Hormon & Reproduksi


 Reproduksi  insan yang normal melibatkan interaksi antara banyak sekali hormon dan  organ Hormon & Reproduksi
Reproduksi insan yang normal melibatkan interaksi antara banyak sekali hormon dan organ, yang diatur oleh hipotalamus (suatu tempat di otak).

Pada laki-laki dan wanita, hipotalamus menghasilkan hormon yang disebut releasing factors (RH).

RH berjalan ke hipofisa (sebuah kelenjar yang terletak di bawah hipotalamus) dan merangsang hipofisa untuk melepaskan hormon lainnya. Misalnya gonadotropin-releasing hormones (dihasilkan oleh hipotalamus) merangsang hipofisa untuk menghasilkan luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).

LH dan FSH merangsang pematangan kelenjar reproduktif dan pelepasan hormon seksual:
# Ovarium pada perempuan melepaskan estrogen
# Testis pada laki-laki melepaskan androgen (misalnya testosteron).
Hormon seksual juga dilepaskan oleh kelenjar adrenal, yang terletak di atas ginjal.


Pola pelepasan hormon dan kadar hormon di dalam darah merupakan petunjuk dari adanya perangsangan maupun penghambatan dalam pelepasan LH dan FSH oleh hipofisa. Misalnya, penurunan kadar hormon seksual merangsang hipofisa untuk melepaskan lebih banyak LH dan FSH.


Hormon dilepaskan setiap 1-3 jam, sebab itu kadar hormon di dalam darah biasanya turun naik.

PUBERTAS
Pubertas ialah masa awal pematangan seksual, yaitu suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta bisa mengadakan proses reproduksi.
Pubertas berafiliasi dengan pertumbuhan yang pesat dan timbulnya ciri-ciri seksual sekunder.

Pada dikala lahir, kadar LH dan FSH ialah tinggi, tetapi beberapa bulan kemudian menurun dan tetap rendah hingga masa pubertas.


Pada awal masa pubertas, kadar kedua hormon tersebut meningkat, sehingga merangsang pembentukan hormon seksual. Peningkatan kadar hormon menyebabkan:
# Pematangan payudara, ovarium, rahim dan vagina
# Dimulainya siklus menstruasi
# Timbulnya ciri-ciri seksual sekunder (misalnya rambut kemaluan dan rambut ketiak).
Perubahan tersebut terjadi secara berurutan selama masa pubertas hingga terjadi kematangan seksual.

Pada anak perempuan, perubahan yang pertama kali terjadi pada masa pubertas biasanya ialah penonjolan payudara, yang segera diikuti dengan tumbuhnya rambut kemaluan dan rambut ketiak. Jarak antara penonjolan payudara dengan siklus menstruasi yang pertama biasanya sekitar 2 tahun.

Bentuk tubuh berubah dan persentase lemak tubuh bertambah. Pertumbuhan tubuh yang pesat (terutama penambahan tinggi badan) biasanya dimulai sebelum payudara membesar. Selain itu dari vagina keluar cairan yang jernih atau keputihan dan terjadi penambahan lebar tulang panggul.

Pertumbuhan tubuh relatif paling cepat terjadi pada masa awal pubertas (sebelum siklus menstruasi mulai). Lalu pertumbuhan menjadi lambat dan biasanya berhenti pada usia 14-16 tahun. Pada anak laki-laki ialah sebaliknya, pertumbuhan tubuh yang paling pesat terjadi pada usia 13-17 tahun dan terus berlangsung hingga awal 20 tahun.

Pada anak perempuan, pubertas biasanya terjadi pada usia 9-16 tahun. Anak perempuan rata-rata mengalami masa pubertas 2 tahun lebih awal daripada anak laki-laki.
Usia pubertas sepertinya dipengaruhi oleh kesehatan dan gizi anak, juga faktor sosial-ekonomi dan keturunan.

Anak perempuan yang agak gemuk cenderung mengalami siklusnya yang pertama lebih awal, sedangkan anak perempuan yang kurus dan kekurangan gizi cenderung mengalami siklusnya yang pertama lebih lambat. Siklus yang pertama juga terjadi lebih awal pada anak perempuan yang tinggal di kota.


SIKLUS MENSTRUASI
Menstruasi ialah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada dikala kehamilan.

Menstruasi yang pertama kali (disebut menarke) paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun.

Menstruasi merupakan menandakan masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke hingga terjadinya menopause.

Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1). Siklus berakhir sempurna sebelum siklus menstruasi berikutnya.
Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% perempuan yang mempunyai siklus 28 hari.

Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat sesudah menarke dan sesaat sebelum menopause.

Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur. Jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini ialah normal, sesudah beberapa usang siklus akan menjadi lebih teratur.

Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan menciptakan catatan pada kalender.Dengan memakai kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui contoh siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang.

Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, kemudian hitung hingga tanda silang berikutnya. Dengan demikian anda sanggup mengetahui siklus anda.

Setiap bulan, sesudah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.

Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telulr ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma.

Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.

Pada sekitar hari ke-28, kalau tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus bisa berlangsung selama 3-5 hari, kadang hingga 7 hari.

Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.

Siklus menstruasi
 Reproduksi  insan yang normal melibatkan interaksi antara banyak sekali hormon dan  organ Hormon & Reproduksi
Perkembangan folikel
 Reproduksi  insan yang normal melibatkan interaksi antara banyak sekali hormon dan  organ Hormon & Reproduksi
Siklus menstruasi terbagi menjadi 3 fase:

1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 hingga sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler sebab pada dikala ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium.

Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.

Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.

Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel gres untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali kalau perdarahannya sangat hebat.

2. Fase Ovulatoir

Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam sesudah terjadi peningkatan kadar LH.

Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, risikonya pecah dan melepaskan sel telur. Pada dikala ovulasi ini beberapa perempuan mencicipi nyeri tumpul pada perut pecahan bawahnya; nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam.

3. Fase Luteal

Fase ini terjadi sesudah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.

Progesteron menimbulkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi hingga siklus yang gres dimulai.
Peningkatan suhu ini bisa dipakai untuk memperkirakan terjadinya ovulasi.

Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang gres akan dimulai, kecuali kalau terjadi pembuahan.

Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron hingga janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri.

Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Hormon & Reproduksi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel