainan gamenya, sehingga melaksanakan kekerasan terhadap teman-temannya.

Hal ini alasannya yakni anak mengalami obsesi negatif, yaitu perasaannya yang tertekan ketika tidak bermain game, sehingga anak terus berpikir wacana game dan ingin bermain untuk waktu yang cukup lama.

#11. Mengabaikan kebutuhan lain.
Misalnya terganggunya berguru anak, makan, mandi, tidur, dan anak lebih suka bermain game sendiri di depan komputer dibandungkan bergaul dengan saudara atau sobat di lingkungan sekitarnya.

Seharian bermain game membuat anak terisolasi secara sosial. Anak lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain game, dari pada kegiatan penting menyerupai mengerjakan PR, olahraga, belajar, membaca buku bermanfaat, olahraga, dan berinteraksi bersama keluarga dan teman-teman.

#12. Mendorong ketidakjujuran
Mengenai waktu dan uang yang sudah mereka habiskan untuk bermain game, ketika ditanya wacana aktivitasya dan uang yang digunakannya, mereka akan melaksanakan kebohongan untuk melindungi kesenangan bermain gamenya.

#13. Anak tidak bisa mengendalikan diri
Pecandu game yang sudah parah, yang beramin bisa sepanjang malam. Sehingga tidak ada kegiatan lainnya yang seharusnya dilakukannya, hal ini akan menghambat kemampuan anak dalam mengatur waktunya sendiri dengan baik.

#14. Mempengaruhi otak
Perubahan struktur otak akhir kecanduan game dapatdiketahui dengan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonansi Imaging). Pecandu game mengalami peningkatan metabolisme glukosa dalam gyrus orbitofrontal kanan tengah, nukleus caudatus kiri, dan insula kanan dari otak.

Kesenangannya membuat anak “terlalu” lama bermain game, yang risikonya berakibat pada perubahan struktur dendrit sel-sel di otak, yang menyebabkan anak mengalami dilema dalam mengontrol perilaku sehari-harinya.

Pada penelitian yang diterbitkan di Psychology of Popular Media Culture pada tahun 2012, penelitian tersebut menemukan bahwa bermain game (terlalu lama) dapat menyakiti dilema konsentrasi...

...memang bermain game meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi dalam jangka pendek, tetapi merusak konsentrasi dalam jangka panjang .

Data dari penelitian di Amerika serikat menyatakan 1 dari 10 gamer mengalami gangguan kehidupan sosial, prestasi belajar, sekolah dan dilema di pekerjaan bagi orang dewasa.

Walaupun sekarang banyaki game ataupun aplikasi yang dikembangkan khusus untuk anak-anak, akan tetapi penggunaan yang berlebihan tetap saja berakibat fatal bagi anak-anak.

Beberapa dampak negatif dan ancaman bermain game video game bagi anak, mencangkup game online, game komputer / laptop, tablet, hingga Hand Phone.


Cara mengatasi kecanduan bermain game (online, dll) bagi anak & pelajar
  1. Penting membatasi waktu bermain game online ataupun lainnya, maksimal hanya 2 jam sehari (kalau bisa batasi hanya 1 jam dalam sehari). Hal ini untuk mencegah anak kecanduan.
  2. Pastikan anak sebelum bermain game, semua peran sekolahnya sudah diselesaikan, alasannya yakni setelah bermain game, biasanya anak akan kelelahan pikirannya.
  3. Buat sebuah peraturan bersama anak, bahwa kalau ingin bermain game maka sebelumnya perlu melaksanakan kegiatan berguru dan kegiatan sosialisasi dengan teman-temannya.
  4. Expose anak ke aktifitas lain. Orang bau tanah bisa mengarahkan anak untuk bergabung ke dalam suatu kegiatan positif, utamanya yang berkaitan dengan manfaat secara fisik dan kemampuan sosialisasi.
  5. Awasi kegiatan anak ketika bermain game, pastikan supaya jangan hingga memalsukan hal-hal buruk yang mungkin terdapat pada game yang dimainkannya.
  6. Pilih jenis permainan yang edukatif, yang juga sesuai dengan usia anak.
  7. Hindari meletakkan perangkat bermain video game di kamar anak, hendaknya diletakkan di ruang keluarga, sehingga orang bau tanah tetap bisa mengawasi.
  8. Jika isi game menyimpang, pahamkan anak bahwa kehidupan kasatmata tidak menyerupai yang digambarkan dalam permainan game tersebut (yang dimainkannya).
  9. Ajak anak tamasya menyerupai ke pantai atau keluar kota, dimana anak nantinya menikmati alam bersama keluarga.
  10. Ajak anak melaksanakan kegiatan olahraga, hal ini membantu anak untuk melupakan game online. Anda bisa mengajak anak pergi ke taman untuk bermain sepak bola, basket, bulu tangkis, baseball, dll.
  11. Doronglah anak untuk ikut kegiatan ekstrakurikuler sekolah, biasanya ada banyak jenis estrakurikuler sekolah, dorong anak supaya menyukai salah satunya, hal ini membuat anak terlatih untuk bersosialisasi serta melatih fisiknya.
  12. Ajak meraka untuk ikut mengaji di masjid, menyerupai berguru membaca Al-Quran, melaksanakan sholat dan mendengarkan ceramah. Hal ini sangat penting untuk anak, selain untuk fisik dan mentalnya, juga menambah keimanan mereka kepada Allah, sehingga kelak tumbuh menjadi orang yang baik.
  13. Dorong dan dukung anak kalau dirinya mulai ingin berhenti bermain game online, pastikan orang bau tanah bersahabat dengan anaknya, sehingga anak dapat terbuka dalam mengungkapkan masalah-masalahnya.
  14. Dorong anak hingga risikonya mau berbaurlah dengan orang lain, hal ini alasannya yakni berinteraksi dengan orang lain sangatlah penting, peran orang bau tanah yakni  mencarikan teman-teman yang baik bagi anak.
  15. Orang bau tanah perlu secara bertahap menjauhkan perangkat game dan aplikasi game dari jangkauan anak-anak. Jika bisa, sembunyikan perangkat game. Tetapi ingat, tindakan ini perlu dilakukan secara bertahap, supaya anak tidak kaget dengan hal ini, sehingga lama kelamaan anak akan terbiasa, mungkin proses ini membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.
  16. Jika memang orang bau tanah tidak bisa menyembunyikan perangkat game dari anak-anak, maka setidaknya letakan perangkat game (komputer, lapop, tablet, dll) di ruang terbuka, menyerupai di ruang keluarga.  Sehingga orang bau tanah bisa mengawasi anak dalam bermain game.
  17. Tidak perlu eksklusif melarang anak total berhenti main video game, bisa saja anak apabila dilarang total main game di rumah, maka akan lari ke warnet, sehingga menghentikan kebiasaan anak main game secara perlahan.
  18. Hindari bersikap otoriter, jangan merebut paksa perangkat game yang sedang dimainkan anak, kalau masih bisa melaksanakan dialog secara lembut, hingga anak mengerti. Tindakan adikara hanya menghentikan sementara, tetapi di lain waktu membuat anak “lebih berani”, dan balik memusuhi orang tuanya.
  19. Orang bau tanah juga bisa mengajak anak bicara baik-baik, supaya nantinya bisa dibuat perjanjian bahwa mereka hanya bisa bermain game di waktu libur saja.
  20. Coba mengalihkan perhatian anak dengan beragam kegiatan, supaya hari-hari anak padat dengan akivitas yang bermanfaat, di lain waktu Anda bisa mengajak anak berjalan-jalan untuk merefresh pikirannya.
  21. Pilih game yang sesuai dengan usia anak, yang mendidik anak, merangsang daya nalarnya, pengetahuan, menghibur, membangun imajinasi dan kreatifitas anak. Penting menghindari game dengan unsur kekerasan, menyerupai kepingan berkelahi, membunuh, memukul, darah berceceran, dll.
  22. Apabila memang akan membelikan game untuk anak, pastikan tidak membelikan games yang berlogo M atau A,  karena itu yakni logo yang mengambarkan game tersebut hanya boleh dimainkan oleh orang dewasa, atau 18 tahun keatas. Pilih yang berlogo misal eC =Early Childhood, atau E=everyone,
  23. Pastika kedua orangtua sudah cukup menunjukkan waktu dan perhatian untuk sang anak, hal ini supaya mencegah anak asyik dengan kegiatan yang menyimpang.
  24. Jangan lupa! Dari temannya, terkadang anak saling mengkopi games, orang bau tanah perlu mengontrol game yang dimainkan anak.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "14 Bahaya Kecanduan Bermain Game Bagi Anak & Pelajar (24 Cara Mengatasinya)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel