Latihan Fisik Bantu Anak Kelebihan Berat Berpikir Lebih Baik
Latihan fisik teratur meningkatkan kemampuan anak yang kelebihan berat tubuh untuk berpikir, merencanakan, dan bahkan cerdik matematika, berdasarkan laporan para peneliti Sains Kesehatan Universitas Georgia.
Mereka berharap inovasi pada 171 anak yang kelebihan berat tubuh berumur 7 sampai 11 tahun yang hanya duduk-duduk saja saat studi itu dimulai, memperlihatkan para guru bukti yang diharapkan untuk memastikan bahwa aktifitas fisik yang penuh semangat merupakan bab dari setiap hari sekolah, tutur Dr. Catherine Davis, psikolog klinis kesehatan di GHSU's Georgia Prevention Institute dan rekan peneliti studi tersebut di Health Psychology.
"Saya harap inovasi ini akan membantu mengembalikan kembali pentingnya aktifitas fisik di sekolah-sekolah dalam membantu bawah umur untuk tetap dalam kondisi baik secara fisik dan pandai secara mental," kata Davis. "Anak-anak perlu menjadi aktif untuk mencapai potensi mereka." Demikian menyerupai yang dikutip dari ScienceDaily (11/02/11).
Untuk mengukur kognisi, para peneliti memakai Sistem Penilaian Kognitif dan Woodcock-Johnson Tests of Achievement III yang mengukur kemampuan menyerupai melaksanakan perencanaan dan keahlian-keahlian akademis menyerupai matematika dan membaca. Sebagian bawah umur tersebut mendapatkan pencitraan resonansi magnetik fungsional yang menampilkan daerah-daerah yang meningkat atau turun dari aktifitas otak.
Pencitraan resonansi magnetik (PRM) memperlihatkan bahwa mereka yang melaksanakan latihan mengalami peningkatan aktifitas otak di korteks prefrontal yang merupakan wilayah yang terhubung dengan pemikiran rumit, menciptakan keputusan dan sikap sosial yang benar, dan penurunan aktifitas di wilayah otak yang berada di belakangnya. Perubahan ke depan nampaknya konsisten dengan lebih cepatnya perkembangan keahlian kognitif, tutur Davis.
Lebih banyak mereka melaksanakan latihan, lebih baik hasilnya. Hasil tes intelegensi meningkat 3,8 poin bagi mereka yang melaksanakan latihan 40 menit tiap hari usai sekolah selama tiga bulan dan manfaat lebih kurang bagi mereka yang melaksanakan latihan 20 menit setiap hari.
Aktifitas di bab otak mereka untuk fungsi direktur juga meningkat pada bawah umur yang melaksanakan latihan. "Anda hanya belum mengetahui imbas apa yang akan muncul saat anda meningkatkan kemampuan bawah umur untuk mengendalikan perhatian mereka, untuk berperilaku baik di sekolah, untuk melaksanakan pilihan yang lebih baik," catat Davis. "Mungkin mereka cenderung akan tinggal di sekolah dan tidak akan menerima kesulitan."
Peningkatan yang sama terlihat dalam keahlian matematika; yang menarik, tak ada peningkatan ditemukan dalam keahlian membaca. Para peneliti memperhatikan bahwa pencapaian peningkatan matematika luar biasa alasannya ialah tak ada pelajaran matematika yang diberikan dan menyimpulkan bahwa interfensi lebih usang bisa saja menghasilkan hasil yang lebih baik.
Anak-anak dalam aktivitas latihan bermain ulet dengan permainan lari, hula hoops dan lompat tali, meningkatkan detak jantung ke 79 persen dari maksimum, yang dianggap penuh dengan energi.
Peningkatan kognitif cenderung muncul dari rangsangan otak yang tiba dari pergerakan ketimbang berasal dari peningkatan kardiovaskuler, menyerupai peningkatan suplai darah dan oksigen, kata Davis. "Anda tidak sanggup menggerakan tubuh anda tanpa otak."
Para peneliti berhipotesa bahwa aktifitas fisik yang sedemikian bersemangat mendukung pengembangan sistem otak yang mendasari kognisi dan perilaku. Studi binatang memperlihatkan bahwa aktifitas aerobik meningkatkan faktor-faktor pertumbuhan semoga otak mendapatkan lebih banyak pembuluh darah, lebih banyak neuron dan lebih banyak koneksi antar neuron. Studi pada orang cukup umur yang lebih renta memperlihatkan bahwa latihan fisik menguntungkan otak dan penelitian yang dilakukan oleh Davis memperluas sains tersebut pada bawah umur dan kemampuan mencar ilmu mereka di sekolah.
Kategori Terkait:
Informasi Terkait:
Mereka berharap inovasi pada 171 anak yang kelebihan berat tubuh berumur 7 sampai 11 tahun yang hanya duduk-duduk saja saat studi itu dimulai, memperlihatkan para guru bukti yang diharapkan untuk memastikan bahwa aktifitas fisik yang penuh semangat merupakan bab dari setiap hari sekolah, tutur Dr. Catherine Davis, psikolog klinis kesehatan di GHSU's Georgia Prevention Institute dan rekan peneliti studi tersebut di Health Psychology.
"Saya harap inovasi ini akan membantu mengembalikan kembali pentingnya aktifitas fisik di sekolah-sekolah dalam membantu bawah umur untuk tetap dalam kondisi baik secara fisik dan pandai secara mental," kata Davis. "Anak-anak perlu menjadi aktif untuk mencapai potensi mereka." Demikian menyerupai yang dikutip dari ScienceDaily (11/02/11).
Untuk mengukur kognisi, para peneliti memakai Sistem Penilaian Kognitif dan Woodcock-Johnson Tests of Achievement III yang mengukur kemampuan menyerupai melaksanakan perencanaan dan keahlian-keahlian akademis menyerupai matematika dan membaca. Sebagian bawah umur tersebut mendapatkan pencitraan resonansi magnetik fungsional yang menampilkan daerah-daerah yang meningkat atau turun dari aktifitas otak.
Pencitraan resonansi magnetik (PRM) memperlihatkan bahwa mereka yang melaksanakan latihan mengalami peningkatan aktifitas otak di korteks prefrontal yang merupakan wilayah yang terhubung dengan pemikiran rumit, menciptakan keputusan dan sikap sosial yang benar, dan penurunan aktifitas di wilayah otak yang berada di belakangnya. Perubahan ke depan nampaknya konsisten dengan lebih cepatnya perkembangan keahlian kognitif, tutur Davis.
Lebih banyak mereka melaksanakan latihan, lebih baik hasilnya. Hasil tes intelegensi meningkat 3,8 poin bagi mereka yang melaksanakan latihan 40 menit tiap hari usai sekolah selama tiga bulan dan manfaat lebih kurang bagi mereka yang melaksanakan latihan 20 menit setiap hari.
Aktifitas di bab otak mereka untuk fungsi direktur juga meningkat pada bawah umur yang melaksanakan latihan. "Anda hanya belum mengetahui imbas apa yang akan muncul saat anda meningkatkan kemampuan bawah umur untuk mengendalikan perhatian mereka, untuk berperilaku baik di sekolah, untuk melaksanakan pilihan yang lebih baik," catat Davis. "Mungkin mereka cenderung akan tinggal di sekolah dan tidak akan menerima kesulitan."
Peningkatan yang sama terlihat dalam keahlian matematika; yang menarik, tak ada peningkatan ditemukan dalam keahlian membaca. Para peneliti memperhatikan bahwa pencapaian peningkatan matematika luar biasa alasannya ialah tak ada pelajaran matematika yang diberikan dan menyimpulkan bahwa interfensi lebih usang bisa saja menghasilkan hasil yang lebih baik.
Anak-anak dalam aktivitas latihan bermain ulet dengan permainan lari, hula hoops dan lompat tali, meningkatkan detak jantung ke 79 persen dari maksimum, yang dianggap penuh dengan energi.
Peningkatan kognitif cenderung muncul dari rangsangan otak yang tiba dari pergerakan ketimbang berasal dari peningkatan kardiovaskuler, menyerupai peningkatan suplai darah dan oksigen, kata Davis. "Anda tidak sanggup menggerakan tubuh anda tanpa otak."
Para peneliti berhipotesa bahwa aktifitas fisik yang sedemikian bersemangat mendukung pengembangan sistem otak yang mendasari kognisi dan perilaku. Studi binatang memperlihatkan bahwa aktifitas aerobik meningkatkan faktor-faktor pertumbuhan semoga otak mendapatkan lebih banyak pembuluh darah, lebih banyak neuron dan lebih banyak koneksi antar neuron. Studi pada orang cukup umur yang lebih renta memperlihatkan bahwa latihan fisik menguntungkan otak dan penelitian yang dilakukan oleh Davis memperluas sains tersebut pada bawah umur dan kemampuan mencar ilmu mereka di sekolah.
Kategori Terkait:
Informasi Terkait:
- Manfaat Tidur Malam Bagi Kecakapan Balita
- Vitamin D Tidak Meningkatkan Kepadatan Tulang Anak Sehat
- Anak Kecil Sensitif Terhadap Perilaku dan Maksud Orang Lain
- Bukti Anak Dikorbankan Bangsa Inka Ditemukan
- Latihan Menulis Bantu Wanita Atasi Stereotipe Gender
- Anjing Sebagai Ahli Terapi Anak Terbaik?
- Bayi Merasa Lebih Cepat Dari Yang Diduga
0 Response to "Latihan Fisik Bantu Anak Kelebihan Berat Berpikir Lebih Baik"
Post a Comment